***"Eh, itu Chika anak fakultas sebelah kan ya? Kok bisa bareng Gallio?" tanya Ziesya, memiringkan kepala saat berjalan di samping Ocha dan Jenny. Mereka melintas di daerah kampus yang dekat dengan parkiran, dan dari kejauhan Ziesya melihat Chika turun dari mobil Gallio, yang langsung menarik perhatiannya.
"Chika anak administrasi kan?" Ocha menimpali, mencoba memastikan.
"Iya, yang terkenal banget di fakultasnya. Katanya sih karena cantik," jawab Ziesya sambil mendengus. "Cantik sih, tapi ya, tetep cantikan gue."
"Dih." Ocha memutar bola matanya. "Tapi tunggu deh, mereka berdua lagi dekat apa gimana? Baru kali ini aku lihat mereka bareng."
"Entah." Ziesya mendelik, mengerutkan kening.
Mereka berdua berpandangan, sebelum akhirnya perlahan-lahan menoleh ke arah Jenny yang hanya diam, tiba-tiba terpaku menatap Gallio dan Chika dari kejauhan. Gallio berjalan santai di samping Chika, keduanya terlihat berbicara, meski suaranya tidak terdengar dari tempat mereka berdiri.
"Jen," Ziesya menyikut pelan pinggang Jenny, mencoba menarik perhatian perempuan itu. "Lo ada masalah ya sama Gallio? Akhir-akhir ini kalian kelihatan aneh. Gallio juga udah jarang nongkrong sama kita. Ya, sebenarnya sih lebih tenang tanpa dia, tapi kok jadi sepi juga."
"Iya, Jen. Ngga ada lagi yang tiba-tiba ngasih makanan gratis pas kita kelaperan," Ocha ikut menimpali, mengangkat bahu. "Kalian putus ya?" lanjutnya polos.
"Is!" Ziesya menjentikkan jarinya tepat di jidat Ocha, membuat temannya itu meringis kesakitan. "Tapi serius, Jen. Lo sama Gallio kenapa?" tanya Ziesya, kali ini suaranya lebih lembut, lebih serius. "Ngga bisa dibilang putus juga sih, kan kalian ngga pernah pacaran."
Hubungan antara Jenny dan Gallio memang tidak pernah diberi label, tapi rasanya seperti ada sesuatu yang lebih di antara mereka. Semua orang melihatnya, termasuk Ziesya dan Ocha. Tapi, semuanya mendadak berubah. Gallio mulai menjauh, dan kini ada Chika di sisinya.
Jenny menghela napas panjang. "Ngga ada apa-apa," ucapnya lirih. Mengakhiri sesuatu yang tidak pernah dimulai selalu terasa aneh, seperti melepaskan genggaman yang tak pernah benar-benar ada.
Jenny tau rasanya. Antara dia dan Gallio, tidak ada janji yang dibuat, tidak ada status yang mengikat. Hanya ada momen-momen kecil yang terasa berarti dan tatapan yang seolah berbicara lebih banyak daripada kata-kata. Tapi pada akhirnya, semua itu hanyalah ilusi yang dibiarkan tumbuh tanpa arah.
Terkadang, yang tidak pernah dimulai... memang seharusnya tidak pernah berakhir.
"Bye, Gal," suara ceria Chika terdengar saat mereka berpisah di persimpangan lorong menuju fakultasnya. Chika melambaikan tangan dengan senyum yang lebar, sementara Gallio membalas dengan senyum kecil.
"Bye," ucap Gallio singkat sebelum berbalik, hendak menuju kelasnya. Namun, belum sempat dia melangkah jauh, hampir saja dia menabrak Ziesya, Ocha, dan Jenny yang datang dari arah berlawanan. Langkahnya terhenti mendadak, dan tatapannya tanpa sengaja bertemu dengan Jenny. Hanya sebentar, tapi cukup untuk memunculkan rasa canggung yang langsung memenuhi udara di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENNY PRISKILLA ✔️
Ficción GeneralGallio Alessandro Kanaka belum pernah merasa sefrustasi ini untuk menaklukan hati seseorang. Biasanya, perempuan-peremuan selalu mau padanya karena dia tampan, kaya dan populer. Perbedaannya justru membuat Gallio semakin tergila-gila. Perempuan itu...