Hai! hwappy readingggg!❤️
***
Pada 3 tahun lalu, terjadi sebuah insiden kecelakaan lalu lintas yang menewaskan seorang mahasiswi Universitas Bhinneka Nusantara menjadi perbincangan publik. Karena di dalam kecelakaan itu melibatkan seorang anak pejabat tinggi, maka perhatian masyarakat pun semakin serius seiring dengan dugaan-dugaan lain seperti Sagara yang lalai berkendara untuk sengaja mencelakai Jasmine, kecelakaan disebabkan oleh penyerangan seorang tak dikenal dengan tujuan mencelakai Sagara yang berstatus sebagai anak Gubernur, sampai dugaan tentang Sagara yang berada di bawah pengaruh narkoba kala sedang berkendara.
Walaupun begitu, dugaan-dugaan tak pernah terbukti karena hasil penyelidikan menjelaskan jika insiden maut itu adalah murni sebuah kecelakaan. Masalah tidak sampai di situ saja sebab tanggapan negatif lain muncul perihal terjadinya nepotisme yang dilakukan Pak Dewangga demi melindungi Sagara. Namun, lagi dan lagi persepsi buruk banyak orang di luar sana tak pernah terbukti. Entah itu memang kenyataannya atau justru memang Pak Dewangga yang lihai dalam menutupi fakta yang sebenarnya.
Di sebuah ruangan megah yang dilengkapi dengan keamanan ketat itu, terdapat Pak Dewangga yang tengah melaksanakan tugasnya sebagai Gubernur Jakarta. Duduk di sebuah kursi sembari fokus mendengarkan perdebatan antara anggota legislatif terkait sebuah program dan kendala yang terjadi di wilayah Jakarta. Tetapi di tengah rapat itu, tiba-tiba saja Pak Dewangga termenung mengabaikan hal-hal di sekitarnya kala perasaan cemas pada Sagara kembali melingkupi hatinya.
Sebagai orang tua yang sibuk bekerja dan jarang bertemu dengan anak semata wayangnya itu, Pak Dewangga sering merasa khawatir. Entah kenapa jika memikirkan tentang Sagara, Pak Dewangga juga akan teringat dengan kejadian yang mengakibatkan kondisi mental Sagara bisa seburuk ini. Sebuah kejadian yang tidak akan pernah terlupakan oleh mereka yang terlibat.
3 tahun yang lalu...
Terhitung hampir 2 jam sudah Sagara menjalani pemeriksaan di ruangan interogasi oleh pihak kepolisian. Sagara terus dicecar pertanyaan-pertanyaan seputar hal-hal yang berkenaan dengan peristiwa kecelakaan itu. Luka-luka di sekujur tubuhnya masih nampak jelas, tapi pemeriksaan harus tetap dilaksanakan demi mencari apakah ditemukan unsur tindak pidana atau tidak. Dalam pemeriksaan ini juga terdapat seorang ahli kejiwaan dan beberapa Pengacara yang ditugaskan untuk mendampingi Sagara.
Sementara itu, di luar ruangan interogasi juga terlihat ada Pak Dewangga yang sedang berjalan mondar-mandir gelisah memikirkan Sagara yang sedang diinterogasi. Ibu Yunita juga berada di sana dan terlihat sama gelisahnya. Doa-doa sudah mereka panjatkan agar hal-hal positif datang di tengah masalah kelut ini.
Lalu tiba-tiba seorang ajudan datang mendekat ke arah Pak Dewangga dan menyerahkan ponsel yang terus berdering karena sebuah panggilan dari nomor tak dikenal terus masuk. "Maaf, Pak. Ini ada telepon," kata ajudan itu dengan ekspresi wajah memberi isyarat khusus nan misterius yang hanya bisa dipahami oleh Pak Dewangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trauma ; Luka Negeri Fana
RomanceSagara adalah samudra dan Azura adalah bumantara. Jika Sagara tercipta dari riuhnya ombak menderu, maka Azura tercipta dari kelamnya awan kelabu. Mereka adalah laut dan langit yang dipertemukan atas kuasa skenario semesta untuk mengukir keindahan ;...