[11] BERUBAH?

937 16 0
                                    

"tapi kenapa kamu tidak memberitahu mama ha?." Setelah mendengar penjelasan Liam, Laras mengerti.

"Liam ke paksa ma, lagian mama dulu ke luar kota." Jawab Liam jujur.

"Tapi ini tidak benar Liam, kamu sudah menyembunyikan masalah sebesar ini." Laras tak bisa berpikir kenapa Anaknya ini begitu santai menghadapi masalah yg besar seperti ini.

"Tenang aja ma, 3 bulan lagi Liam bakal cerai." Ucap Liam enteng, hal itu berhasil membuat Laras menjitak kepala anak semata wayangnya itu.

"Liam, apa kamu sadar dengan apa yg kamu bilang!." Merah Laras, dengan seenak jidat pria itu mengatakan cerai.

"Iya ma, liam gk cinta sama Avya begitupun sebenarnya. Pernikahan ini atas dasar paksaan!." Jawab Liam menatap ibunya itu meminta penjelasan kenapa mala dirinya yg kena jitakan.

"Ini pernikahan Liam bukan ajang permainan, kamu harus sadar. Kamu udah dewasa apa kamu pernah berfikir bagaimana kedepannya jika kalian cerai hah? Aoa gadis itu tau?." Laras mencoba untuk menjelaskan Pada liam tapi anaknya itu hanya acuh.

"Avya tau, dan dia juga nerima itu mah. Sudahlah mama gk perlu mikir ini, sekarang mama pulang ini sudah sore." Liam masuk kembali dari balkon menuju kamarnya.

"Astaga, anak itu kenapa tidak mengerti!." Laras tidak habis pikir dengan jalan pikiran Liam.

Laras akhirnya meninggalkan apartemen putranya itu, ia  harus memberi tahu hal besar ini pada suaminya.

°°°°

Keesokkan paginya Avya sudah jauh lebih sehat demamnya sudah turun, seperti biasa Avya kembali ke rutinitas paginya gadis itu sudah sibuk di dapur menyiapkan sarapan entah untuk siapa karna Liam bahkan tak mau meliriknya sekaki pun.

"Udah siap, semoga saja kak liam mau makan." Gumamnya lalau gadis itu kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap ke sekolah, hari ini ia akan berangkat kemarin dia tidak datang ke sekolah pasti ia alfa di absennya.

Setelah siap Avya langsung keluar untuk segera berangkat seperti biasanya tapi lagi dan lagi Avya melihat masakannya sudah berhamburan di lantai pelakunya yg tak lain adalah Liam. Pria itu sedang minum air dari kulkas.

"Kak kenapa makanya di buang lagi?." Tanya Avya pelan semoga saja Liam tidak marah lagi, setelah kejadian kemarin Avya sungguh malu-malu menampakkan wajahnya di depan Liam tapi mau bagaimana lagi waktunya tidak banyak, tinggal 3 bulan lebih waktu Avya untuk bisa meluluhkan hati Liam agar pernikahan ini tidak hancur.

"Lo tuli! Hah dari dulu gue udah bilang lo gk usah masak!." Ujar Liam kasar, pria itu selalu bersikap acuh dengan Avya.

"Tapi kak ini tugas Avya sebagai seorang istri." Avya tak tau di mata titik kesalahannya, apakah sudah tidaka da harapan untuknya.

"Lo gk usah lakuin semua itu, lo akan bebas dari rumah ini setelah 3 bulan!." Balas liam, lalu pria itu pun pergi dari apartemen meninggalkan Avya yg menatapnya sendu.

"Kapan kak liam berubah?." Tanya avya entah pada siapa gadis itu sudah hampir putus asa, bahkan untuk menatapnya saja liam tidak suka.

Lalu apakah pernikahan ini bisa ia pertahankan? Mungkin tidak.

Dengan telaten avya membersihkan makanan yg ada di lantai itu, ingin rasanya avya menangis dan meluapkan semua kekesalannya dan kesedihan yg menggeluti hati dan pikirannya kenapa hidupnya begitu rumit.

Setibanya di kelas Fino langsung menghampiri Avya.

"Vya kemarin lo kok absen? Dari mana? Kok nomor lo gk aktif? Chat gue juga gk lo jawab? Lo sakit?." Pertanyaan-pertanyaan itu sudah sejak kemarin ingin Fino tanyakan saking khawatir nya karna Avya tidak ada kabar kemarin.

"Fino satu-satu juga, gimana caranya avya jawab coba." Avya sampai bingung harus menjawab yg mana.

"Eh sorry, ya udah gue tanya lo kenapa gk sekolah kemarin?." Fino merasa aneh sendiri, ia jadi malu untung di kelas belum terlalu ramai.

"Minggir lo!." iin datang dan langsung mengusir Fini yg memang duduk di tempatnya.

"Iya santai jg in!." Kesal Fino, iin ini selalu saja datang tidak tepat waktu ganggu aja.

"Kemarin aku sakit, tapi sekarang udah gpp." Jawab Avya, fino langsung menempelkan tangannya di kening avya mengecek suhu tubuh gadis itu.

"Untung deh lo gk panas, bikin gue panik tau gak." Lega Fino, dari kemarin ia uring-uringan sendiri ingin mengetahui keadaan Avya.

"Udah sono pergi!." Usir, iin gadis tomboy itu memang selalu kesal dengan fino karena menurutnya Fino hanya cari muka di depan Avya.

" Kenapa si Lo!." Bagaikan kucing dan tikus, itulah yg menggambarkan Fino dan iin.

Tak lama itu akhirnya bel masuk bunyi, semua siswa masuk ke dalam kelas masing-masing. Guru pun keluar dari kantor menuju kelas yg ajan di ajarnya. Seperti hari ini kelas 12 ipa 1 akan di ajar oleh bu eka selaku guru bahasa Indonesia.

"Baiklah anak-anak ujian kalian tinggal 1 bulan lebih, materi harus di percepat karena ini sudah pekan ke 5 sisa satu pekan lagi setelah itu kalian akan melaksanakan ujian praktek." Bhs Indonesia memang memiliki sub pembelajaran yg lumayan banyak dan di kelas 12 ini waktunya sangat singkat jadi , perlu dilakukan percepatan materi.

" Iya bu!!!" Sahut semua murid.

" Baiklah silahkan baca materi bab 6 setelah itu ibu akan kadi tugas."' pinta bu eka.

Kriggg......

Setelah belajar beberapa jam bel istirahat pertama akhirnya berbunyi semua siswa tentu merasa senang dengan ini. Guru-guru juga kembali ke kantor untuk makan siang murid juga berbondong-bondong menghampiri kantin untuk mengisi perut kosong mereka.

"Kalian mau pesan apa biar gue yg antri." Ujar Fino, kini mereka memilih duduk di kursi paling pojok.

"Gue mi ayam." Sahut iin datar, gadis itu memang seperti itu ia sulit berekspresi.

"Aku nasi putih sama telur balado aja." Sahut Avya, ia bukan orang yg pemilih dalam makanan menurutnya nasi puti dan telur balado itu sudah sangat enak meski sederhana tapi tetap mengenyangkan.

"Ok tunggu." Fino dengan senang hati pergi untuk mengantri. Fino yg di kenal sangat cuek dulu tiba-tiba berubah drastis sejak kedatangan Avya bahkan para penggemarnya meras iri melihat kedekatan Avya dengan Fino bahkan beredar rumor kalau Fino dan avya itu pacar dan yg paling parah sih ada rumor Avya itu saudara Fino sejauh ini, ini yg paling jauh.

Tentu Fino membantah soal itu, ia akui tidak bersaudara dengan Avya ia bilang mereka hanya teman biasa. Sejak dulu Fino sudah memberi kode pada Avya tapi gadis itu benar-benar tidak menyadarinya, sepertinya Fino harus berusaha lebih keras lagi.















🙈🙈🙈🙈

LIAM : TEMPRAMENTAL IS YOUR LOVE LANGUAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang