#14 IT'S ALWAYS YOU

49 8 0
                                    

"Lookin' back on the things I've done

I was trying to be someone I played my part, 

kept you in the dark

Now let me show you the shape of my heart"

(Shape Of My Heart – Backstreet Boys)

Naraya mengaduk kopinya sambil berdiri di depan jendela. Rambutnya terbungkus handuk, sementara dia mengenakan jubah mandi berwarna merah bata. Vicky keluar dari kamar tidur tidak lama kemudian. Gadis itu terlihat rapi dengan celana jeans biru muda dan kaos abu polos yang diberi kemeja flanel kotak-kotak di bagian luarnya. Setelah memyimpan tasnya di sofa, dia lalu duduk di sebelah Naraya. Tangannya meraih sebungkus roti gandum dan selai coklat yang ditaruh berdekatan.

"Semalem gue iseng scrolling instagram," ujar Vicky sambil mengoles rotinya dengan selai. "Gue nemu satu tempat bagus buat acaranya Tapao Jaya."

"Oh ya?" Naraya berjalan menuju lemari dapur, mengambil sebuah piring kecil lalu menyerahkannya pada Vicky. "Dimana?"

Vicky menaruh rotinya di piring, menepuk-nepuk tangannya lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Dia mengetik sesuatu di telepon selulernya kemudian memperlihatkannya pada Naraya.

"Tempat glamping baru. Somewhere in Pangalengan."

Naraya terdiam agak lama melihat foto-foto di handphone Vicky. Sementara gadis itu menunggu reaksi seraya melanjutkan mengolesi rotinya yang sempat tertunda

"Gimana? Oke, nggak?" Tanya Vicky.

"Bagus, Vick. Cocok nih, sama tema yang dipengenin Yausal."

Vicky tersenyum. "Gue bisa survey nanti siang sama Putra. Biar besok kita bisa kasih update-an ke Tapao."

"Oke. Sip. Good job, Vick. Gue tunggu info lanjutannya. Thanks, ya." Naraya mengembalikan ponsel itu ke Vicky. Dia selalu senang dengan hasil kerja partnernya ini. Vicky tidak hanya cepat belajar, tapi dia juga paham betul Naraya seperti apa. Makanya tidak cuma dekat di pekerjaan, keduanya pun dekat secara personal.

"Oh ya, Mbak, kayaknya nanti malem gue nggak bisa tidur di sini, deh. Orang rumah mo pada pergi ke Cirebon, jadi gue disuruh balik karena rumah kosong. Lo gapapa, kan, gue tinggal dulu?"

Naraya melirik ke rumah seberang sekilas, lalu melihat ke arah Vicky.

"Gapapa, Vick. Lagian lo udah seminggu lebih nginep di sini. Kayaknya gue udah mulai aman deh, sendirian lagi."

"Ya udah. Tapi kalo ada apa-apa, lo kabarin gue ya, Mbak."

"Iyaaa." Naraya mengambil selembar roti dari bungkusannya, kemudian meraih toples selai coklat yang ada di situ.

"Eh, selai coklat lo gue abisin tadi. Tinggal dikit banget soalnya. Gimana, dong?"

"Oh?" Naraya melihat bagian dalam toples itu yang tinggal olesan-olesan cokelat tipis di permukaanya. "Ya udah, gapapa." Dia membuang toples itu ke tempat sampah, lalu berdiri mengambil sesuatu di lemari di atas tempat cuci piring.

"Selai sarikaya?" Vicky heran melihat Naraya menaruh toples baru di meja. Dia mengambil selai berwarna kuning itu dan membaca kemasannya. "Sejak kapan?"

Naraya berdeham pelan. Selama ini selai sarikaya tidak pernah menjadi pilihannya. Ini adalah pertama kalinya dia memutuskan membeli olesan untuk rotinya selain kacang dan cokelat.

HATTRICK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang