12 A mea

20.8K 2.2K 13
                                    


Selamat membaca!!!

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 🔥🔥

Bagi Roxana, kehidupannya yang sekarang terasa nyata dan tidak nyata. Roxana sesekali masih tak percaya bahwa dia telah hidup kembali di dunia Novel tempat para biasnya hidup, namun... di sisi lain kehidupan yang dia jalani di dunia ini terasa lebih nyata, orang-orang yang dia temui  dan keluarganya mereka semua memiliki emosi dan kehidupan sama seperti kehidupan pertamanya.

Mereka tidak terlihat seperti karakter novel yang keberadaannya di samarkan oleh penulis. Terutama orang di hadapannya ini, pangeran kedua Cayson... dia salah satu karakter yang belum pernah di ceritakan.

Roxana tak tahu bagaimana watak asli dari orang di hadapannya ini. Apa dia seperti Dimitri, pria yang suka main wanita dan kejam. Atau pria ramah penuh kelembutan seperti yang selalu Roxana lihat selama ini.

“Roxana, apa yang sedang kau pikirkan?”Cayson mengibaskan satu lengannya di depan wajah Roxana.

“Ah, tidak ada.” jawab Roxana sambil tersenyum canggung ketika menyadari wajah Cayson begitu dekat dengannya.“Benar, aku melupakan kue dengan resep baru yang aku buat. Tunggu di sini sebentar.”

Cayson tersenyum geli melihat kepergian Roxana,“Sudah lama sejak aku melihat Roxana merasa malu.”

Itu saat usia Roxana 9 tahun, Pertemuan pertamanya dengan Roxana. Dirinya masih mengigat ketika Roxana dengan semangat melempar bola salju berukuran besar ke arah menara sihir namun lemparnya  malah meleset dan mengenai dirinya. Casyon ingat saat itu begitu malunya Roxana.

Pftt... dia dulu begitu lucu saat merasa malu.” Cayson menutup bibir menahan tawa gelinya.

“Apa yang kau tertawakan? Apa di sini ada sesuatu yang lucu?!” tanya Roxana yang baru saja tiba sambil menatap kesekitar toko kue miliknya.

Cayson menggeleng kecil,“Tidak ada, aku hanya memikirkan masa lalu.”

“Masa lalu? Masa lalu apa yang membuat tuan muda kita tertawa geli seperti ini.”

Cayson kembali tertawa. Dia mengambil kue di atas meja dan memakannya, tanpa menjawab pertanyaan Roxana.

Melihat hal itu  Roxana mendegkus, dia lalu duduk di hadapan Cayson.“Kau tahu kepala menara sihir ternyata masih sangat muda. Aku pikir dia itu kakek tua.”

“Dia memang terlihat muda karena penampilan itu yang ingin dia perlihatkan pada orang lain.” jawab Cayson

“Maksudmu, dia bisa mengubah penampilannya sesuka hati.”

Cayson mengangguk,“Benar, waktu kecil karena aku memiliki tubuh yang lemah, aku pernah sekali melihat penampilan tuanya ketika dia sedang mengobati penyakit ku.”

“Sungguh?” Roxana bahkan semakin tercengang, dia tak menyangka di balik wajah tampan seperti bayinya itu, Kepala menara sihir menyembunyikan wajah keriputnya.“Wow! Untung saja aku tadi tidak tergoda oleh wajahnya.” 

Cayson hanya mendegkus,“Lalu bagaimana dengan hal yang ingin kau tanyakan padanya, apa ada hasil?”

“Tidak ada, Meksipun ada cara yang dia berikan bahkan lebih buruk.” jawab Roxana sambil mengerucutkan bibir kesal.

“Begitu.” kata Cayson pelan.

Melihat keakraban kedua orang itu. Vis, salah satu orang kepercayaan Abel yang sejak tadi mengamati dalam diam tampak mengerutkan alisnya. Dia tidak menyangka jika calon Grand Duchess nya memiliki hubungan yang baik dengan pangeran kedua dan mengabaikan tuannya.

A MeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang