"I stay up all night, tell myself I'm alright
Baby, you're just harder to see than most
I put the records on, wait 'til I hear our song
Every night I'm dancing with your ghost"
(Dancing With Your Ghost – Sasha Alex Sloan)
Naraya menatap tidak percaya orang yang berdiri tidak jauh dari tempatnya duduk. Dalam kondisi masih sedikit shocked, kekagetannya malah bertambah ketika melihat Yausal sedang melihat ke arahnya dengan tatapan yang sama kagetnya.
"Mas Yausal kenal?" Tanya Pak Wahyu. Beliau sepertinya sudah selesai berbicara dengan petugas keamanan yang mulai meninggalkan tempat itu. Dua bapak yang sebelumnya berada di situ pun sudah pamit kembali ke rumahnya masing-masing.
"Iya. Naraya temen saya, Pak." Yausal mendekati Naraya. "Kamu nggak papa, Na?"
Naraya tidak langsung menjawab. Seketika dia terkesima dengan cara Yausal menanyakan keadaannya. Setelah pertanyaan-pertanyaan sebelumnya yang dia dengar seputaran 'ada yang ilang, nggak?', 'apa yang diambil?', 'sebelum tidur pintunya nggak lupa dikunci, kan?', Naraya senang ada yang peduli dengan perasaannya setelah apa yang menimpa dirinya. Meskipun sebenarnya dia menyesali pertemuan dengan Yausal dalam kondisinya seperti ini.
"Neng, karena kunci pintunya rusak, sementara handle-nya digembok dulu ya, dari luar," ujar Pak Wahyu seraya berdiri di sebelah Yausal. Sementara itu Bu Ratna masuk ke dalam rumah. Tidak lama kemudian, beliau keluar dengan membawa sebuah gembok panjang, lalu menyerahkannya pada suaminya.
"Nah ini," tunjuk Pak Wahyu pada Naraya. "Jadi untuk malem ini sebaiknya nggak pulang dulu, Neng. Terus terang kami juga khawatir."
"Kalau mau di sini dulu juga nggak apa-apa," Bu Ratna menawarkan bantuan. "Paling nanti tidur sama Gina. Kebetulan kamar tamunya lagi dipakai. Sedang ada ibu mertua."
"Eh, Gina juga bobo sama Yani, Bu," Gina menyebut satu nama yang sepertinya kerabat Bu Ratna juga.
"Lah, iya. Ada Yani, ya."
"Bu, nggak usah repot-repot. Nggak papa saya pul—"
"Di tempat aku aja, Na," tukas Yausal cepat, membuat semua yang ada di situ terdiam seketika. "Kebetulan di rumah ada kamar kosong. Kamu bisa istirahat di situ malem ini."
Naraya menatap Yausal penuh keraguan. Setelah dia sibuk menghindari laki-laki ini dengan banyak kebohongan, tiba-tiba sekarang dirinya harus berada satu atap dengannya meskipun hanya semalam. Sepertinya Naraya kena karma.
Kelar hidup gue ini, mah...
"Gimana?" Yausal menanti jawaban. Dia menatap Naraya yang belum juga memberikan respons apa-apa.
Agak lama Naraya menimbang tawaran Yausal. Padahal dalam kondisi mendesak seperti ini dia tinggal mengiyakan. Namun entah mengapa menyetujui usul laki-laki itu terasa seperti berada dalam situasi terancam.
Salah sendiri pake bohong-bohong segala.
"Kalo kagok, ditemenin Gina aja, Neng," Bu Ratna mencoba memberikan solusi. "Nggak papa kan, A?" Tanyanya pada Yausal.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATTRICK
RomanceNaraya dan Yausal kembali bertemu untuk ketiga kalinya. Tiga tahun putus kontak, mereka terlibat satu pekerjaan yang sama. Lagi-lagi saling terhubung, tenyata banyak hal yang terjadi di luar dugaan mereka, termasuk usaha keduanya untuk tidak saling...