[8] HUKUMAN

1.3K 19 0
                                    

Liam melihat itu langsung mengeras kan rahangnya.

"Anjir tu bocah, Calon Janda manis gue di godain! Wahh Saingan gue banyak nih!." Gumam Desta melihat kejadian itu, sepertinya bukan hanya dirinya yg terpesona dengan wajah manis Avya.

"Wajar sih Orang Avya cantiknya ngk ngotak!, Kalau gue jadi suaminya pasti gue orang yg beruntung." Entah berniat menyindir Desta mengarahkan Ucapan itu untuk temannya. Ia ingin melihat bagaimana reaksi Liam, menurutnya Liam bodoh karna mau menyia-nyiakan Gadis sebaik dan secantik Avya.

"Woii mau ke mana luuu!." Panggil Desta pelan saat melihat Liam pergi keluar dari Aula.

Waktu terus berjalan hingga akhirnya kegiatan itu sudah selesai semua siswa sudah keluar dari ruangan aula. Sesuai harapan Seminar ini berjalan dengan lancar.

"Nih kalian pergi cari makan, gue ada urusan dulu kalian duluan." Liam memberikan beberapa lembar uang pada Desta untuk digunakan sebagai traktir ran atas keberhasilan kegiatan ini.

" Makan-makan yuhuuuu!." Teriak Desta membuat teman-temannya geleng-geleng kepala melihat tingkah nya itu.

"Gue cabut!." Liam langsung pergi dari sana tujuannya adalah Kantor ia sudah selesai dari kegiatan kampus tinggal tunggu wisuda beberapa bulan kedepan.

°°°°

Beberapa hari kemudian tidak ada yg berubah semua masi sama, Makanan yg dimasak Avya selalu ada di lantai karna Perbuatan Liam tapi gadis itu tidak pernah lelah untuk bisa membuat Liam luluh, ia hanya punya waktu tinggal 4 bulan lebih untuk menyelamatkan pernikahannya.

Hari sudah semakin sore Avya baru pulang karna ada kegiatan kelompok di rumah Fino bersama Iin.

"Makasih yah fin, aku udah ngerepotin kamu." Ucap Avya merasa tak enak karna Fino mengantarkan nya pulang.

"Iya santai aja Vya, gue seneng ko nganterin lo." Balas Fino, yah ia memang sudah merencanakan ini sejak di sekolah tadi. Ia ingin mengantar Avya pulang.

"Makasih, kamu hati-hati di jalan jangan ngebut" pesan Avya membuat Fino menerbitkan senyum di wajahnya.

"Siap Avya gue balik dulu." Fino sangat senang mendapatkan perhatian dari Avya.

Yah sejak hari pertama mereka bertemu Fino akui ia menyukai Avya gadis itu berbeda dengan yg lain fino sangat menyukainya. Sebulan ini Fino gencar mendekati avya mulai dari hal kecil sekalipun Fino selalu berada di dekat Avya. Ia belum berani mengakui perasaannya ia perlu waktu.

"Sial!."

Tanpa Avya sadari seseorang melihat interaksi mereka, pria itu mencengkram Stir mobilnya dengan Keras lalu kembali melanjutkan mobilnya.

Avya masuk ke dalam apartemen menggunakan kunci karna ia tidak tau pin nya. Saat ia masuk ke dalam ternyata suasananya sepi seperti sebelumnya bahkan Avya hanya sesekali melihat Liam di apartemen ini entah saat pagi, atau malam bahkan biasanya Liam biasa pulang hanya marah lalu pergi lagi entah kemana avya juga tidak memiliki nomor ponsel Liam jadi ia tidak bisa menghubungi nya.

"Gimana caranya Avya buat kak Liam luluh kalau kak liam saja tidak pernah pulang." Gumam Avya masuk ke kamarnya, gadis itu akan ganti baju dulu lalu akan memasak.

Setelan mandi Avya memakai kaos pas body di padukan dengan Celana kain pendek sepaha, ia bergegas ke dapur untuk memasak makan malam rutinitasnya setiap hari meski makanan nya tak pernah di sentuh oleh Liam.

Ceklek.....

Liam masuk ke dalam apartemen mukanya terlihat sangat lelah lengan kemejanya ia gulung ke atas sepertinya ia baru saja pulang dari kantor saat melewati dapur matanya menangkap seseorang yg tak lain adalah Avya yg sedang memasak di dapur posisinya membelakangi Liam.

Pria itu menggeram melihat penampilan Avya yg baru pertama kali ia lihat seperti ini, Liam mendekati nya dengan pelan.

Grpp.....

Tanpa di duga Pria itu Liam memeluk tubuh kecil Avya dari belakang, hal ini tentu membuat Avya menegang darahnya seakan berhenti mengalir apalagi saat Ia merasakan hembusan Nafas di ceruk lehernya.

"Kkak Liam?." Gugup Avya, dari tangannya yg melingkar di perutnya Avya tau itu liam, tapi kenapa? Kenapa Liam memeluknya?.

"Emh?." Dehem Liam, pria itu sibuk menelusupkan wajahnya di ceruk leher Avya, menghirup wangi yg baru pertama kali ia rasakan.

Avya mencengkram kedua sisi meja pantri saat merasakan hembusan nafas liam di lehernya, matanya tertutup menikmati perbuatan Liam rasanya Perut Avya terdapat banyak kupu-kupu.

"Bagaimana enak? Hah? Dia buat lo rasain ini hah? Lo suka hah?." Avya tersentak saat Liam tiba-tiba membalikkan tubuhnya, pria itu mengungkung tubuh Avya hingga tak bisa bergerak.

"Kaak liam kenapa?." Avya berusaha melepaskan diri tapi tidak bisa, tenaganya tak sebanding dengan Liam pria itu marah seperti biasa Avya tidak tau apa kesalahannya tapi langsung kena amukan pria itu.

"Kenapa lo bilang! Cihh dasar Jalang! Dia nyentuh loh di mana hah!." Teriak Liam menggebu-gebu,pria itu sudah di kuasai Amarah.

"Hiks...kakak ngomong apa? avya gk ngerti, Avya bukan Jalang!." Hati avya terluka, Bagaimana mungkin seorang suami mengatai istrinya sebagai wanita murahan.

"Siapa yg ngantar lo pulang? Lo di bayar berapa hah?." Tanya Liam mencengkram wajah avya membuat gadis itu mendongak.

"Kak liam sakit...hiks lepasin kak. Kakak salah paham iitu temen sekolah aku...lepasin kak." Mohon Avya, gadis itu menjelaskan titik kesalahpahaman Liam padanya.

"Alasan!."

Brak.....

Liam dengan keras mendorong Avya ke lantai membuat gadis itu terbentur lantai yg keras. Keningnya mengeluarkan darah segar lagi gadis itu terluka karena suaminya sendiri.

"Maaf." Hanya kata itu yg terus Avya layangkan untuk Liam, suaminya.

"Lo udah berani hahh!." Liam mencengkram dagu Avya, membuat gadis itu menjijit dagunya sangat sakit, meski sudah berusaha melepaskan cengkraman itu ia tidak mampu.

"Sepertinya lo mulai membantah gue haru kasih lo hukuman!." Liam dengan kasar menarik pergelangan tangan Avya, menyeret gadis itu ke dalam kamar mandi di dekat Dapur.

Liam mengisi bak mandi dengan air dingin hingga penuh.

"Kak liam maaf, kak jangan." Avya mencoba untuk memohon ampun, entah apa yg akan dilakukan Liam padanya yg jelas Avya dalam bahaya.

"Kak jangan hiks....kak Avya mohon kak." Air mata gadis itu sudah berderai di seluruh wajahnya, wajahnya pun kian memerah karna ketakutan matnya sendu mengeluarkan cairan bening itu.

"Berisik!." Liam membentak Avya dengan keras.

"Lo harus mandi, lo kotor kan!." Ucap Liam, tanpa bisa menolak lagi Liam langsung mendorong Avya masuk ke dalam Bak mandi.

Pyur.....

"Hiks....dingin kak, maafkan Avya kak." Avya berpegangan di sisi bak mandi, tubuhnya sudah basah karna air dingin itu.

"Ini karna di udah berani megang bibir loh!."

Khuyrkk....

Avya tersedak air, Pria itu dengan tega menarik rambut Avya dan mendorong kepala gadis itu untuk masuk ke dalam air.

"Bwhhhhh......kak jangan, Avya minta maaf kak." avya terus mencoba melepaskan cengkraman Liam tapi tak bisa.

"Dan ini karna lo Berani pulang sama cowok sialan it....."



















🛀🛀🛀🛀

LIAM : TEMPRAMENTAL IS YOUR LOVE LANGUAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang