9 A Mea

22K 2.2K 14
                                    

Selamat membaca!!!

Kutukan  Red curse, itu adalah semacam kutukan yang menggunakan ikatan iblis untuk membuatnya. Tentu saja sihir hitam ikut andil di dalamnya oleh karena itu Roxana terus mencari cara agar kutukan Red curse menghilang,  Entah terus mengirim surat pada Abel atau kabur dari mansion Marquess Gu dan pergi ke menara sihir untuk bertemu dengan kepala menara sihir. Dia tidak ingin penderitaan Orpanha lebih buruk lagi dari cerita aslinya.

Hari demi hari,  bulan, tahun pun berlalu hingga delapan tahun tiba. Roxana gadis yang tahun ini berusia tujuh belas tahun berdiri di depan pekarangan bangunan tinggi dengan senyuman jengkel.

“Dasar penyihir tua menyebalkan.” dia mengangkat pedang di tangannya kearah menara sihir. “Kau pikir aku akan menyerah? tidak akan!! sampai kau mau bertemu dan membantuku aku tidak akan menyerah, kau dengar itu!!!” teriaknya keras tanpa memperdulikan tatapan malas orang-orang disekitar menara sihir padanya.

Ya, kejadian ini bukan hanya hari ini saja dan orang-orang yang bekerja di menara sihir sudah malas berdebat dengan gadis itu, dulu di musim dingin ketika anak itu berusia 9 tahun. Dia datang ke menara sihir di tengah lebatnya salju ibu kota dia memohon untuk bertemu dengan pemimpin menara. Tapi tentu saja dia tidak mendapatkan izin untuk itu.

Mereka pikir gadis ini akan menyerah, tapi setiap tahun gadis ini selalu datang ke ibukota membuat menara sihir di penuhi suara berisik dari gadis kecil ini dan dari keluarga gadis kecil yang ingin membawanya pulang. Sungguh gadis cantik yang keras kepala.

“Keras kepala.” akhirnya ada juga orang yang berani mengutarakan pendapat di otak para penyihir menara. Roxana berbalik ekspresi wajahnya tampak malas.

“Ah, salam pada Pangeran kedua Cayson.”Roxana membungkuk singkat dan kembali berdiri tegak, ekspresi wajahnya kini kembali normal.

“Kau sedang meledekku sekarang?”

Roxana masih kesal dengan kejadian tempo hari di tempat ini dan menjawab dengan nada datar,“Saya tidak berani bertindak demikian.”

Cayson menghela napas kemudian berjalan cepat kearah Roxana dan mengapit kepalanya.“Berhenti membuat lelucon dengan panggilan formal kau membuatku takut.” 

“Arghhh... Cayson.” Roxana berteriak tak terima lalu dia menarik bahu lelaki itu dan membantingnya ke lantai berbatu di bawahnya.

Bruk!

Semua orang tercengang, termasuk Roxana dan Devan, pelayan pribadi pangeran kedua.

“Astaga! Astaga! tubuh yang mulia pangeran kedua yang lemah.”

Devan segera berlari dan membantu Cayson berdiri, di samping itu Roxana tersenyum lebar lalu melarikan diri dari tempat itu.

“Maaf Cayson! jika kau berkunjung ke toko kue Astria milikku kau bisa makan gratis sebagai permintaan maaf.” teriak Roxana keras.

Cayson mendegkus geli sambil memegang bagian dadanya yang terasa sakit. Dia sedikit memikirkan peristiwa lalu dan berkata.

“Devan, aku tidak ingin mengecewakan Roxana seperti hari kemarin.” sorot matanya berubah dingin,“Besok atur pertemuan Roxana dengan kepala menara sihir.”

Dengan ragu Devan berkata,“Tapi Pangeran kedua, hak untuk bisa bertemu dengan kepala menara sihir hanya untuk keluarga Kaisar saja.”

“Devan.” nada panggilan tanpa keramahan dari majikannya membuat Devan membeku,“ Dia putri kedua dari Marquess Gu, ayah mertua dari Baginda Kaisar yang sekarang. Apa  menurutmu dia tidak memiliki hubungan apapun dengan keluarga Kaisar?”

A MeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang