#12 DIA LAGI

66 10 2
                                    

"Memories, supposed to fade

What's wrong with my heart? 

Shake it off, let it go

Didn't think it be this hard Should be strong, moving on 

But I see you,

Sometimes I try to hide, what I feel inside

(A Little Too Not Over You– David Archuleta)


Naraya tidak bisa menahan senyumnya saat melenggang keluar dari kantor Tapao Jaya. Dia senang semuanya berjalan sesuai rencana. Tidak sia-sia dirinya punya partner in crime macam Nino. Tidak hanya cocok, sepertinya mereka memang ditakdirkan untuk bertemu.

Naraya bukan tidak sengaja menemui Yausal, sebetulnya. Ide itu tiba-tiba terbersit saat dirinya melihat Zacky meninggalkan parkiran gedung dengan motornya pagi tadi, waktu dia baru saja sampai di Dandelion. Dia akhirnya terpikir untuk mendatangi Yausal. Naraya tahu, meskipun owner, laki-laki itu selalu datang tepat waktu. Zacky pernah bilang soal itu padanya. Jadi Naraya pun memutuskan untuk memperlihatkan draf akhir rancangan acara ultah perusahaannya tujuh minggu lagi pada Yausal. Lagipula dia berutang penjelasan tentang progress konsep acara seperti yang dia pernah janjikan.

Sebelum masuk ke kantor Yausal tadi, Naraya meminta Nino untuk menghubunginya dalam dua puluh menit. Dia ingat bagaimana tadi dirinya berusaha keras pura-pura tersipu saat harus mengiyakan dengan nada mesra padahal Nino cuma bertanya, "Yausal lagi sama kamu, ya?"

Dia bersyukur tawanya tidak menyembur waktu itu.

Dan Naraya menganggap rencananya berhasil ketika dia, dengan ekor matanya, sempat melihat perubahan air muka Yausal saat Nino meneleponnya.

Telepon genggamnya bergetar lagi. Kali ini Naraya tengah berjalan menuju lift.

"Baby?"

"Babi, babi ajah."

Terdengar suara tawa di seberang. "Udah cabut, ya?"

"Udah. Lo mo ke kantor jam berapa?"

"Sebelum makan siang. Aku ada jadwal jam 2. Mau dibawain apa?"

"Kalau soal itu kayaknya lo lebih tau, deh." Naraya terkekeh.

"Ya, udah. Sampai nanti kalo gitu, ya."

"Sip. Makasih ya, No. See you."

"Jadi Tapao Jaya pengen ganti konsep acara," terang Naraya saat dia dan keempat stafnya berkumpul di meja rapat. "Dan ide ini langsung datang dari CEO-nya."

"Kang Yausal? Tumben. Sempet gitu, Mbak?" Tanya Vicky, agak skeptis.

"Sempeeet. Kebetulan gue udah kebayang acaranya seperti apa, tempatnya kayak gimana, tinggal kita susun run-down yang baru, properti yang dibutuhin dan budgeting," ujar Naraya sambil menatap Rena, stafnya yang mengurusi bagian keuangan.

"Rombak total dong, Teh?" Tanya Putra yang duduk tepat di depannya.

"Nggak semua, kok. Untuk suvenir dan home band, kita masih bisa pake yang lama. Cuma mungkin daftar lagunya aja yang perlu disesuaikan. Oh ya, kalau ada ide lain, boleh banget dimasukkin ke rancangan."

HATTRICK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang