[5] TEMAN BARU

881 12 4
                                    

" oh iya kenalin gue Fino Sebastian, panggil aja Fino." Pria itu mengenalkan namanya.

"Hai, aku Gavya Pavithra, panggil aja Avya." Balas Avya mengenal kan dirinya.

"Gpp kan ini bantu gue dulu soalnya lo si udah nabrak gue tadi padahal gue udah fokus bawa buku-buku ini." Pria itu terus mengajak Avya bicara mengikis rasa canggung.

"Iya gpp kok, ini kan salah aku juga maaf tadi aku gak liat waktu nabrak kamu." Jujur Avya tidak enak.

"Santai aja, udah taro sini aja perpus belum buka kayaknya penjaganya lambat deh." Mereka sudah tiba di depan perpustakaan tapi ternyata masi tutup, mereka meletakkan buku-buku itu di kuris depan perpustakaan.

"Ini gak apa-apa di taru di luar?." Tanya Avya.

"Gpp udah biasa kok, ayo gue bawa ke kepsek."

"Iya." Mereka berjalan beriringan membuat beberapa siswa melihat itu penuh tanya mungkin karna Mereka melihat orang baru di sekolah ini.

"Lo pinda sekolah kok pas kelas 12 kenapa? Ada masalah di sekolah lama?." Fino kembali melayang kan pertanyaan.

"Ituu...em.." Avya bingung mau jawab apa karna memang kepindahannya ini tiba-tiba dan memang karena masalah tapi bukan di sekolah.

" Maaf kalau gue nyinggung." Fino sedikit merasa tak enak melihat rau wajah Avya yg bingung menjawab pertanyaannya.

"Ngk kok di sekolah lama aku gk ad masalah, cuman wali aku pinda ke daerah sini jadi terpaksa aku juga harus pindah." Jawab Avya setengah bohong setengah jujur, ia tidak mungkin mengatakan kalau dirinya pindak ke sini karna suaminya orang sini bisa-bisa ia akan di keluarkan dari sekolah.

"Oh lumrah si kebanyakan gitu." Fino dapat mengerti itu karna beberapa siswa sebelumnya juga dengan alasan yg sama.

"Ini ruangannya."

Saat hendak membuka pintu itu ternyata orang yg ad di dalam suda lebih dulu membukanya, dia kepsek di sekolah ini pak Bambang.

"Kamu murid baru itu yah yg di daftarkan Liam tempo hari?." To the point pak bambang, bahkan mereka amsi berdiri di ambang pintu.

"Iya pak saya Gavya Pavithra." Avya mengenalkan dirinya dengan sopan.

"Iya, kebetulan sekali Fino sekalian kamu ajak Gavya ke kelasmu kalian kedatangan teman baru, Gavya kamu berada di kelas 12 Ipa 1." Jelas pak bambang yg sepertinya sedang buru-buru.

"Bapak harus pergi dulu ada rapat dadakan di pusat, Fino bapak minta tolong yah." Jelas pak Bambang lalu ia pergi dari sana dengan tergesa-gesa.

"Bagus deh kita sekelas gue jadi ada temen." Ucap Fino, ia menarik pergelangan tangan Avya pelan gadis itu hanya kaget lalu ikut ia tidak pernah bersentuhan langsung dengan pria seperti ini agak canggung baginya.

Mereka menjadi pusat perhatian karna tumben sekali seorang Fino yg di kenal anti dengan perempuan malah menarik tangan perempuan yg mereka tidak tau siapa sepertinya murid baru.

'ih gue juga kepengen di tarik gitu sama fino.'

'fiks ceweknya pake hoki'

'itu siapa sih? Murid baru? Apanya fino yah?.'

'sejarah si ini liat Fino gandeng cewe.'

'kasian si rara ternyata fino udah punya cewe selama ini.'

'cantik ei.'

'wah kandidat cewe cantik nambah ni.'

'sabilah.'

Celetukan-celetukan siswa itu bisa di dengar jelas oleh Avya entah karna suara mereka yg besar atau memang telinga Avya yg tajam entahlah.

Di sekolahnya dulu tidak ada yg mau bergaul dengannya, jadi Avya cukup senang Fino sangat baik dan perhatian padanya meski baru bertemu pertama kali. Avya bisa merasakan memiliki teman di sini.

"Semuanya kita kedatangan murid baru." Fino bersuara di depan papan tulis agar semua teman kelasnya fokus ke depan, dan benar semua teman kelasnya fokus menatap Fino bergantian dengan gadis yg ada di samping nya.

"Halo semua Aaku Gavya Pavithra, panggil aja Avya." Avya memperkenalkan diri dengan gugup karna semua menatap ke arahnya dengan pandangan aneh.

"Woii temen kelas kita tambah cecan woiii!." Teriak seorang pria yg duduk di bangku belakang.

"Allahh, buaya!." Ucap perempuan bermuka judes itu menatap malas temannya yg berteriak tadi.

"Betul tuh, Gk usah di ladebi Av." Ucap perempuan lainnya santai, avya senang dirinya di terima dengan baik di kelasnya.

"Mantap ipa 1." Saut pria lainnya.

"Avya lo duduk bareng iin di sana." Fino menunjukkan bangku kosong di bangku paling belakang di sana ada perempuan yg memakai kacamata sedang memandang ke arahnya dengan tatapan dingin.

"Iya makasih." Avya langsung menuju ke tempat duduknya, seisi kelas kembali ke aktivitas masing-masing tanpa menghiraukan Avya lagi Fino sendiri sedang keluar entah mau kemana.

"Hai." Sapa Avya kikuk karna teman duduknya ini terlihat dingin dan bisa avya tebak jika iin ini cewe tomboy karna lengan bajunya saja di gulung sehingga lengan bajunya terlihat pendek.

"Iya, gue iin." Ujar iin masi sibuk dengan ponselnya.

"Mau jadi temen Avya gk?." Tanya avya antusias, sepertinya iin orang yg baik.

Iin melihat avya yg antusias menurutnya ini aneh karna selama sekolah di sini ia tidak begitu dekat dengan teman-teman bisa di bilang ia tidka memiliki teman dekat karna semua orang akan malas berteman dengannya yg dingin dan juga tomboi, ia bukan gadis penguka shopping dan penyuka riasan wajah.

"Lo mau jadi temen gue?." Tanya iin memastikan.

"Iya, emang gk boleh?." Tanya Avya dengan muka polosnya.

"Iya boleh aja tapi lo sendiri bakalan ngejauh dari gue entah itu sebentar atau besok." Jawab Iin santai gadis itu benar-benar seakan tidak peduli.

"Kenapa Avya harus ngejauh, kita bisa jadi temen selama nya." Ucap avya sungguh-sungguh.

"Gue gk suka shopping dan Make up, gue orangnya gk mau ribet. So lo mau jadi temen gue?." Jujur Iin, ia sudah biasa dengan dirinya sendiri.

"Avya juga gak suka shopping dan make up, jadi kita boleh jadi temen?."

"Terserah lo deh." Iin hanya biasa-biasa saja toh besok atau mungkin sebentar Avya akan mencari teman baru Iin sudah biasa dalam situasi ini lebih baik ia menonton Anime kesukaannya,wibu gaes.

Sendari tadi ternyata Seseorang sedang memperhatikan Avya dengan senyuman yg tercetak tipis di wajahnya, sepertinya ia tertarik dengan Avya.

Guru mata pelajaran hari ini sudah masuk untuk memulai pembelajaran, ibu ina menerangkan di papan tulis beberapa anak ambis atau pintas sangat fokus untuk memahami materi ada juga yg hanya menatap papan tuli tanpa mengerti apa yg di jelaskan guru di atas dan tentu ada murid malas yg hanya usil mengangguk teman-teman nya yg sedang fokus.

"Doniiii!." Teriak bu ina saat menyadari kalau doni hanya main-main dan malah menganggu Fino yg sedang fokus.

"Hehe maap bu, Fino ni ngajak main mulu." Cengir Doni, membuat Fino yg di tuduh menatapnya tajam lalau tatapannya mengarak ke kursi belakang paling ujung tatapan nya beradu dengan tatapan Avya yg melihat interaksi mereka Fino tersenyum lalu di balas oleh avya dengan kikuk entahlah rasanya aneh.












🧺🧺🧺🧺

LIAM : TEMPRAMENTAL IS YOUR LOVE LANGUAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang