Doesn't have to be love
You might not even be right
But when I'm stuck in my head
You drive me out of my mind
(Kinda into You – Victoria Anthony)
Entah kenapa sulit sekali bagi Yausal untuk berkonsentrasi pada rapat sore ini. Dia tengah duduk di sebuah lounge di Jalan Riau bersama Zacky dan tiga orang kliennya, tapi pikirannya terbang ke sebaris pesan whatsapp yang datang dari Naraya setengah jam lalu.
Btw Sal, tawaran ke Pengalengan masih open kah?
Yang dengan bahagianya dia balas dengan,
Always, Na. Jadi ikut?
tapi kemudian disesalinya karena dirinya merasa jawaban itu terlalu... romantis. Dia tidak habis pikir, kenapa akhir-akhir ini, apa yang dilakukannya seperti berisi muatan rasa. Padahal dia tidak bermaksud begitu. Tapi ujung-ujungnya, Yausal terlihat seolah-olah ingin memberikan perhatian yang sedikit tidak biasa pada gadis itu.
Kenapa sih nggak, 'Masih, Na. Mau jadi ikut?'
Atau,
'Iya. Tertarik ikut?'
Atau,
'Open, Na. Tapi mau tutup bentar lagih'.
Yausal mendesah.
"Kenapa, Mas? Permintaan kami berlebihan, ya?" Tanya seorang klien yang sejak tadi sedang menjelaskan dan seketika berhenti ketika melihat reaksi Yausal.
"Eh, gimana?"
Tersadar dirinya tidak memperhatikan, Yausal menatap satu per satu keempat orang yang tengah melihat ke arahnya pada saat yang bersamaan. Cepat-cepat dia menggeleng meyakinkan.
"Oh, no problem, kok. Aman. Silakan lanjut," ujarnya dengan gestur tangan mempersilakan.
Kali ini Yausal mencoba menyimak, berusaha memusatkan fokus sebanyak yang dia bisa, tapi distraksi kembali menghampirinya.
Pakai baju apa ya, nanti?
Batik gitu, ya?
Kemeja?
Setelan jas?
Pikiran Yausal menerawang isi lemari bajunya, mengingat-ngingat pakaian yang sengaja dia simpan di bagian lemari terpisah, khusus untuk acara-acara formal, termasuk undangan pernikahan. Kalau tidak salah, sebulan lalu dia baru saja membeli satu kemeja resmi bermotif, warna biru denim dan kerahnya berdiri. Selain itu ada beberapa atasan batik lengan panjang yang dia punya sejak beberapa tahun lalu dan belakangan agak jarang dipakai. Mungkin dia bisa memilih salah satunya. Atau mungkin setelan blazer warna charcoal yang bisa dia kenakan dengan dalaman kaos polos.
Atau tanya Naraya aja gitu ya, mo pake baju apa biar bisa samaan?
Hey, sadaaar. Kalian bukan pasangan. Ngapain pake baju couple-an segala?
Yausal lagi-lagi mendesah.
"Kenapa, Mas? Budget kami terlalu sedikit ya untuk project ini?"
Untuk kedua kalinya Yausal merasa tertangkap basah oleh tatapan keempat orang yang sedang bersamanya tapi dia tidak benar-benar berada di sana. Dia membuang napas pelan.
"Maaf tadi anggarannya berapa?" Tanya Yausal. Beruntung barusan dia mendengar kata kunci 'budget'.
Klien itu menyebutkan sejumlah angka dan Yausal mengangguk-angguk seketika. Otaknya dipaksa berpikir cepat berhubung dia sempet disconnect beberapa kali. Kali ini dia melihat ke arah Zacky, meminta pertolongan pada anak buahnya yang tengah balik menatapnya menanti jawaban. Percum. Zacky sepertinya tidak paham apa yang sedang dialaminya sekarang
KAMU SEDANG MEMBACA
HATTRICK
RomanceNaraya dan Yausal kembali bertemu untuk ketiga kalinya. Tiga tahun putus kontak, mereka terlibat satu pekerjaan yang sama. Lagi-lagi saling terhubung, tenyata banyak hal yang terjadi di luar dugaan mereka, termasuk usaha keduanya untuk tidak saling...