***"Jenny..."
Jenny terkejut saat Alex tiba-tiba menghentikan langkahnya di depan ruang dosen. Tangan Alex yang lembut menahan pergelangan tangannya, membuat Jenny berhenti dan memandang ke arah laki-laki itu dengan tatapan bingung. Wajah Alex tampak serius.
"Kenapa, Al?" tanyanya, bingung sekaligus deg-degan. Alex menatapnya dengan sorot mata yang tidak biasa. Ada sesuatu yang kayaknya sudah lama ingin dia ucapkan.
"Beberapa hari lalu, Gallio ngomong ke aku."
Jenny mengernyit, dan langsung teringat, Gallio memang pernah bilang kalau dia sempat ngobrol dengan Alex. Tapi, tidak ada penjelasan detail tentang apa yang mereka bicarakan.
"Ngomongin apa, Al?"
Alex terlihat ragu-ragu sejenak, matanya berfokus pada mata Jenny, sangat lekat membuat Jenny merasa tidak nyaman sekaligus canggung. Jujur saja, ada sesuatu yang selalu menarik dalam tatapan Alex. Dari semua yang pernah mendekatinya, hanya Alex yang berhasil buat dia tidak sanggup bertahan lama buat saling pandang sedalam itu.
"Dia nanya perasaan aku sebenarnya ke kamu gimana."
Jenny terkejut. Jadi benar dugaannya. Obrolan mereka tentang dirinya. "Terus, kamu jawab apa?"
"I told him the truth. Aku bilang kalau aku udah suka sama kamu dari dulu. Dan sampai sekarang, aku masih nunggu jawaban kamu."
Jenny terdiam, tidak tau harus merespon apa. Karena jujur dia juga tidak tau apa yang Alex dan Gallio rencanakan padanya.
"Jen, aku tau dia juga suka sama kamu. Dia terang-terangan nunjukin itu di depan kita semua," kata Alex memegang kedua pundak perempuan itu.
"Aku juga ngga mau manfaatin persahabatan kita untuk minta kamu buat langsung mutusin sekarang jawabannya. Kamu tau kan kalau aku selalu nunggu jawaban kamu, seberapa lama pun itu? I know you need time. Aku ngerti juga kalau kamu memang ngga suka pacaran yang main-main, kita udah obrolin ini panjang lebar, makanya kamu minta waktu. Tapi kamu juga tau kalau aku juga ngga main-main sama kamu?" lanjut Alex dengan lebih tenang, tapi tetap serius.
Jenny menatap Alex dengan mata melembut. Hatinya tidak pernah bimbang ketika dia pernah mengucapkan menyayangi laki-laki itu, tapi apa itu tidak cukup untuk membuat Alex mengerti? Orientasinya sekarang hanya belajar, lulus kuliah. Apa terlalu egois untuk memintanya menunggu?
"Aku cuma pengen kamu tau, mulai hari ini, aku ngga bakal sembunyi-sembunyi lagi soal perasaan ini. Aku mau nunjukin kalau aku serius sama kamu. Gallio minta aku harus fair. Katanya kalau memang kamu ngga kasih kesempatan untuk membuktikan, dia nyuruh aku mundur. Tapi aku bilang kita harus bersaing dengan sehat. Biar kamu sendiri yang bisa nilai kita. Jadi..."
Alex berhenti sebentar, menarik napas, lalu melanjutkan, "Aku bakal berusaha. Tapi aku ngga akan maksa. Sampai kamu siap kasih jawaban, I'll be here." Dia tersenyum kecil dan mengelus lembut puncak kepala Jenny.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENNY PRISKILLA ✔️
General FictionGallio Alessandro Kanaka belum pernah merasa sefrustasi ini untuk menaklukan hati seseorang. Biasanya, perempuan-peremuan selalu mau padanya karena dia tampan, kaya dan populer. Perbedaannya justru membuat Gallio semakin tergila-gila. Perempuan itu...