🖤 35. Pergi

6.5K 158 0
                                    

-------------------

Varen terus mondar mandir kesana kemari, dengan noda merah yang masih menempel di tangannya. Dengan air mata yang terus berair dan wajah yang sudah basah, dan sesekali melirik ke ruang IGD.

"Sayang....."

Azel menemani suaminya dan tidak pernah meninggalkan sisi Varen sedikitpun. Azel lalu mendekati Varen dan membawa sang suami ke dalam dekapannya.

"Varen......Laura kita pasti kuat"

Tak berselang lama, nyonya Elma dan tuan Risyan sampai di rumah sakit. Nyonya Elma langsung memeluk Azel, dan menangis saat itu juga.

"Kamu harus bertahan Lau......demi kami semua" batin Azel

Pintu ruang IGD terbuka, menampilkan dokter dengan stelan lengkapnya, tidak lupa masker yang menutupi wajahnya.

Mereka yang ada disana bergegas mendekati dokter dan menanyakan keadaan Laura. Dokterpun menurunkan
maskernya dan mulai berbicara.

"Dok bagaiman keadaan anak saya? Dia baik - baik aja kan?" Tanya tuan Risyan dan dokter menghela napas

"Kondisi pasien sangat kritis, kankernya sudah memasuki stadium akhir. Dan saat ini, pasien mengalami koma"

Deg

"Apa? Kanker?" Mata tuan Risyan membuta sempurna sementara nyonya Elma semakin menangis mendengar itu

"Iya. Sekarang pasien akan dipindahkan ke ruang ICU" lanjut sang dokter kemudian beranjak dari sana

"Varen, kenapa kamu gak pernah ngomong kalau Laura sakit?" Gumam tuan Risyan menatap Varen

"Urusannya pada kalian apa? Kalian gak punya hak buat tau tentang penyakit Laura. Ingat! Laura hanya punya kakak dan tidak punya siapa - siapa" sarkas Varen menekankan setiap kata yang ia ucapkan dan menatap tajam tua Risyan

Kalimat Varen mampu menusuk di hati dua orang yang ada disana. Varen memang benar. Sering kali mereka tidak memerhatikan Laura sampai - sampai tidak mengetahui penyakit yang dialami putri mereka.

~~~~~~~~~~

Dengan baju khusus, Nyonya Elma masuk ke ruang ICU. Terlihat tubuh Laura sudah dihiasi alat - alat medis yang mungkin menyiksanya. Hati Nyonya Elma teriris melihat keadaan putrinya itu.

"Hai sayangnya mama...." bisik nyonya Elma membuka pintu ruang ICU

Dengan tangan gemetarnya, nyonya Elma mengusap kepala Laura yang terbaring lemah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan tangan gemetarnya, nyonya Elma mengusap kepala Laura yang terbaring lemah. Berbagai alat yang terpasang di tubuh putrinya itu, membuat nyonya Elma yakin kalau putrinya sangat kesakitan.

"Hiks....bangun sayang. Kamu harus kuat, jangan tinggalin mama" nyonya Elma menangis terisak dalam ruangan itu

Varen menyusul sang mama yang masuk ke ruang ICU. Nyonya Elma yang melihat kedatangan Varen, langsung menjauh dari Laura untuk memberi ruang pada Varen.

Play Girl is My Wife ||NIKAH SMA||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang