3 A Mea

28.5K 2.6K 11
                                    

Seperti yang Roxana bicarakan tempo hari. Hari ini Roxana berencana untuk menghukum Grand Duke William bersama Abel. Berhubung  hari ini dia datang berkunjung untuk urusan keluarga dengan Ayahnya. Namun dia bahkan tidak mau melihat wajah Abel padahal Ini sudah 1 bulan lamanya Abel untuk sementara waktu tinggal di kediaman Marquess Gu.

Lihat saja apa yang sudah Roxana persiapkan untuk memberikan sedikit rasa senang pada Abel. Roxana terkekeh kecil, lalu mengangkat cicak yang berhasil di tangkap oleh Roberto, kucing kesayangannya.

Roxana menatap Roberto di bawah kakinya, Terimakasih Roberto ku tersayang. Roxana lalu menatap Abel yang hanya menatapnya dengan ekspresi bingung bercampur rasa penasaran.

“Ada apa Abel?” tanya Roxana gemas, Roxana lihat Abel merapatkan tubuh padanya dan berbisik lirih,“Roxa apa yang mau kita lakukan dengan hewan aneh ini di luar jendela?!”

“Kau tidak tahu ini hewan apa?” Roxana mengangkat tiga cicak berukuran lumayan besar di tangannya.

Abel menggeleng cepat dan Roxana menghela napas melihatnya.“Ini namanya cicak yang akan kita gunakan untuk menghukum paman Grand Duke.”jawabnya malas.

“Cicak! Tapi hewan ini kecil dan terlihat unik. Mana mungkin ayah takut dengan hewan kecil ini.”

Roxana tahu Abel akan berkata demikian maka Roxana menjawab.“Kau tahu mengapa di  kediaman mu tidak ada hewan ini.”

Abel menggeleng pelan tanda bahwa dia tidak tahu apapun. Roxana kemudian menyeringai.“Itu karena ayahmu takut pada hewan kecil yang berhasil di dapatkan oleh Roberto ku ini.”

“Ayah takut pada hewan aneh ini?” Abel Kembali bertanya, “Dan siapa Roberto?”

“Itu nama kucingku.” Roxana lihat Abel menatap kucing berwarna putih di bawahnya dengan tatapan tak yakin.

“Tapi dia kucing betina bukan jantan?”

Roxana menghela napas lelah, Roxana lalu mengarahkan wajah Abel agar kembali melihat Grand Duke William dan ayahnya yang sedang bicara serius di dalam ruangan.

“Kita kesini untuk menghukum Grand Duke  bukan untuk membahas dan berdebat mengenai jenis kelamin kucing.” kata Roxana tegas.“Jadi, diam saja.”

Roxana  mengangguk puas melihat Abel tak bicara lagi. Lagipula tidak ada satupun orang yang boleh mengomentari nama kucingnya.

Roxana lalu mengangkat cicak di tangannya dengan senyuman miring. Karena isi cerita di dalam novel Roxana bisa tahu dengan mudah kelemahan terbesar dari Grand Duke selatan. Mata Roxana menyipit penuh perhitungan pada kaca jendela yang sengaja dia buka sedikit, tempat kaca jendela ini tidak begitu jauh dari tempat ayahnya dan ayah Abel duduk.

“Abel, angkat cicak ini menggunakan sihir mu dan lemparkan pada Grand Duke.”Perintah Roxana, sejenak Abel terdiam belum menanggapi ucapannya.“Baiklah, biar aku saja yang melem––”

Mata Roxana melotot tajam saat Abel tanpa aba-aba melemparkan tiga cicak di tangannya ke dalam ruangan tepat pada  Grand Duke menggunakan sihirnya. Roxana lalu menarik tangan Abel untuk berlari pergi dari tempat itu ketika mendengar suara teriakan keras dari dalam rumah. 

Bisa gawat kalau Roxana dan Abel ketahuan menjahili mereka.

“Hah... Kita selamat.” ucapan Roxana lega melihat taman yang kini menjadi tempat mereka bersembunyi.“Abel, kau baik-baik saja kan?”

Roxana menoleh menatap Abel yang tak bicara,“Ada apa?  Abel , apa kau....”

Pffttt...hahaha... Roxa ini sangatlah menyenangkan.”

A MeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang