#27 PROGRESS?

60 9 3
                                    


"The greatest gift you can give someone is your time.

It is because you are giving the portion of your life

That you'll never get back."

(quoted)



Seorang office boy sedang membersihkan ruangan ketika Naraya masuk ke kantornya pagi ini. Terdengar sebuah lagu dangdut melantun dari ponsel yang ditaruh di meja.

"Pagi, Pak Toto," sapa Naraya sambil melangkah menuju mejanya di pojok ruangan. "Seru amat, lagunya."

"Eh, Teh Naraya." Terkejut, pegawai kebersihan bernama Toto itu seketika melirik jam dinding. "Tumben datengnya pagi-pagi. Lagi banyak kerjaan, ya?"

"Ho-oh, nih." Naraya menaruh tasnya di meja, lalu mengeluarkan laptop. Sambil memeriksa jadwal dan membuat beberapa persiapan untuk acara yang diadakan dalam waktu dekat, dia melirik Toto yang sesekali mengelap meja sambil sesekali bersenandung.

Toto adalah office boy gedung yang disewa Naraya khusus untuk membersihkan tempat kerjanya. Kantor Pandora sendiri adalah separuh ruangan yang disekat oleh partisi gypsum, yang sebagian lainnya dipakai oleh kantor pegadaian. Naraya langsung setuju saat pemilik tempat menawarkan ruangan berukuran sekitar lima puluh meter persegi itu. Selain ukurannya yang pas menurutnya, harga sewanya juga sangat terjangkau oleh anggaran yang dia punya. Harga spesial, kata si pemilik.

Naraya berjalan menuju pantry kecil tempat meja dapur mungil berada. Dia mengambil sebuah cangkir dan toples dari lemari. Toto baru selesai dengan pekerjaannya dan langsung pamit. Dia menolak saat Naraya menawarinya kopi.

"Masih ada dua kantor lagi yang harus dibersihkan," katanya, kemudian berlalu.

Naraya kembali ke mejanya di sudut ruangan dengan cangkir mengepul di tangan. Dia sengaja memilih pojokan itu. Selain dekat jendela, dia butuh tempat yang sedikit 'terpencil' supaya bisa tetap fokus bekerja. Meskipun pembatas mejanya dengan spasi di sampingnya hanya berupa partisi setengah badan sepanjang dua meter yang di atasnya diberi tanaman hias artifisal, itu sudah cukup memberinya ruang kerja pribadi. Sementara itu di seberang mejanya, sepasang rak kayu berwarna tan dipasang menyiku satu sama lain. Satu buah meja panjang dengan dua unit komputer di atasnya diletakkan di sebelahnya, menghadap ke arah meja besar di tengah ruangan dan pintu. Berjarak satu meter, ada pantry mungil yang terdiri dari counter table dan wastafel serta kabinet di atasnya. Bagian samping dipasang pembatas yang terbuat dari material kayu yang desainnya tidak terlalu rapat. Di ujungnya diletakkan dispenser yang menghadap ke arah meja komputer. Di balik partisi kayu itu, terdapat sofa bed berukuran minimalis yang menempel ke dinding. Di saat sepi seperti sekarang ini, Naraya sesekali mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Meskipun tidak terlalu luas, dia cukup bangga dengan kantornya.

Naraya hendak menyalakan mp3 dari ponselnya saat menyadari ada pesan masuk beberapa menit lalu.

Pagi, Na. Berangkat jam berapa? Mau sarapan bareng, nggak?

Naraya tertegun membaca pesan itu, tapi tak ayal dia tersenyum juga.

Hey, Sal. Aku udah di kantor, nih.

Naraya membubuhkan emoji tertawa di akhir pesannya.

Sepagi ini??? Keren, ih.

HATTRICK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang