Hai!
Love you all!
Sebelumnya jangan manggil aku Author ya. Kalian bisa manggil aku Naya atau An^^
***
"Dunia ini dipenuhi oleh manusia penipu. Mereka tak mau menunjukan pilu kemudian berakhir menipu. Terlampau hebat keahlian mereka dalam menutupi derita. Berusaha terlihat baik-baik saja padahal jiwa sedang merasakan sakit luar biasa."
***
Drama kehidupan memang selalu menimpa setiap insan. Alur cerita yang dirangkai Tuhan sedemikian rupa dengan banyak plot mengejutkan di dalamnya. Tak jarang kisah hidup ini disebut layaknya sebuah sandiwara di mana Tuhan adalah penulis skenario dan manusia berposisi sebagai pemerannya.
Dari kisah yang sederhana sampai yang rumit bak telenovela. Atau menggemaskan nan lucu menggelikan seperti film kartun. Ada pula bahkan seperti genre horor atau laga menegangkan seolah film suspense karya sineas Amerika. Semua itu bisa saja sungguh terjadi di kehidupan nyata. Contohnya saja peristiwa terjebak di elevator tadi.
Keempat mahasiswa mahasiswi Universitas Bhinneka Nusantara itu berhasil diselamatkan dengan proses evakuasi yang dramatis dan segera dilarikan ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat. Di sini mereka mendapatkan penanganan yang cukup serius, terutama Lea dan Sagara. Beruntungnya tidak terjadi apa-apa pada Azura dan Baron. Tapi, Lea mengalami sesak nafas serta Sagara belum juga sadarkan diri sampai sekarang.
"Aku baik-baik aja, Rin."
Entah sudah berapa puluh kali Lea mengatakannya untuk menenangkan Rinjani yang sedang menangis. Tentu Lea juga tidak sepenuhnya jujur berkata jika dirinya baik-baik saja karena realitanya menunjukan sebaliknya. Keadaan Lea yang tengah berbaring di atas ranjang klinik dengan bantuan ventilator karena lemas kekurangan oksigen akibat terjebak di elevator yang membuat teman-temannya khawatir. Bahkan Rinjani terus menangis tak mau berhenti.
"Harusnya kalian ga ngejar cowok yang nabrak aku tadi dan masuk ke lift rusak itu... Untung aja kalian bisa selamat, coba gimana kalau nggak?... Aku takut terjadi apa-apa sama kalian..." kata Rinjani bersuara di sela tangisnya.
Azura menepuk-nepuk bahu Rinjani, "Jangan overthinking terus, Rin." ucapnya ikut menenangkan.
"Ini semua karena laki-laki belagu itu!" Rinjani berucap ketus sembari menunjuk ke arah Sagara yang tak jauh dari sana dengan jarak empat meter sana dengan kondisi masih terbaring lemas dan belum sadarkan diri.
"Setelah nabrak aku sampai lukisan aku rusak, dia juga bikin dua sahabat aku dalam bahaya! Awas aja kalau dia udah bangun nanti, aku caci maki habis-habisan dia!" ketus Rinjani menggebu-gebu yang terlihat masih marah pada Sagara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trauma ; Luka Negeri Fana
RomanceSagara adalah samudra dan Azura adalah bumantara. Jika Sagara tercipta dari riuhnya ombak menderu, maka Azura tercipta dari kelamnya awan kelabu. Mereka adalah laut dan langit yang dipertemukan atas kuasa skenario semesta untuk mengukir keindahan ;...