[4] SEKOLAH

963 21 1
                                    

Sudah larut malam tapi Liam belum juga kembali Avya sudah berulangkali pulang balik dari pintu tapi liam tak kunjung kelihatan avya khawatir karna sejak pagi liam bekum pulang sama sekali dan nomor ponselnya juga Avya tidak memiliki nya.

Avya sudah memasak makan malam gadis itu tidak mengambil hati perkataan Liam pagi tadi ia pikir Liam hanya butuh waktu.

Ceklek....

"Kak liam? Kakak dari mana kenapa pulangnya sangat malam." Avya langsung menyambut Liam pulang, menyimpan sepatu liam ke rak liam langsung hendak ke kamarnya mengacu kan Avya tapi lagi-lagi langkahnya harus terhenti saat Avya kembali bersuara.

"Kak Liam, kakak makan dulu avya udah masak ayo kita makan." Ajak Avya pelan terkesan tidak memaksa agar Liam tidak marah seperti pagi tadi.

Avya begitu senang saat liam melangkahkan kakinya mendekati meja makan tapi senyuman nya luntur saat dengan mudah Liam melemparkan semua masakan itu ke lantai menyatu dnegan belling kaca.

Brak....

Prang.....

"Lo tuli! Hahh Gue bilang lo gk perlu masak untuk gue! Lo ngeri gk sih hahh!." Liam berbalik menghampiri Avya lalu membentaknya dengan keras.

"Mmaaf....ttapii..." Ucapan avya berhenti saat Liam langsung menarik tangannya menuju balkon.

"Lo udah berani membantah sekarang lo gue hukum!  Sebelum gue turun lo akan tetap di sini!." Liam mengunci pintu balkon dari dalam, membiarkan Avya di luar dengan udara dingin di tengah malam ini.

"Kakk buka.....avya minta maaf...hiks..." Avya mencoba meneriaki Liam tapi pria itu tidak mendengarkan dan lebih memilih pergi ke kamarnya.

Avya mendudukkan diri di sudut memeluk tubuhnya sendiri menghalau rasa dingin, angin menghembus sangat kencang menusuk kulitnya.

" Hiks.... Avya salah apa hikks.... kenapa kak liam marah avya tidak mengerti." Gadis itu benar-benar bingung dengan situasi ini baik itu sikap liam semuanya sangat sulit ia mengerti.

Sedangkan pria itu langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri, ia menyalakan shower mencoba untuk mendinginkan kepalanya ia sedang ada masalah di kantor dan sekarang Avya malah membuatnya semakin kesal beginilah Liam ia tidak bisa mengontrol kemarahan nya.

"Arkhhh, sial!." Umpatnya saat mengingat masalah yg terjadi di kantor tadi, tiba-tiba klien memutuskan kerjasama di saat Semua sudah fiks al hasil perusahaan mengalami kerugian yah meski kerugiannya bisa di hilang sedikit tapi Liam tidak terima ia merasa seperti di permainkan dan beginilah akhirnya klien itu di bawa ke rumah sakit karna hampir kehilangan nyawanya di tangan Liam untungnya Desta menghentikan nya tepat waktu. Desta memang bekerja sebagai sekertaris pribadi Liam di kantor.

Sekitar hampir 30 menit lebih liam turun ke bawah lalu melihat Avya gadis itu memeluk lututnya dan wajahnya ia tenggelamkan dalam lipatan tangan. Liam acuh lalu membuka pintu balkon.

"Masuk!." Pinta Liam tajam membuat avya langsung berdiri dan masuk tidak lupa juga ia menutup pintu balkon.

Tubuhnya menggigil di luar sangat dingin bahkan sepertinya akan turun hujan, Avya menatap nanar kepergian Liam pria itu seakan acuh dengan keadaan Avya.

°°°°

Pagi pun tiba Avya kembali menjalankan tugasnya ia sudah membuat sarapan gadis itu hanya melakukan tugas seorang istri ia akan memasak tapi terserah liam akan makan atau tidak tapi Avya akan terus menyiapkan makanan di meja ia akan menjadi istri yg baik.

Gadis itu sudah siap dengan seragam putih abunya, ia sedang menunggu liam di ruang tamu seperti kata kakeknya kemarin katanya Liam akan membawanya ke sekolah baru. Setelah kejadian kemarin Avya tidak akan lagi membuat Liam marah sepertinya satu fakta yg harus ia tau tentang Liam pria itu memiliki temperamen buruk.

Liam menuruni tangga dan melihat Avya sudah siap dengan seragam nya bahkan liam tak melirik sedikitpun makanan yg ad di meja makan Avya hanya menghembuskan nafasnya pasrah setidaknya Liam tidak marah.

"Lo mau tinggal atau pergi?." Pertanyaan tajam itu terlontar dari mulut Liam saat melihat Avya masi diam di posisinya.

"Eh iya kak maaf." Avya mengambil tasnya lalu ikut keluar mengikuti Liam.

Liam memakai jens hitam dengan kaos hitam dipadukan dengan jaket denim serta topi hitam hari ini ia akan ke kampus untuk mengurus sesuatu setelah itu ia ke kantor tapi sebelum itu ia harus mengantar Avya ke sekolah barunya ia hanya mengantarkan hari ini karna Avya tidak tau jalan.

"Perhatikan jalannya gue gk kau ngantar lo lagi." Mereka sudah di jalan menuju sekolah, Avya mengangguk gadis itu memperhatikan jalanan agar nanti ia tidak tersesat.

"Iya kak, maaf karna Avya merepotkan." Jawab Avya, gadis itu kembali mengatakan maaf entah sudah berapa kali gadis itu selalu melontarkan kata maaf padahal ia bahkan tidak tahu di mana salah nya.

"Bagus kalau lo sadar." Gumam Liam, meski pelan Avya dapat mendengar itu, gadis itu hanya diam ia hanyalah Beban bagi Liam itulah yg bisa Avya simpulkan sekarang ini.

Mereka akhirnya tiba di depan gerbang sebuah sekolah swasta, SMA BINA BANGSA Sekolah yg terakreditasi A itu sangat di gemari di kalangan atas ada banyak anak pengusaha besar yg sekolah di sini salah satunya Liam, ia dulu lulusan sekolah ini oleh karena itulah liam mendaftar Avya sekolah di sini.

"Tidak usah kak Avya punya uang kok." Avya menolak Uang yg di serahkan Liam padanya avya memang masi punya uang tabungannya dan menurut nya jumlah uang yg di berikan padanya itu jumlah yg besar mau ia apakan uang itu jumlahnya 1 jt.

"Lo ngebantah gue?." Tanya liam terpancing rasa kesal apa salahnya padahal kan niatnya sudah baik ia memberikan uang atau bisa di sebut nafkah pada Avya kenapa gadis itu menolak .

"Bbukan gitu kak tapi..."

"Tapi apa hah?." Suaranya sudah meninggi avya bingung bagaimana mengatakannya karna setiap ucapan nya terasa salah di mata pria itu.

"Ambil! Gue gk terima penolakan!." Liam menyimpan uang itu ke tangan Avya dengan keras, sudah pagi begini ia sudah di buat kesal karna Avya.

"Tapi kak..."

"Turun!." Bentak Liam keras, Avya menurut gadis itu langsung turun dan menutup pintu mobil dengan pelan setelah itu mobil Liam pergi meninggalkan area sekolah.

Avya mengembuskan nafasnya pelan lalu menatap gerbang sekolah barunya, langkahnya berjalan memasuki halam sekolah itu tapi saat avya sibuk mencari ruang kepala sekolah Avya tidak sengaja menabrak seseorang.

Bruk .....

"Astaga,maaf kal maaf Aku gk liat." Avya membantu orang itu memunguti buku yg jatuh.

"Gpp santai aja." Ujar orang itu yg ternyata seorang laki-laki.

"Eh lo murid baru yah? Soalnya gue gk pernah liat lo sebelumnya." Lanjut pria itu setelah melihat siapa yg menabraknya.

"Eh iya, aku mau nanya ruang kepseknya di mana ya kak?." Tanya Avya sopan.

"Lo kelas berapa?." Tanya pria itu.

"12 kak." Jawab Avya.

"Sama gue jg, lo gk usah manggil kak santai aja. Gimana kalau bantu gue bawa ini ke perpustakaan dulu nanti baru gue antar ke kepsek soalnya susah kalau di jelaskan." Usul pria itu, Avya hanya mengangguk setuju sepertinya pria itu baik Avya saja yg selalu khawatir berlebihan.












🪤🪤🪤🪤

LIAM : TEMPRAMENTAL IS YOUR LOVE LANGUAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang