40 A Mea

7.4K 882 26
                                    

Tandai typo?

Pagi hari di ruang kerja Grand Duke Beniamin diselimuti oleh hawa tidak enak dari sosok pria muda bersurai perak. Pria itu menopang dagu dengan senyuman kecil.

“Jadi, kapan dia tiba?”

“Pagi- pagi buta sekali, tuan Grand Duke.”jawab Jovial, ajudan kedua Abel.“Beliau sempat memaksa untuk bertemu dengan anda pagi itu namun saya terus mengelak dan langsung mengantar beliau ke mansion bagian selatan tempat para tamu tinggal.” lanjutnya

Suara hembusan nafas terdengar dari Abel. Abel mengangguk. “Kau melakukan tugas mu dengan baik.” lalu pandangan matanya bergulir pada Furious, “Untuk saat ini jangan biarkan Roxana tahu permaisuri Orpanha ada di tempat ini.”

“Saya akan mengaturnya dengan baik, anda tidak usah khawatir tuan.” ujar Furious tegas.

“Sebaiknya jangan ada kesalahan sedikitpun.” kata Abel penuh penekanan. Tangannya lalu bergerak mengambil satu dokumen dan memberikannya pada Furious, “Berikan  salinan daftar-daftar barang dan tanah yang ada di dokumen ini pada Cecila dan Arnod.”

Furious mengambil dokumen tersebut. Dia membacanya sejenak, “Ini... anda benar-benar akan mengembalikan semua hal ini pada seluruh penduduk kota selatan tuan?”

“Iya, mereka layak mendapatkan apa yang sudah menjadi hak mereka selama 8 tahun ini.” Abel menjawab dengan tenang lantas dia kembali menyibukkan dirinya dengan beberapa kertas di atas meja.

“Saya mengerti.” Furious lalu melenggang pergi dari ruangan tersebut. Dalam perjalanannya benaknya dipenuhi oleh rasa kagumnya pada sang Grand Duke baru.

“Beliau  memang orang yang kejam pada orang tertentu, namun  dia ternyata memiliki hati  yang lembut pada penduduk kota ini.” genggaman pada dokumen ditangannya semakin erat, “Aku akan bekerja dengan baik untuk memutuskan rantai kemiskinan di kota ini.”

Jika dulu di bawah kepemimpinan Grand Duke sebelumnya, dia tidak bisa berbuat apapun untuk rakyat kota Selatan yang hidup menderita karena tekanan dari atasan, Sekarang ada waktu bagi Furious untuk menebus kesalahannya dimasa lalu, dia tidak akan melewatkan hal baik ini.

“Wilayah hutan selatan memiliki kondisi yang buruk daripada wilayah daerah yang lain.”

Baiklah Furious sudah menentukan akan melakukan jadwal pertama kunjungannya pada wilayah itu bersama sang atasan dan dua orang yang bertanggung jawab atas tugas ini, Cecilia dan Arnod.

Langkah kaki Furious terhenti tatkala melihat sosok calon nyonyanya. “Selamat pagi Lady.” ucap Furious seraya membungkuk sopan.

Roxana dengan balutan gaun biru muda sederhananya tersenyum ramah, “Ah, selamat pagi untuk anda juga sir.”

“Apa anda ingin bertemu dengan tuan?”

“Iya, kami berjanji untuk pergi ke pusat kota hari ini.” jawab Roxana. “Kalau begitu saya permisi.” lanjutnya.

Furious menatap kepergian Roxana dengan perihatin, “Sepertinya hari ini akan ada sebuah kencan yang gagal.”

*

*

*

“Kau tidak jadi ikut?” tanya Roxana memastikan.

“Maaf, Roxa. Aku memiliki pertemuan dengan seseorang, ini pertemuan yang tidak bisa di tunda.” jawab Abel masih dengan mata dan tangan yang fokus pada dokumen.

Roxana terdiam memperhatikan gelagat aneh Abel. Tidak biasanya dia bicara tanpa menatap wajahku. Roxana berpikir ada hal yang janggal dari perilaku pria itu. Abel bertingkah seperti saat dia tidak sengaja menghilangkan kucing kesayangannya dulu.

A MeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang