[10] PENJELASAN

925 15 0
                                    

Sesuai rencana laras tadi pagi, siang ini ia akan mengunjungi apartemen putranya untuk memastikan keanehan yg bi inem katakan.

Laras menekan pin apartemen putranya, saat ia masuk Padang nya langsung tertuju pada seseorang yg sedang tidur di sofa, Seorang perempuan.

"Astaga Liam ini kenapa ada perempuan di apartemennya!, Apa jangan-jangan awas saja anak itu!." Monolog nya geram, ia menghampiri Avya yg tertidur di sofa itu.

"Astaga, anak ini demam tinggi. Dokter yah." Laras panik saat memegang kening gadis itu yg terasa sangat panas
Ia langsung menghubungi dokter.

Ia mengambil handuk kecil lalu mengompres gadis itu, sambil menunggu dokter datang.

Tok...

Tok...

"Silahkan masuk dok." Laras mempersilahkan dokter perempuan itu untuk masuk.

Dokter itu langsung memeriksa keadaan avya sekitar 10 menit akhirnya selesai, dokter memberikan obat kepada laras.

"Ini obatnya, dia demam tinggi untungnya anda cepat mengambil tindakan jika tidak gadis ini akan mengalami hipotermia." Dokter menjelaskan keadaan Avya, yah kemarin malam gadis itu tidur di sana sampai siang ini ia mengalami demam tinggi dan Liam juga tidak pulang entah dimana pria itu.

"Dan iya silahkan ganti bajunya dulu." Lanjut dokter itu.

"Iya dok, terimakasih banyak" laras mengantar dokter itu sampai di depan pintu.

Laras sudah menghubungi Liam untuk pulang dengan cepat tanpa menjelaskan keadaan di sini.

Beberapa menit akhirnya liam datang, ia langsung mengumpat karna melihat keberadaan avya yg tertidur di sofa, dan ibunya sedang memasak sesuatu di dapur.

"Gadis itu siapa?." Laras langsung bertanya pada Liam dengan tatapan tajam.

"Jangan bohongin mama liam!." Lanjut Laras.

"Ma itu...."

"Mama gk mau kebohongan!." Ia tau jika Liam begitu pasti ada yg ia sembunyikan, laras seorang ibu ia yg merawat anaknya hingga dewasa jadi ia tau semua tentang putranya itu.

"Istri Liam." Jawab Liam datar, ia tidak bisa menyembunyikan ini karna ujung-ujungnya pasti ibunya akan mendesak percuma saja bukan.

"Hah?." Laras terbelak, Sejak kapan putranya ini menikah ia butuh penjelasan.

"Ma ....." Liam ingin menjelaskan kebenaran nya pada Laras tapi laras menolak.

"Sebentar saja, sekarang bawa menantu mama ke kamar kamu ini sebagai suami tidak bertanggungjawab istrimu sakit bahkan hampir terkena hipotermia." Wajah tajam Laras seketika berubah cemas.

Liam langsung mendekati Avya dan memegang keningnya ternyata benar Avya demam.

"Sial!." Umpatnya lalu menggendong Avya ala bridal style.

"Tunggu, kenapa di kamar itu kalian tidak satu kamar?." Tanya Laras saat melihat Liam hendak membawa Avya ke kamar tamu.

"Ngk ma Avya masi sekolah gk mungkin Liam sekamar." Alasan Liam, sebenarnya bukan seperti itu tapi ini mendesak karna ibunya sedang ad di sini.

"Hah! Kamu menikahi anak sekolah Liam jujur kamu apakan anak malang ini hah!." Laras tentu shok mendengar jika Gadis itu ternyata masi sekolah.

"Bentar liam jelasin ma."

"Ya sudah, jangan lupa ganti bajunya juga mama akan nyusul bawa bubur."

"Ma, gk mungkin Liam ganti bajunya." Oh ayolah Liam pria normal, tidak mungkin ia mengganti pakaian Avya yg memang terasa lembab karna ulahnya kemarin.

"Dia kan istri kamu, mama gk mau tau pokoknya kamu harus gantikan pakaiannya." Laras pergi dengan acuh, Liam menelan ludah nya kasar.

Disinilah liam Memegang kaos polos serta celana dalaman Avya, ia menatap avya yg tidak sadar kan diri. Menelan ludahnya kasar Memang ia tidak mencintai Avya tapi ayolah dia pria normal dan Avya seorang gadis yg notabenenya istrinya sendiri Liam seperti di jebak saja dalam situasi ini.

"Ck!." Tanpa menunggu waktu lagi ,liam langsung melepaskan pakaian atas Avya tapi kegiatannya terhenti saat melihat buah dada Avya yg terbalut Bra hitam.

Glek ....

Liam menelan ludah kasar lalu melanjutkan membuka bra Avya, dan terpampang lah gunung kembar avya yg sangat pas di genggam Liam tidak ingin membuang waktu liam langsung memakai kan kaos untuk Avya ayolah ini sangat menggoda iman.

"Gimana caranya!." Monolog Liam melihat dalaman biru itu di tangannya, kali ini akan lebih menantang.

°°°°

Ceklek....

"Kenapa kamu keluar?". Tanya Laras yg tengah membawa nampan berisi bubur, ia melihat aneh Liam yg tiba-tiba keluar dari kamar dengan berkeringat seperti dari maraton saja.

"Gk, mama masuk aja Liam tunggu di luar." Liam langsung ke arah balkon untuk menenangkan diri.

Tadi saat di dalam kamar.....

Saat hendak membuka celana pendek Avya ,liam berkeringat dingin entahlah tapi belum sempat liam menariknya sampai di kaki Avya bangun dan melihat Liam membuka celana nya.

"Aaaaa!." Pekik Avya, gadis itu langsung menutupi area bawahnya dengan Selimut, karna celananya sudah hampir terlepas dari tubuhnya bahkan ia hanya memakai celana dalamnya dan itu di lihat oleh Liam.

"He hei, gue gk." Liam bingung harus mengatakan apa, dirinya seperti kedapatan mencuri apalagi keringat nya bercucuran di dahinya.

"Kkeluar kak." Avya langsung mengusir Liam keluar, gadis itu menyembunyikan wajahnya di bantal saking malunya.

Setelah kepergian Liam avya langsung mengambil pakaian dalam dan celana untuk mengganti nya. Wajah gadis itu sudah seperti tomat apalagi ia sedang demam  di tambah kejadian tadi ia jadi malu.

"Hei kenapa? Kamu pusing? Sini kamu baring dulu." Laras menuntun Avya untuk baring di kasurnya.

Gadis itu terlihat bingung karna melihat seorang wanita paru baya itu.

"Tante siapa?." Tanya Avya polos.

"Jangan manggil tante dong, panggil mama aja kamu kan istrinya Liam jadi otomatis kamu anak saya juga." Laras sangat baik kepada menantu dadakan nya ini.

"Mama?." Avya masi loading sebelum akhirnya menutup mulutnya dengan tangan.

"Sekarang kamu makan terus istirahat, ayo." Laras menyuapi Avya bubur dengan telaten,gadis itu tak pernah berhenti menatap Laras yg dengan senang hati menyuapinya sampai ia selesai.

"Udah jangan mikir lagi, kamu harus istirahat mama keluar dulu." Laras mengecup kening Avya lalu keluar.

Setelah kepergian Laras tiba-tiba air mata Avya luruh, gadis itu menangis tanpa ia sadari. Hatinya menghangat perlakuan Laras mirip sekali dengan mendiang ibunya gadis itu sangat merindukan ibunya laras menjadi obat untuk hal itu meski perhatian sekecil itu. Avya sangat senang mendapatkan perhatian seperti itu ia visa merasakan ibunya hadir di sini dalam bentuk wujud Laras.

"Ibu avya rindu." Gumamnya lalu menutup mata, kepalanya terasa sangat berat gadis itu langsung tidur setelan minum obatnya.

"Cepat jelaskan pada mama?." Laras menghampiri Liam setelah ia menyimpan mangkuk bekas bubur Avya di dapur.

"Siapa gadis itu?" Tanya nya lagi ia sangat butuh penjelasan.

"Namanya Gavya, Umurnya 17 tahun. Liam nikah sama dia karna terpaksa waktu itu liam baru pulang dari kegiatan kampus tapi saat di jalan Liam kecelakaan dan Avya di sana saat itu turun hujam kami berteduh di warung tua tapi saat reda kami hendak pulang. Tapi sebelum itu Orang-orang mala nuduh Liam melakukan hal tak senonoh dengan Avya di sana dan malam itu Liam harus menikahi avya." Liam menjelaskan Kejadian itu dengan singkat padat dan jelas, Laras menyimak dengan fokus.


















🙈🙈🙈🙈

LIAM : TEMPRAMENTAL IS YOUR LOVE LANGUAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang