26 A Mea

12.6K 1.5K 163
                                    

Selamat membaca!!

Hal pertama yang Penopil lihat saat membuka matanya ialah tangan dan kakinya yang terikat, gadis siluman itu mengeram marah tatkala mengigat kejadian sebelumnya saat dia sampai ketempat persembunyiannya.

“ Roxana, si sialan itu menjebak ku.”Penopil memaki kesal sambil mencoba melepaskan ikatan tangan dan kakinya.

“Eh, kau sudah bangun. Tapi ini baru 3 menit berlalu rupanya efek wewangiannya tidak terlalu lama, nanti aku harus meracik lagi wewangian Stealth yang lebih kuat.”oceh Roxana seorang diri tanpa memperdulikan tatapan tajam yang dilayangkan oleh Penopil.

“Siapa yang mengijinkan mu mengeledah rumahku!” teriak Penopil kesal melihat rumahnya begitu berantakan.

“Kau.” jawab Roxana santai yang membuat Penopil mengerutkan alis bingung,“Jangan mengada-ada, aku tadi pingsan tidak mungkin aku mengijinkan mu.”

Roxana menggelengkan kepalanya, “Kau yang merasa demikian namun aslinya kau hanya kehilangan setengah dari kesadaran mu. Wewangian Stealth membuat siluman yang menciumnya akan mabuk lalu menuruti semua keinginan yang diberikan oleh pemilik wewangian.”

Sudut bibir Penopil terangkat, “Jadi, ini rencana mu kau sengaja memprovokasi ku agar aku membawa mu ke tempat persembunyian ku.”

Roxana tersenyum, “Benar sekali.”

“Kenapa, kenapa kau ingin pergi ke tempat ini?”

Sebagai jawaban Roxana lalu menunjuk lukisan di atas dinding, kemudian beralih pada anting yang sama seperti milik Tuya yang dia ambil dari telinga Penopil, Roxana simpan di tempat yang sama dengan hiasan dari giok putih.

“Semua barang di atas meja ini berhubungan dengan kasus yang terjadi di ibukota, lalu lukisan ini hanya ada 4 di kekaisaran Carrot. Yang pertama milik keluarga kaisar, kedua milik keluarga Marquess Shaylon dan ketiga milik Tuya lalu aku tidak menyangka lukisan yang tersisa ternyata kau yang memiliknya.”

Roxana berpikir, tuan yang mereka layani mungkin memberikan hal ini sebagai tanda kesetiaan atau mungkin ada hal lain yang tersembunyi dari lukisan ini. Tiga lukisan dari keempat lukisan ini telah di pamerkan oleh pemiliknya masing-masing di ibukota, Tuya sendiri memajang lukisan tersebut di aula ruang utama kediaman Marquess Gu, Tuya bilang itu adalah hadiah yang dia berikan untuk keluarga yang telah membesarkannya. Katanya lukisan dari negara kuno An yang sudah lama runtuh  melambangkan kemakmuran bagi keluarga yang memilikinya.

“Lalu apa kau pikir lukisan ini saling terhubung dengan orang-orang tuanku?” Penopil terkekeh kecil, “Apa kau ingin aku mengatakan siapa tuan yang aku layani?!” dia menggelengkan kepalanya,“Tidak mungkinkan aku mengkhianati tuanku sendiri, Roxana cari tahulah sendiri.” 

Roxana mengangkat bahu acuh, “Sudah, tuh.” dia mengangkat batu komunikasi mana milik Penopil di tangannya, “Saat tidak sadarkan diri tadi, kau sudah bicara dengan orangnya.”

Rahang Penopil mengeras mendengar hal tersebut, dia mengeram marah, “Apa yang aku katakan?”

Tak ada jawaban, Roxana hanya tersenyum kecil dan berbalik membelakangi gadis siluman itu.

“Kau ingat sendiri saja.”

Splash


Roxana menghindar ke arah samping ketika mendapatkan satu serang dari kuku panjang Penopil,  Roxana menatap tenang pada Penopil yang kini sudah beranjak bangun dengan kuku jari tangan yang berubah panjang sampai ke lantai.

A MeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang