07. Cara Semesta Bekerja

158 28 0
                                    

Hai!

Jangan lupa meninggalkan jejak yaa. Luv u

***

"Menolong seseorang memang tidak akan mengubah keseluruhan dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menolong seseorang memang tidak akan mengubah keseluruhan dunia. Namun, bisa saja pertolongan kecil kita mampu mengubah dunianya"

***

Eyang Soetomo mengajarkan banyak hal tentang kehidupan agar Azura bisa menjalani hidup dengan baik. Ini membantu Azura untuk belajar perbedaan antara yang benar dan salah, serta memberikan pemahaman tentang menghadapi sebab akibat dari setiap hal yang dilakukan. Azura selalu ditekankan untuk mampu menjaga diri, bertanggung jawab, pantang menyerah, serta yang tak kalah lebih penting adalah menjadi manusia yang memanusiakan manusia lainnya.

Hal itulah yang mendasari Azura untuk memberikan pertolongan terhadap Sagara. Seolah melupakan perlakuan buruk lelaki itu padanya, Azura masih menaruh peduli. Alasannya karena Azura adalah manusia. Jawabannya sesederhana itu. Tak perlu penjelasan lebih untuk menjelaskan hal itu sebab memanusiakan manusia lainnya sudah menjadi tugas wajib setiap manusia di negeri fana ini, bukan?

Untuk kesekian kalinya Azura mengusap pelan tangan dingin Sagara. Walaupun sudah tertidur karena diberi obat penenang beberapa saat yang lalu, Sagara masih erat menggenggam tangan Azura.

Hangat dan nyaman. Kira-kira seperti itulah yang dirasakan Sagara. Sejauh ini Sagara lebih baik dari sebelumnya. Tapi, tetap saja Azura serta Dokter Kamila akan tetap mengawasinya. Mengurangi resiko hal-hal buruk mungkin saja terjadi.

Sampai kemudian Azura perlahan melepaskan genggaman Sagara pada tangannya dengan hati-hati agar tidak membangunkan pemuda itu, "Ibu Dokter, Azura permisi sebentar karena mau mengabari dulu Eyang. Dari tadi Eyang mengirim pesan dan takutnya Eyang khawatir Azura belum pulang sampai hari hampir menjelang sore seperti ini," pamitnya berbisik.

"Silahkan, Azura. Pasien ini memang harus tetap diawasi untuk meminimalisir kejadian-kejadian seperti tadi agar tidak terjadi lagi, tapi lebih baik kamu pulang saja. Biar pasien ini dijaga oleh saya dan perawat," bisik Dokter Kamila

Azura mengangguk pelan dan mulai berjalan hendak pulang. Namun, saat Azura baru saja beberapa langkah menjauh dari ruangan inap VIP itu dan berjalan di lorong rumah sakit, terdengar suara seseorang seperti memanggilnya dari arah belakang yang membuat langkahnya terhenti. Saat Azura membalikan badan, dia mendapati seorang pria paruh baya tak dikenalnya tengah berjalan mendekat ke arahnya dengan diikuti oleh dua orang pengawal pria berbadan tinggi nan besar.

"Nak Azura," panggil Pak Dewangga lagi saat sudah berada di hadapan Azura.

"Bapak memanggil saya?" tanya Azura kembali memastikan yang Pak Dewangga angguki.

"Nama kamu Azura, bukan? Tadi Baron memberi tahu pada saya bahwa nama kamu adalah Azura dan kamu juga berkuliah di Universitas Bhinneka Nusantara. Perkenalkan nama saya Dewangga Atmawinata. Saya adalah Ayah dari Sagara atau orang yang kamu tolong tadi," kata Pak Dewangga seraya mengulurkan tangan untuk mengajak bersalaman.

Trauma ; Luka Negeri FanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang