XVIII

146 11 0
                                    

Tok tok ...

"Tuan Muda, Nona Dera sudah menunggu Anda di ruang tamu," kata Juan dari ambang pintu kamar Raka yang terbuka.

Raka menoleh, hanya menanggapi dengan helaan napas singkat.

Baru beberapa saat lalu Raka melepaskan seragamnya dan berganti dengan pakaian yang lebih santai.

Ada satu hal yang membuatnya tidak bergerak dari depan dinding kaca untuk mencari ketenangan lewat pemandangan di luar sana.

Tawaran Aldi untuk bergabung terngiang di dalam otak Raka.

"Saya dengar dari Nona Dera, kalian akan pergi ke markas Rule Breakers, apakah itu benar, Tuan Muda?" tanya Juan ketika Raka membalikkan badan dan melangkah ke pintu keluar.

"Ya, itu benar," sahut Raka terus terang.

"Tuan Besar akan melarang Anda untuk datang ke sana." Perkataan Juan sukses membuat langkah Raka berhenti.

"Kalau begitu, jangan beritahu dia," ucap Raka lalu meninggalkan Juan yang masih berdiri di tempatnya dengan ekspresi datar.

Seperti yang Juan katakan, Dera berada di tengah ruang tamu, sedang mengobrol dengan ibu tiri Raka.

"Sepertinya orang yang kamu tunggu sudah datang," kata Agatha ketika Raka muncul dari balik pilar berukir kuda bersayap tak jauh dari sofa premium yang sedang Dera duduki.

Senyum Dera mekar seperti kelopak bunga ketika melihat Raka datang. Dia selalu bahagia melihat Raka menerima nasibnya tinggal di rumah bak istana ini.

"Saya harus kembali ke ruangan, ada yang harus saya kerjakan." Agatha berbisik kepada Dera.

"Silakan mengobrol sepuas kalian." Lalu Agatha berjalan ke ruangan lain. Sempat menepuk bahu Raka dan tersenyum ketika mereka bertemu di tengah jalan.

Raka berusaha mengabaikan kelakukan ibu tirinya yang sok bijaksana itu.

"Lo yakin, sama semua ini?" tanya Dera sebelum Raka tiba di depannya. "Lo nggak salah ambil keputusan, kan?"

Raka menggeleng mantap. "Gue yakin."

Dera mengangguk kecil. Menghargai pendirian Raka dengan senyuman bangga. "Ya udah, ayo berangkat."

Keduanya berjalan beriringan keluar area rumah. Sementara Juan memperhatikan dengan tatapan tajam dari ujung tangga. "Tuan Muda Raka meninggalkan rumah, Tuan," katanya sambil menyentuh alat yang dia pasang di telinga kanan.

Raka dan Dera tiba di depan kafe berlogo elang dan kaget melihat Denis sudah tiba di sana lebih dulu.

Sebenarnya Denis ingin datang ke rumah Raka terlebih dahulu, tapi dia memutuskan langsung ke sini untuk mempersingkat waktu.

"Kalau udah jam enam langsung pulang, ya," kata Denis kepada Raka dan Dera yang baru saja memarkirkan motor di samping mobilnya.

"Iya, Den. Tenang aja," sahut Dera. Dia menunggu Seli keluar dari salah satu pintu mobil Denis, tapi gadis itu tidak terlihat hingga beberapa menit kemudian.

"Seli mana?" tanya Dera. Karena tidak sabar, dia mengintip lewat jendela, Tidak ada Seli di dalam sana, itu berarti Seli tidak ikut.

Dera mengecek layar ponselnya, dia sama sekali tidak menerima pesan kalau Seli sibuk sehingga tidak bisa ikut kali ini.

Hanya ada satu kemungkinan jika Seli memutuskan untuk tidak ikut, karena dia tidak suka dengan rencana untuk bergabung dengan Aldi.

"Dia bilang, males kalau sama Aldi."

The Golden StudentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang