43 A Mea

6.9K 729 14
                                    

Sifat yang berbeda, jangan mudah percaya. Atau kau akan tertikam oleh kenyataan yang mengerikan_ A MEA_

Selamat membaca!!!

Tempat itu sunyi, hanya ada beberapa orang yang datang. Hawa kesedihan terasa kuat membawa rasa sesak yang memakan hati. Hujan deras mengguyur sesudah acara pemakaman dilakukan, orang-orang yang datang berhamburan pergi selepas memberikan ucapan belasungkawa pada keluarga yang bersangkutan.

Tina bergerak memayungi tubuh majikannya namun gerakan tangan penuh penolakan darinya menghentikan sang pelayan. Tina menghela napas berat dan kembali melangkah mundur membiarkan majikannya terguyur oleh derasnya hujan yang menyamarkan bulir air mata.

“Ibu selalu mengatakan mati adalah akhir dari perjalanan hidup manusia.” ucap Roxana getir, dia memejamkan mata tatkala kenang- kenangan indah bersama keluarganya bermunculan di dalam benaknya, sedangkan kedua orang yang tersisa di sana hanya diam mendengarkan, “Hidup manusia itu tidak abadi, ibu pernah mengatakan kenang apa yang ingin kamu kenang dari orang yang telah meninggal jangan menangisnya, tersenyum dan biarkan dia pergi dengan perasaan bahagia tanpa membebaninya.”

Roxana menghela napas.  Sepasang netra Emeraldnya berubah tajam ketika menatap sang kakak yang berdiri di sebrang gundukan tanah makam orang tuanya.

“Kematian, semua manusia tidak pernah tahu kapan hal itu terjadi padanya.” Roxana melanjutkan dengan suara serak, “Entah mati kecelakaan, bunuh diri, atau mati ditangan orang terdekat.”

Roxana tersenyum getir ketika orang dihadapannya menundukkan kepalanya dengan suara tangis yang berusaha dia tahan. Roxana kemudian berjalan ke arah Orpanha.

“Jangan menangis lagi, kak.” bisiknya seraya memeluk tubuh Orpanha.

Orpanha semakin terisak keras dan mengeratkan pelukannya pada tubuh sang adik. Namun meski demikian mata yang penuh oleh bulir air mata itu tak menyiratkan rasa kehilangan sedikitpun.

Sedangkan di ujung jalan setapak tempat pemakaman keluarga Marquess Gu. Abel berdiri di sana, menatap kosong kearah kedua saudara yang sedang berpelukan. Dia sudah berdiri selama proses pemakaman keluarga Marquess berlangsung tanpa niatan untuk datang mendekat.

Tak berapa lama suara langkah kaki yang meninggalkan area pemakaman itu terdengar. Di sela langkahnya Abel tersenyum  penuh makna.

****

Crashhh

Mata Roxana hanya terpaku pada lengan Abel yang barusan dia potong menggunakan pedang. Lengan pria itu kembali tumbuh seperti pria yang kemarin dia temui.

“Apakah aku tidak begitu berharga di hatimu sampai kau tidak bersedia menatap wajahku lagi, Roxa?”

Di dalam ruang tamu keluarga Marquess Gu yang luas kini hanya tinggal Abel dan Roxana, setelah Roxana menyuruh para pelayan keluar dari ruang tamu.

Abel tersenyum getir ketika melihat Roxana bahkan tidak mau memberikan satu lirikan pun padanya.

“Kau sudah mengakui bahwa kau yang membunuh orang tuaku, aku tidak bisa membunuh mu atau menjebloskan mu kedalam penjara karena tidak ada bukti kuat,  jadi sebagai gantinya katakan padaku dimana kau menyembunyikan adikku.” ujar Roxana dingin. Dia lalu menatap Abel dengan tajam. “Setelah mengatakan keberadaan Speir kita tidak perlu saling bertemu lagi, ayo kita batalkan pertunangan ini.”

Abel berdiri dan dengan gerakan cepat dia meraih tubuh Roxana. Jika Abel mengerahkan seluruh kekuatannya bisa dipastikan pinggang Roxana akan langsung remuk.

A MeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang