32 A Mea

9.6K 1.1K 19
                                    

Selamat membaca!!

Bukannya merasa takut dengan ancaman Abel, Roxana malah mendengkus, “Kau berani mengurungku lagi Abel.” dia berjinjit dan  mencubit satu pipi Abel. “Mau aku hukum lagi seperti saat kecil dulu?”

Abel melipat bibirnya dengan ekspresi menahan tawa. Abel kemudian memalingkan wajahnya dan menggeleng. Bukannya Abel merasa takut dengan hukuman Roxana, Abel hanya merasa wajah Roxana teramat lucu ketika mengancam balik dirinya.

Ekspresi puas kini tergambar jelas di wajah Roxana, dia lalu bertanya, “Kenapa kau bisa tahu aku ada disini lalu....” dahi Roxana berkerut ketika melihat kebelakang, disana begitu banyak kstaria Grand Duke Beniamin yang berjajar rapi. “Abel, apa kau berniat pergi berperang?”

Abel melirik kebelakang, “Pergi!”

Satu kalimat perintah yang keluar dari mulut Abel membuat mereka semua keluar dari tempat itu. Abel lalu kembali menoleh ke arah Roxana.

“Aku sudah mengusir mereka keluar.” Ucap Abel, tingkah Abel tersebut membuat Roxana mengerti, “Anak pintar.”

Itu adalah pujian yang selalu Roxana berikan ketika Abel kecil memperbaiki hal  buruk yang dilakukannya.

“Abel, pertanyaan pertamaku kapan kau mau menjawabnya.” Abel belum mau menjawab sebaliknya pria muda itu duduk di sofa yang berhadapan dengan Cayson.

Cayson yang bertatapan dengan Abel  mengulas senyuman palsu, “Grand Duke adalah ahli sihir nomor satu di kekaisaran Carrot yang kejeniusannya berhasil mengalahkan kepala menara sihir, tentu saja dengan bakat jeniusnya ini dia bisa dengan mudah mendapatkan lokasimu, Roxa.” dia kembali berkata, “Sayangnya, bakat jenius anda di gunakan dengan cara yang salah, tuan Grand Duke apa menurut anda datang kekediaman seorang pangeran bersama banyak kstaria adalah tindakan yang sopan?”

Abel tersenyum tak sampai mata. “Saya hanya mencari tunangan saya yang kabur dari rumah,” perkataan Abel membuat Roxana tersenyum canggung. “Pangeran kedua, wilayah selatan saat ini dalam situasi genting. Saya tidak mau karena konflik antara saya dan klan siluman rubah membuat tunangan saya terluka, saya harap kali ini anda mau menoleransi tindakan saya.”

Kata ‘tunangan saya’ yang disengaja penuh dengan penekanan, sedikit membuat hati Cayson terusik. Cayson tidak menyukai fakta bahwa gadis yang dia sukai sudah memiliki seorang tunangan.

Kemudian Cayson tersenyum dan berucap, “Baiklah, untuk sementara ini kita tidak perlu memperpanjang masalahnya.”

Itu artinya, masih ada waktu yang lain untuk kita bisa saling bertengkar dikemudian hari dan Abel menangkap dengan baik maksud dari ucapan Cayson.

“Terimakasih, saya juga berharap dikemudian hari kita bisa membahas banyak hal yang sekiranya menarik.”

Artinya, jangan berharap ada lain kali untuk bisa bertemu dengan Roxana dan tentunya aku tidak akan  kalah jika bertengkar denganmu.

Roxana melirik kedua pria yang saling bertatapan dengan sengit itu. Dia berdehem pelan sebelum memilih duduk di ujung sofa dan meminum tehnya, baru saja Roxana akan mengambil kue cokelat kering diatas piring. Kedua pria itu malah menyodorkan dua piring dengan isi kue yang berbeda.

“Ahahahaha....” Roxana tertawa hambar ketika melihat mereka berdua kembali berpandangan sengit, Roxana lalu menggeleng kecil, “Tidak jadi, tidak jadi.”

Bisa-bisa Roxana mati muda karena tekanan tak mengenakan dari mereka berdua.

****

Tiba dikediaman Grand Duke Beniamin, Abel langsung bertanya mengenai alasan Roxana pergi ketempat Cayson.

“Kau menyuruhku untuk memecahkan kasus dan kebetulan Cayson memiliki barang langka yang berhubungan dengan kasus yang kau suruh pecahkan, itu alasannya dan berhentilah bertanya.”jawab Roxana sambil membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan memejamkan matanya.

A MeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang