🤍 11. Merasa kehilangan

12.2K 312 0
                                    


--------

Azel masih berbaring lemas di kamarnya. Terlihat, sang mommy yang duduk disampingnya sambil mengelus surai hitam Azel.

Varen dan tuan Marchel juga ada disana mendengar penjelasan dokter mengenai kondisi Azel.

"Azel pingsan karna shock. Jadi, ia akan baik - baik saja" ujar sang dokter menjelaskan keadaan Azel

"Terima kasih dok"

Sang dokter mengangguk dan pamit untuk pulang. Tuan Marchel sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan Azel. Tuan Marchel sudah melaporkan Alvin dan meminta polisi untuk menahannya.

"Kalau gitu, Varen pamit dulu ya dad, mommy" akhirnya Varen keluar dari kamar Azel dan pulang

~~~~~~~~





"JANGAN!!! HUH~"

Azel membuka matanya dengan napas yang terengah - engah. Keringat membasahi seluruh wajahnya yang pucat. Lagi - lagi kejadian itu hadir dalam mimpinya.

Mencoba mengatur napasnya, Azel melihat sekelilingnya. Azel ingat kalau ini adalah kamarnya.

"Udah bangun hmm?" Terlihat sang mommy yang berdiri diujung pintu

"Iya mom. Azel mimpiin kejadian itu lagi, Azel takut mom" sang mommy langsung memeluk Azel yang mulai menangis karna ketakutan.

"Jangan nagis lagi, mommy disini" bisik sang mommy dan mengusap rambut Azel

"Princess tidur lagi ya? Biar mommy temenin" Azel akhirnya berbaring bersama sang mommy dengan memeluknya. Tak butuh waktu lama untuk Azel sampai ke alam mimpi

~~~~~~~~




Next day morning.......


Suasana sarapan di rumah keluarga Mairetya kali ini terasa sunyi sebelumnya. Semangat seorang gadis yang duduk disana seperti tak ada sedikitpun.

"Lau...kok gak dimakan?" Taya nyonya Elma saat melihat Laura meletakkan sendoknya

"Laura udah kenyang mah"

"Kenyang? Bahka setengah aja gak habis Lau...." ucap tuan Risyan

"Udah kenyang pah"

Nyonya Elma hanya menghela napas pasrah kemudian beralih menatap Varen yang hanya diam, seperti memikirkan sesuatu.

"Varen.....ada masalah?" Tanya nyonya Elma meskipun tau respon yang akan Varen berikan

"Gak" jawab Varen singkat dan tidak menoleh sedikitpun

"Kak Varen....." panggil Laura pelan namun masih dapat didengar oleh Varen

"Hmm?" Varen menghentikan kegiatannya dan melihat kearah Laura

"Apa kak Varen gak ngerasa ada yang hilang?" Tanya Azel dengan mata yang berkaca - kaca

"Emangnya apa yang hilang?"

"Apa kak Varen benar - benar gak nganggep kehadiran kak Azel di rumah ini?. Sehingga pada saat kak Azel gak ada di rumah ini kak Varen bersikap seperti kak Azel gak ada di rumah ini. Apa sebesar itu rasa benci kak Varen pada kak Azel?" Air mata Laura tidak bisa ia tahan lagi


Laura memang sangat menyayangi kakak laki - lakinya itu. Tetapi, dilain sisi ia juga sangat menyayangi Azel dan sangat menyayangkan sikap Varen yang sangat membenci Azel.

"Laura sayang sama kak Varen. Tapi, Laura juga sayang sama ka Azel. Laura mohon tolong bawa kak Azel pulang ke rumah ini" Varen tidak menjawab, ia hanya diam tanpa mengubah ekspresi datarnya

"Varen....maaf jika mama terkesan ikut campur. Tetapi, coba pikirkan sekali saja bagaimana keadaan Azel dan apakah dia udah baikan. Apakah satu pertanyaan tidak muncul dipikiranmu mengenai keadaan Azel?"


Laura dan kedua orang tuanya berdiri dan meninggalkan Veren yang masih diam di tempat duduknya.

"Seandainya kalian tau apa yang gue rasain. Gue lebih khawatir dari yang kalian liat. Tapi, ego gue lebih besar dari pada rasa khawatir gue" lirih Varen dalam hati







Jangan lupa vote and coment😁

Clik
👇

Play Girl is My Wife ||NIKAH SMA||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang