11 A Mea

20.8K 2.2K 32
                                    

Selamat membaca!! Jangan lupa tinggalin jejak 😍😘🥺

Pangeran kedua berdiri di samping Roxana dan memandang tenang ke arah asisten kepala menara sihir. Di sisi lain asisten kepala menara sihir merasa aneh dengan kedatangan pangeran kedua. Asisten kepala menara sihir sedang berpikir mengapa adik kandung dari Baginda Kaisar yang baru ada di sini sedangkan pada saat ini istana kaisar tengah mengadakan perjamuan kemenangan perang besar dengan Kekaisaran Quinn dan penobatan untuk Selir- selir baru Kaisar.

“Anda juga datang pangeran.”

Cayson tersenyum ramah, “Iya, belakangan ini istana kaisar cukup berisik. Tubuh lemah saya tidak cukup baik untuk tetap tinggal di sana.”

Satu alis asisten kepala menara sihir terangkat, “Ah, begitu. Namun pangeran  untuk hari ini kepala menara sihir mengatakan bahwa ia hanya ingin bertemu dengan Lady Gu.”

“Baik, jika itu yang di inginkannya.” jawab Cayson, ia menoleh ke arah Roxana,“Semoga apa yang kau inginkan selama ini bisa terpenuhi setelah bertemu dengannya.”

Roxana mengangguk,“Terimakasih, berkata bantuan mu aku memiliki kesempatan bertemu dengan kepala menara sihir, aku akan membalasnya nanti.”

Cayson menggelengkan kepala,“Tidak perlu sungkan, kau cukup meluangkan waktu untuk menemaniku bermain di luar.” 

“Tentu,” Roxana mengacungkan jari jempolnya, “Aku pergi dulu.”

“Iya.”

Setelah Roxana sepenuhnya menghilang dari pandangan matanya raut wajah Cayson berubah dingin, pria bersurai gelap kecoklatan itu berbalik kebelakang.

“Ren.” Cayson memanggil pengawal bayangannya.

“Salam pada pangeran kedua.” Ren membungkuk singkat lalu kembali berdiri tegak.“Pangeran ada kabar buruk, perjamuan di istana berubah kacau saat Baginda Kaisar membunuh sepuluh selir yang diberikan Grand Duke muda.”

Cayson mengernyit,“Dia membunuhnya? Itu tidak seperti sifat kakakku, apa yang sebenarnya terjadi?” 

Sekilas ada ekspresi jijik di wajah Ren ketika dia menjawab, “Baginda Kaisar hanya tidak puas dengan wajah dan bentuk tubuh ke sepuluh gadis itu pangeran.”

Sudut bibir Cayson terangkat,“Memang Kakak ku sekali.” Cayson mengibaskan tangannya,“Pergi dan terus awasi situasi di istana, laporkan padaku jika rombongan prajurit Grand Duke muda sudah pulang dari wilayah barat.”

“Baik, pangeran.”

****

Saat memasuki ruangan yang berada di puncak menara sihir Roxana menghela napas lega. Dia kira dia akan mati jatuh dari atas tangga ketika menaiki puncak menara. 

“Kenapa menara sihir ini tidak membuat alat sihir yang seperti lift, bisa-bisanya mereka menaiki 200 tangga setiap hari.”ucap Roxana seraya berbalik dari arah pintu menatap ruangan yang dia tempati.

“Silakan duduk di sini Lady, sebentar lagi Kepala menara akan menemui anda.”Asisten kepala menara menunjuk sebuah sofa panjang di ruangan itu.

“Terimakasih.”  Roxana lalu duduk di atas sofa, sedangkan Asisten kepala menara sihir sudah berjalan keluar.

Sejenak Roxana menelusuri ruang dengan warna putih untuk keseluruhannya. Ruangan ini tampak suci dan elegan, benda - benda di sini pun tak kalah mewah seperti milik para bangsawan tinggi.

“Maaf, membuat anda menunggu lama Lady.” Roxana menoleh dan segera beranjak bangun,“Tidak perlu berdiri seperti itu, duduk kembali.”

Roxana kembali duduk dan saat duduk berhadapan dengan pria berjubah putih, dia mengingat beberapa kata umpatan yang selalu dia teriakan pada pemimpin menara sihir setiap tahunnya dan tiba-tiba Roxana merasa gugup.

A MeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang