[28] PERCERAIAN

2.1K 36 6
                                    


1 bulan kemudian......

Akhirnya hari ini telah tiba setelah acara wisuda liam minggu lalu  hari ini mereka akan resmi bercerai inilah yg di tunggu-tunggu avya, mereka semua berkumpul di ruang tamu kediaman orang tua liam.

"Liam tidak ingin bercerai!." Tegas liam, pria itu benar-benar berubah sejak mengakui perasaannya avya sampai risih dengan semua perlakuannya tapi tak bisa di pungkiri jika gadis itu merasakan ada hal yg aneh dalam dirinya.

"Benarkah?"

"Itu bagus."

"Bagaimana avya? Pasti kamu juga sangat senang kan?." Laraslah yg paling antusias saat mendengar penuturan dari putranya, avya diam menunduk liam terus menatapnya dengan tatapan yg sulit di artikan.

"Avya sudah tanda tangan di sini, kak liam hanya perlu tanda tangan juga. Hari ini avya akan pergi, mama papa jaga kesehatan dan kak liam juga. Avya senang bisa mengenal keluarga ini, tapi keputusan avya masi tetap sama." Gadis itu menyerahkan sebuah kertas dimana sudah di bubuhi tandatangan gadis itu.

Semua orang benar-benar tidak percaya,tapi apa boleh buat ini sudah keputusan avya. Gadis itu mengambil keputusan untuk menggugat liam karna ia tau pria itu tidak akan melayangkan gugatan setelah mengetahui jika pria itu memiliki rasa padanya.

Liam mengetatkan rahangnya, ia benar-benar kecewa dengan keputusan yg di ambil avya. Pria itu pikir telah memenangkan hati yg pernah ia lukai tapi ternyata tidak sepenuhnya ia sekarang tersulut emosi.

"Pergi dan jangan pernah menunjukkan wajahmu lagi!." Ujar liam, pria itu menandatangani surat perceraian lalu pergi dengan keadaan marah, kali ini entah siapa yg akan menjadi samsak kemarahannya sudah beberapa bulan ia menahannya di depan avya tapi sekarang waktunya untuk meluapkan semuanya.

"Maaf." Cicit avya, ia benar-benar sangat sedih melihat mertuanya sedih tapi mau bagaimana lagi avya sudah terlanjur.

"Tidak apa-apa, mama yakin ini keputusan yg terbaik kamu ambil." Ujar sang mertua, wanita itu berpindah memeluk avya.

Lion juga tidak bisa apa-apa,dari awal ini sudah salah Liam padahal dulu avya selalu berusaha menyelamatkan pernikahan ini tapi dia sendiri yg menggugat cerai liam. Wanita mana yg sudi di perlakukan tidak baik tentu ia merasa sakit hati bahkan fisik.

"Avya harus pergi ma, mama dan papa jaga kesehatan dan iya avya mohon sampaikan permintaan maafku pada kak liam." Gadis itu berdiri dan bersiap untuk segera pergi dari sini bahkan pergi dari kehidupannya selama 6 bulan ini.

Tujuan avya adalah kembali ke rumah peninggalan kakeknya, disana ia akan melanjutkan hidupnya. Ia kembali hidup sebatang kara .

°°°°

Avya menaiki bus menuju ke rumahnya, gadis itu menatap nanar jalan raya entahlah perasaan nya terasa hampa mungkin karna biasanya setiap saat ad liam jadi ia harus membiasakan diri untuk sendiri lagi.

Ia akan kembali ke kehidupannya, ia harus kembali menatap nya seperti impiannya sendiri meski dengan tidak adanya kakek yg dulu selalu memberikannya semangat kali ini ia harus lebih mandiri.

"Avya rindu kek,ayah ibu. Avya sendirian, doakan avya agar bisa menjalani hidup ini." Tukas gadis itu, ia menghapus air matanya pelan saat ini ia benar-benar rapuh.

Dilain tempat semua orang mengerumuni sebuah mobil hitam yg mengalami tabrakan dengan sebuah mobil pengangkut alat berat depan mobil hitam itu hancur. Tidak ada yg bisa menolong pria yg ada di dalam sana karna kepulan asap, mereka sedang menunggu bantuan untuk membantu para korban berkisar ada 3 korban semoga saja tidak ada yg meninggal.

"Mundur." Polisi datang dan meminggirkan orang-orang yg malah mengakibatkan kemacetan. Damkar pun sudah melakukan tugasnya untuk mengeluarkan korban terlebih pada mobil hitam itu yg sulit sekali di evakuasi sedangkan 2 korban dari mobil truknya selamat dan sudah di larikan ke rumah sakit terdekat.

Selang beberapa menit akhirnya korban bisa di keluarkan dari mobilnya, pihak rumah sakit langsung membawanya ke rumah sakit.

"Korban kecelakaan, keadaan nya kritis." Perawat yg mendorong brangkar itu memberitahu pada dokter yg menangani korban.

"Hubungi keluarga,pasien kehilangan banyak darah. Harus segera dilakukan tindakan operasi!." Dokter itu segera melakukan penanganan untuk menghentikan pendarahan sementara.

Pihak damkar sedang di luar icu, membawa barang-barang korban yg sekiranya di butuhkan.

"Ini ponsel pria itu, dan 2 korban sebelumnya sudah ada keluarga." Ujar kepala damkar itu.

"Baik terimakasih."

Pihak rumah sakit segera menghubungi keluarga pasien, dari log panggilan ponsel korban.

°°°°

"Dok bagaimana keadaan anak saya?." Tanya Laras, yah yg menjadi korban kecelakaan itu adalah Liam, pria itu sekarang dalam keadaan kritis.

"Silahkan tandatangani ini, kami harus melakukan tindakan secepatnya korban mengalami pendarahan dan harus segera dilakukan operasi." Ujar dokter itu terkesan buru-buru.

"Ini dok lakukan yg terbaik untuk anak kami!." Lion tak mengulur waktu, pria itu langsung menandatangani nya lalu menyerahkan kembali sebagai surat izin untuk melakukan tindakan operasi.

"Baik." Dokter dan beberapa perawat langsung menyiapkan ruangan operasi, semua bergerak cepat bahkan mereka keringatan tapi tak membuat semangat mereka mundur dalam menyelematkan nyawa orang.

Laras,lion,dan Desta bergerak gelisah di luar ruang operasi, mereka menunggu sejak 2 jam yg lalu mereka sangat khawatir.

"Apa avya tau?." Tanya Desta memecah keheningan.

"Tidak, mereka telah menandatangani suray perceraian tadi. Dan avya sudah pergi, gadis itu berhak memilih jalannya. Ini semua tidak ada hubungannya dengan Avya, mama tidak mau menganggu hidup gadis itu lagi." Ujar Laras, matanya menyiratkan kesedihan yg besar. Ia tau putranya memang bersalah tapi ia tetap lah seorang ibu yg tidak mau melihat anaknya seperti sekarang ini.

"Tapi, avya harus tau tante." Menurut Desta Avya berhak tau kondisi liam saat ini.

"Sudah, kalian jangan berdebat!.", Lion menengah, pria itu sama terpukulnya dengan kondisi yg menimpa putranya tapi apa boleh buat ini semua takdir.

Desta pergi dari sana ia harus menghubungi avya.

Drtt....

Saat ini avya sudah turun dari bus, tapi ponselnya berdering.

"Kak desta?." Bingung avya, kenapa desta tiba-tiba menelpon nya.

"Iy kak, kenapa?."  Tanya avya, entah kenapa rasanya jantung avya berdebar sangat cepat perasaannya tidak enak tapi gadis itu tetap berfikir positif.

"Lo dimana?."  Tanya Desta di balik ponsel itu.

"Di terminal kak, avya pulang ke rumah kakek." Jawab avya, ia yakin Desta tau soal perceraian nya dengan liam secara Desta lah orang yg paling dekat dengan liam.

"Liam...Li..."

"Kak liam kenapa kak?." Reflek avya panik saat mendengar nama itu.

"Liam kecelakaan keadaan kritis!."

Prang!!!....

Bagaikan dunia terhenti, tubuh gadis itu terasa sangat kaku ponsel yg di pegangan nya sudah tergeletak di aspal. Dunianya terhenti.......
























🥀🥀🥀🥀

LIAM : TEMPRAMENTAL IS YOUR LOVE LANGUAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang