22. Buih Bahagia

165 21 8
                                    

hai! semoga bahagia selalu menyertai kalian ya

ayo berkembang lebih indah lagi. mari bersyukur dengan hal-hal sederhana dan mengisi hidup dengan kebahagiaan

terima kasih juga sudah bersedia membaca cerita ini

terima kasih juga sudah bersedia membaca cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Barangkali manusia tidak pernah merasakan bahagia karena terbiasa menjadikan hal-hal besar sebagai tolak ukur kebahagiaan. Bahwa ternyata bahagia juga bisa ditemukan dari sesuatu yang sederhana. Betapa sesuatu yang kecil dan terkadang dianggap kurang bermakna, sesungguhnya bisa menjadi sebuah batu loncatan untuk merasa bahagia. Sebab saat mampu merasakan kebahagiaan di hal-hal terkecil sekalipun, manusia akan menyadari bahwa hidup ini akan baik-baik saja.

Pengalaman kepahitan hidup mungkin sempat memudarkan harapan hidup. Namun ketika sudah bangkit dan memulihkan luka itu, Azura akhirnya bisa merengkuh kembali harapan hidup yang lebih baik. Dari pengalaman itu, Azura belajar jika dia harus lebih mencintai dirinya sendiri dan tidak boleh menggantungkan kebahagiaan pada orang lain. Saat sudah bisa menghadirkan cinta untuk diri sendiri, maka Azura pun lebih mudah menemukan kebahagiaan yang sesuai dengan dirinya.

Sesaat setelah percakapan antara Kennan dan Azura yang berakhir buruk tadi pagi, Kennan pergi dari sana dengan suasana hati buruk. Bahkan lelaki itu pergi tanpa membawa kue-kue pesanannya tadi. Alhasil kini Azura harus mengantarkan ke Rumah Sakit Universitas Bhinneka Nusantara, tempat dimana Kennan sedang menjalani program koasnya.

Selepas menitipkan paper bag berisi kue-kue itu pada salah seorang mahasiswa koas yang tak lain adalah teman Kennan, Azura berjalan hendak pergi dari sana untuk pulang. Kedua tungkai Azura berjalan pelan menyusuri area lantai 2 rumah sakit itu. Sampai kemudian langkah Azura terhenti ketika tak sengaja melihat sosok Sagara yang sedang duduk di kursi. Sagara terduduk sendirian di lorong rumah sakit yang letaknya berada di ujung dan tampak begitu sepi.

Kehadiran Sagara di rumah sakit ini membuat Azura mengerenyit bingung sekaligus penasaran. Maka selanjutnya Azura berjalan mendekat ke arah Sagara. Langkah Azura itu jugalah yang membuat Sagara mendongkakan kepala. Terlihat Sagara terkejut akan kedatangan Azura.

"Azura? Ngapain lo di sini?" tanya Sagara.

"Aku tadi nganterin pesanan kue. Kalau Kak Sagara sendiri? Kenapa Kak Sagara ada di rumah sakit?" jawab Azura dan diakhiri melontarkan pertanyaan.

"Gue ada jadwal konsultasi sama Dokter Kamila dan baru selesai beberapa menit yang lalu."

Azura hanya menganggukan kepalanya paham dan tidak bertanya lebih jauh lagi. Meskipun sebetulnya sekarang ada banyak pertanyaan yang memenuhi ruang kepala Azura perihal hasil dari perawatan mental yang dilakukan Sagara bersama Dokter Kamila tadi. Namun, tentu saja Azura masih tahu batasan karena hubungannya dengan Sagara yang bisa dikatakan masih terasa canggung.

Trauma ; Luka Negeri FanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang