Φ

439 16 0
                                    

PHI

Huruf ke-21 dalam alphabet Yunani

*konstanta matematika irasional

φ

Udara malam terasa sangat segar. Apalagi ditemani aroma lavender dan lampu-lampu taman yang menenangkan. Taman rumah Sofia terlihat asri dengan berbagai macam bunga. Seandainya dibuka sebagai tempat wisata, pasti tiketnya akan  habis terjual setiap hari.

Denis tidak bisa mendeskripksikan keindahan malam ini, apalagi ketika gadis yang dia suka duduk bersamanya di sebuah bangku taman.

Mereka berada di sana sejak satu jam lalu untuk merayakan ulang tahun Sofia dengan cara yang sederhana.

Sebenarnya Sofia bisa saja mengundang Justin Bieber ke pesta ulang tahunnya. Rumahnya yang mirip seperti istana sudah jadi gambaran betapa kayanya dirinya. Tetapi bersama Denis, dia merasa cukup merayakan sweet seventeen-nya.

"Papa sama Mama lo nggak nelfon? Ini hampir jam delapan malam," kata Denis. Melirik ke arah Sofia yang sedang memandang kue ulang tahunnya di atas meja. Kue itu belum tersentuh sama sekali.

"Mereka udah biasa mengabaikan gue. Mungkin mereka lupa hari ini hari ulang tahun gue," sahut Sofia dengan nada santai. Dia meraih kue bertoping coklat seukuran telapak tangannya.

"Beneran nggak mau nunggu mereka?" tanya Denis memastikan. "Momen sweet seventeen cuma sekali seumur hidup. Seharusnya lo rayain sama orang-orang yang paling lo sayang."

Sofia mengangguk kecil. Ekspresinya terlihat misterius. "Correct! Kita rayain sama orang yang paling kita sayang."

Denis menautkan alis dan sadar akan ucapan Sofia barusan. Dia mengalihkan pandangan karena salah tingkah. Hubungan mereka dimulai dengan cara yang tidak terduga. Denis membantu Sofia mengerjakan essay karena Sofia tidak bisa mengerjakan dengan Aldi. Dari sanalah Denis mulai merasa kalau mereka bukan hanya sekedar berteman.

"Nyanyiin buat gue!" kata Sofia membuat lamunan Denis terbuyarkan.

"I can't sing."

"Come on, gue mau dengar lo nyanyi."

Denis terdiam. Dia takut jika dia bernyanyi, suaranya akan membuat Sofia kabur karena saking jeleknya.

"Happy birthday to you!" Denis ragu-ragu mengeluarkan suaranya. Rasanya seperti ada yang mencekik tenggorokannya.

Suaranya jadi semakin lantang ketika tatapannya dan Sofia bertemu. Dia belum pernah merasa segugup ini sebelumnya. Dia belum pernah merasa seolah dunia hanya milik dirinya dan Sofia.

Sofia meletakkan kue di atas meja. Dia menarik Denis ke pelukannya lalu menciumnya. Semua itu terjadi dalam sekejap membuat Denis syok. Dia berusaha menikmati momen itu alih-alih membayangkan bahwa ini adalah momen pertama yang paling dia tunggu.

Suara deringan ponsel memecah keheningan yang memabukkan itu. Sofia menarik diri dari Denis. Dia menunduk dengan perasaan malu.

Denis menelan ludah. Sekarang dia melihat wajah Sofia lebih cantik daripada sebelumnya.

Drtt...

Lamunan Denis terbuyarkan. Dia melirik layar ponselnya yang memperlihatkan panggilan tak terjawab dari Raka. Untuk pertama kalinya rasanya dia ingin mengutuk Raka karena mengganggu momen istimewanya. Kini dia dan Sofia saling buang muka karena malu.

Denis mematahkan egonya dengan menoleh ke arah Sofia. "Eh, gue mau angkat telfon dulu."

Sofia menoleh dan mengangguk. Wajahnya memerah.

The Golden StudentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang