VI

295 14 0
                                    

Saliva Denis terasa memadat. Seketika dia teringat dengan ciuman malam itu, ciuman pertama dalam hidupnya, antara dirinya dan Sofia.

Dia baru saja ingin mengajak Sofia untuk melanjutkan perayaan ulang tahun yang sempat Denis janjikan.

Mendengar pengakuan Sofia membuat Denis tidak bisa berkata apa-apa.

"Semua yang gue lakuin selama ini, itu cuma ..."

"Akting," sela Denis dengan nada kecewa.

Sofia sebenarnya tidak tega memainkan perasaan Denis. Dari awal dia memang ragu menjadi bagian dari rencana Aldi, apalagi sampai memainkan perasaan orang lain.

"Semua ini bagian dari rencana Aldi, Den," jelas Sofia. Dia sudah tidak punya kesepakatan dengan Aldi lagi semenjak hari itu. Sah-sah saja baginya untuk membagi rahasia ini kepada musuh Aldi sekalipun.

"Dia mau buat lo menjauh dari Raka dan dia minta bantuan gue untuk ngejauhin lo dari Raka."

Melihat Sofia ternyata hanya pura-pura punya perasaan sudah cukup membuat Denis terkejut, sekarang dia hampir mati mendengar kenyataan bahwa Sofia adalah orang yang selama ini bekerja sama dengan Aldi. Orang yang Raka sebut sebagai tangan kanan Aldi malam itu.

"Mulai sekarang, lo nggak usah kejar-kejar gue lagi. Karena gue nggak suka sama lo."

Untuk pertama kalinya dalam sejarah Denis patah hati. Sialnya, dia mengalami peristiwa nahas itu di hari terakhir sebelum babak pertama TGS dimulai.

Sofia meninggalkan Denis yang masih belum bisa bicara apa-apa. Dalam sekejap dia menghilang di belokan koridor.

"Kok ada yang sakit, ya? Tapi nggak ada darahnya," gerutu Denis sebagai satu-satunya hal yang bisa dia lakukan saat ini. Selain itu, dia hanya bisa melangkah ke arah kursi koridor. Duduk di sana dan menangis.



Mata Denis memerah dan membesar dua kali lipat daripada ukuran biasa. Sejak siang, dia baru berhenti menangis ketika petang tiba.

Ternyata list lagu galau yang pernah dia susun di aplikasi musik berguna di saat yang tepat.

Denis menghabiskan waktu di balkon kamarnya sejak pulang sekolah, mendengarkan musik galau, dan mengenang kenangannya bersama Sofia.

Selama itu juga Denis menghindar dari Davin yang berusaha bicara padanya.

Patah hati untuk pertama kalinya seumur hidupnya bukanlah pengalaman yang membanggakan. Denis menghapus foto-foto Sofia, unfollow semua sosial medianya, bahkan memblokir nomor teleponnya.

"Gue harus apa biar nggak sesakit ini?" pikir Denis sambil melirik meja belajarnya yang kosong.

Seharusnya dia belajar untuk persiapan babak pertama TGS besok. Sial sekali Denis harus belajar dalam keadaan patah hati seperti ini.

Sudut mata Denis beralih ke sebuah buku biologi. Itu adalah buku yang pernah Seli pinjam. Karena buku itu Denis jadi teringat Seli.

Kalau tidak salah, Denis mengabaikan Seli siang tadi. Seli mencegahnya bertemu dengan Sofia. Ada sebuah informasi yang Denis lewatkan tentang Seli.

Denis buru-buru melihat chatt dari Dera yang terkirim sejak jam istirahat siang tadi dan belum sempat Denis buka.

Ternyata chatt itu berisi laporan Dera bahwa rumah Seli sudah dijual dan sekarang Seli tidak punya rumah untuk tinggal.

Sebagai sahabat, seharusnya Denis berada di samping Seli, apalagi di masa-masa sulit seperti ini. Justru Denis mengejar Sofia, orang yang sudah membuat Denis menggalau seharian.

The Golden StudentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang