[9] PRIA GILA

1.1K 20 0
                                    

"Dan ini karna lo Berani pulang sama cowok sialan it....."

Belum sempat Liam kembali menenggelamkan kepala Avya ke dalam air dingin itu, seseorang datang.

Bruk......

"Sialan loh!!! Banci!." Desta datang tepat waktu, ia melayang kan Bogeman di wajah Liam hingga pria itu tersungkur di lantai.

"Pelan-pelan ini pakai ini." Desta membantu Avya berdiri dan keluar dari bak mandi itu lalu memberikannya handuk untuk menutupi dirinya.

"Jangan sentuh dia! Bangsat!!!." Liam hendak menarik Avya tapi Desta langsung menyembunyikan Avya di balik tubuhnya.

"Sadar Am!, Lo itu manusia atau apa hahh!." Bentak Desta, ia sangat tak menyangka melihat semua perlakuan Liam pada Avya.

"Keluar! Lo gk usah ikut campur!." Balas Liam menatap penuh kemarahan ke arah Desta.

"Avya kemari! ." Panggil Liam penuh tekanan.

"Gue bilang ke sini  Gavya!!." Teriak Liam lebih keras, Avya menangis di balik tubuh Desta, ia sangat ketakutan.

"GAVYA!." Bentak Liam penuh penekanan, Avya takut mendengar itu ia lantas ingin mendekat ke arah Liam sesuai permintaan pria itu tapi Desta menahannya.

"Ikut gue!." Desta langsung menarik Liam keluar dari kamar mandi itu.

Avya langsung luruh ke lantai, gadis itu tak kuasa menahan tangisannya kepalanya sakit semua tubuh nya sakit bahkan hatinya sangat sakit. Kenapa Liam tega melakukan ini padanya apa salahnya?

Desta membawa pergi Liam dari apartemen, jika di biarkan Liam akan bertindak gila lagi pada Avya. Desta cukup prihatin dengan keadaan Avya tadi tapi mau bagaimana lagi ia harus menyadarkan Liam terlebih dahulu.

Liam diam seribu bahasa saat Desta membawanya pergi, ia masi di selimuti kemarahan jika di pancing sedikit saja pasti akan meledak.

"Lo sadar gk si Liam! Hah!." Desta mengehentikan mobilnya di jalan yg sepi ia melihat liam di sampingnya sedang memijat keningnya.

"Lo yang apaan, kenapa lo ikut campur ini urusan gue sama Avya!." Bentak Liam, kini api kemarahannya semakin meluap.

"Kalau gue gk ikut campur lo akan bunuh gadis malang itu hah!." Desta ikut tersulut emosi, ia sudah muak melihat Liam yg selalu membuat Avya sengsara selam 2 bulan ini.

"Terserah gue, dia istri gue kalau lo lupa!." Peringat Liam menatap Desta tajam.

"Lo udah Gila Liam, lo mau sampai kapan seperti ini!." Desta prihatin melihat keadaan Liam yg menurutnya semakin di luar nalar.

"Avya gk salah apa-apa, lo jadiin di samsak kemarahan lo." Lanjut Desta mengatakan yg sejujurnya, yah Avya gadis malang itu hanya di jadikan Pelampiasan kemarahan Liam pria gila itu.

"Dia udah berani sama gue!." Ucap Liam mengacak frustasi rambutnya.

"Dia kenapa hah! Bahkan dia tidak pernah ganggu lo sedikit pun." Avya gadis yg penurut tidak mungkin berani melawan Liam.

"Gadis itu udah berani pulang sama pria, menurut lo itu wajar hahh!." Liam langsung keluar setelah mengatakan itu semua.

Desta tertegun mendengar pernyataan dari sahabat nya itu ini sulit ia percaya tapi sepertinya dugaannya benar. Lalu ia ikut menyusul liam keluar seperti nya Pria itu butuh angin segar untuk menetralkan pikirannya.

"Hanya karna itu lo nyiksa Avya segitunya?." Pertanyaan itu berhasil membuat Liam menoleh ke arah Desta dengan tatapan garang.

"Lo bilang hanya! Itu belum cukup dia udah berani ngebantah gue!." Hardik Liam kesal mengingat apa yg beberapa waktu yg lalu bahkan dulu saat kegiatan seminar Ia membiarkannya tapi makin ke sini Avya semakin berulah, hel siapa yg berulah?.

"Lo pikir dengan cara nyiksa, Avya bakalan cinta juga sama lo?." Lagi dan lagi pertanyaan desta membuat Liam menatapnya tajam.

"Ngapain gue cinta sama dia, lo gila hah!." Liam tentu mengelak, ia tidak memiliki perasaan apapun pada Avya baik itu sekarang maupun nanti.

"Terus kenapa lo cemburu kalau Avya pulang sama cowok lain. Lo harusnya gk peduli kan?." Liam kembali menatap Desta tajam, mulut si desta ini kadang Bener juga ya kan pren.

"Gue gak cemburu!, Karna dia sekarang istri gue jadi dia gk boleh berhubungan dengan cowo lain." Ucapan liam ini mengundang gelak tawa dari Desta, sangat lucu sekali temannya ini.

"Menurut gue lo harus kontrol amarah lo, atau lo bakalan nyesel." Pesan Desta, Liam mendengar itu diam tak berkutik.

"Woii!." Desta memanggil Liam untuk masuk ke dalam mobil.

Mereka akan pergi ke club biasa, di sana Liam bisa meluapkan kemarahan nya di ruangan yg memang sudah ia beli khusus.

Sedangkan Avya gadis itu berjalan dengan pelan ke ruang tamu, rasanya tubuh gadis itu sakit dan dingin, Liam benar-benar melakukan kekerasan fisik dan mental pada gadis itu.

"Hiks.....Avya capek bu ayah, Avya mau pulang ke rumah kakek aja." Lirih gadis itu, membaringkan tubuh mungilnya di sofa ruang tamu dengan rambut dan pakaiannya yg masi basah dan dingin. Gadis itu menangis tersedu-sedu.

"Kenapa? Kenapa kak liam selalu marah! hiks....aku gk suka kak liam kalau kak liam kasar sama avya!."

"Salah Avya apa?."

Ada banyak pertanyaan yg terlintas dalam benak gadis itu entah kapan pertanyaannya akan mendapatkan jawaban. Mungkin saat ini ia masi bisa bertahan tapi entah esok hari akan bagaimana.

°°°°°

Keesokan harinya di tempat yg berbeda di kediaman Ganeswara seorang perempuan paru baya sedang menikmati teh hangat nya setelah ia memasak di dapur. Perempuan yg terlihat awet muda itu tampak menikmati indahnya bunga-bunga di halaman nya bermekaran.

"Bi inem tolong ke sini." Panggilannya ke asisten rumah tangga mereka bi inem.

"Iya bu ada apa?." Tanya bi inem sopan.

"Bi duduk dulu, gimana Liam?." Meski dia adalah majikan perempuan itu sangat lah menghormati orang lain.

"Itu bu ada yg aneh." Bi inem tampak bingung bagaimana menjelaskan nya.

"Aneh kenapa? Liam bikin ulah lagi? Mabuk?." Cerca Perempuan itu dengan berbagai pertanyaan yg menyiratkan kekhawatiran.

" setiap hari selasa dengan jumat saya ke apartemen den Liam kan bu tapi ada yg aneh Itu bu sudah hampir 2 bulan ini kan apartemennya selalu bersih bahan masakan di kulkas juga selalu terisi full sepertinya ada yg selalu belanja dan memasak. Karna saat saya ke sana semuanya sudah bersih bu, apa mungkin den Liam pintar masak yah bu?." Jelas Bi inem dengan keanehan yg ia rasakan selama ini.

"Hah? Masa si bi? Mana mungkin Liam masak!." Tentu perempuan itu tidak percaya jika putra tunggalnya itu bisa memasak mustahil.

Perempuan bernama Laras itu adalah ibu dari Liam, perempuan cantik yg bekerja sebagai pemilik toko bunga yg terkenal di kota ini.

"Sebentar saya kesana untuk cek, bibi bisa ke dalam makasih ya bi." Laras memutuskan untuk mengunjungi putranya itu yg susah hampir beberapa bulan tidak pernah mengunjunginya.



















🪵🪵🪵🪵

LIAM : TEMPRAMENTAL IS YOUR LOVE LANGUAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang