Sagara adalah samudra dan Azura adalah bumantara. Jika Sagara tercipta dari riuhnya ombak menderu, maka Azura tercipta dari kelamnya awan kelabu.
Mereka adalah laut dan langit yang dipertemukan atas kuasa skenario semesta untuk mengukir keindahan ;...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Azura suka memperhatikan orang-orang di sekitarnya sebagai caranya mendewasa dan juga bentuk kepedulian. Perihal cara mereka menjalani dan bertahan hidup di dunia ini yang kelak nantinya bisa Azura petik hikmah dari setiap kehidupan itu. Bukan hanya manusia, makhluk Tuhan lainnya juga selalu Azura pedulikan. Misalnya saja memberi makan kucing-kucing liar di sekitar lingkungan kampus seperti yang tengah Azura lakukan sekarang ini.
Kegiatan mengajar di kelas sudah selesai sekitar 15 menit lalu dan Azura memilih untuk tidak langsung pulang. Azura memang memiliki kegiatan rutin di sela waktu luangnya, yaitu street feeding atau kegiatan memberikan pakan kepada hewan-hewan jalanan yang tidak berpemilik. Satu persatu kucing di sekitar area kampus Universitas Bhinneka Nusantara itu diberi makanan olehnya. Sebuah kegiatan kecil yang akan berdampak besar pada kucing-kucing liar itu.
Area sekitar kampus terus Azura susuri dan sesekali Azura berhenti untuk menyimpan makanan kucing yang dia bawa. Kedatangannya tentu akan disambut gembira dengan datangnya segerombolan hewan berbulu itu. Beberapa dari mereka ada yang mengeong dan menggosokkan kepala ke Azura seolah ingin menyampaikan rasa terima kasih mereka pada Azura.
Kaki Azura kembali melangkah ke arah sebuah taman di bagian timur kampus utama. Pandangan Azura berpendar mencari kucing-kucing itu, namun betapa terkejutnya Azura ketika mendapati Sagara di sana.
"Kak Sagara?" gumam Azura menyipitkan mata dan berusaha memastikan jika lelaki yang sedang berada di sana adalah Sagara.
Sebenarnya bagian yang mengejutkan Azura bukan karena kehadiran Sagara, melainkan lelaki itu yang sedang memberi makan kucing-kucing yang tadi sedang dicarinya untuk diberi makan. Sejenak Azura hanya terdiam memandangi Sagara dari jarak cukup jauh. Tampak Sagara sedang duduk sembari memperhatikan kucing-kucing liar yang sedang lahap makan.
Sekali lagi Azura dibuat semakin penasaran dengan siapa sosok Sagara yang sebenarnya. Manusia yang awalnya Azura memiliki impresi buruk tentangnya, ternyata memiliki sisi kelembutan yang tak diketahui banyak orang.
Perlahan Azura melangkahkan kaki mendekat dan membuka suara sembari mendudukan diri di samping Sagara, "Kakak penyayang binatang, ya?"
Kedatangan Azura membuat Sagara terkesiap karena terkejut. Lalu Sagara menggeleng atas pertanyaan Azura tadi, "Nggak juga. Kebetulan tadi kucing-kucing ini terus ngikutin gue dan kayaknya mereka kelaperan. Jadi, gue beli makanan kucing di supermarket depan kampus. Lo sendiri lagi street feeding?" jelas Sagara dan diakhiri melontarkan pertanyaan dengan pandangan tertuju pada bungkus makanan kucing yang dibawa Azura.
Azura mengangguk sebagai jawaban, "By the way, kucing-kucing di sini aku kasih nama loh," katanya berseru ceria membuka pembicaraan.