Χ

388 11 0
                                    

CHI

Huruf ke-22 pada alphabet Yunani

χ

Satu Minggu Setelah Sofia Pindah ke Triptha

"Misi alpha, beta, gamma, dan delta." Aldi memperlihatkan papan tulis kepada Sofia.

Hari Minggu seharusnya adalah hari untuk bersantai baik di rumah maupun di tempat favorit. Namun Sofia berada di sini, di markas Rule Breakers yang bau apak dan tidak nyaman. Bahkan kursi yang dia duduki sudah setengah dimakan rayap. Belum lagi penerangan remang-remang di ruangan berisi papan tulis dan alat-alat aneh ini membuatnya tidak fokus mendengarkan rencana Aldi.

"So, what is going on with that fucking white board?" Sofia menatap papan tulis kosong yang didirikan di samping Aldi.

Aldi menempelkan simbol delta di ujung papan tulis, lalu dia menuliskan nama Seli. "Misi delta, adalah Seli. Misi gamma adalah Denis. Begitu juga beta dan alpha. Lo pasti udah tau siapa."

"Dera dan Raka." Sofia menjawab dengan lirikan malas.

"Pertama, misi delta. Apa lagi kalau bukan nyingkirin cewek rese itu, Seli." Aldi menarik garis dan menuliskan misi apa yang akan dia lakukan.

"Gue tau dia karakter yang kayak gimana. Pemberontak, pemarah, tidak sabaran. Gue tau isu terakhir yang dia alami, belakangan dia pengen satu kelas sama Dera dan dia berencana mau ubah nilai dia dengan cara ilegal di ruang kesiswaan," jelas Aldi, tapi Sofia lebih dulu menyelanya.

"Dari mana lo tau?"

Aldi nyengir. Seolah menganggap pertanyaan itu tidak pantas ditanyakan padanya. "Menurut lo, apa yang bisa dilakukan seorang hacker?"

"Retas," sahut Sofia. Lalu dia mengangguk setelah dua detik bepikir. "Jadi, lo retas hape Seli dan dengerin semua pembicaraan dia?"

Aldi mendengus. "Bukan pekerjaan susah buat gue."

"Nggak nyangka gue, Al," kata Sofia dengan nada meremehkan yang membuat Aldi keheranan.

"Kenapa?"

"Serendah itu lo sampai retas  hape cewek. Buat apa lo retas hape cewek? Jangan-jangan lo juga macem-macem."

Aldi menautkan alis. "Macem-macem apa maksud lo? Meskipun gue hacker, gue nggak semurahan itu. Buat apa gue ngintip cewek kalau gue punya banyak di sini?"

Sofia memutar bola mata jengah. Setengah tidak percaya dengan Aldi.

"Intinya, gue mata-matain Seli pakai kamera hape dia. Tapi akhirnya gue gagal karena kurang teliti," jelas Aldi dengan nada lebih rendah.

"Kurang teliti? Lo gagal di misi lo yang pertama? Ngeluarin Seli aja lo gagal? Gimana lo bisa ngeluarin Raka?" tanya Sofia setengah ingin tertawa.

"Lo dengerin gue dulu, Sof. Gue belum selesai ngomong."

"Iya iya, gue dengerin, nih." Sofia menumpu dagunya dengan tangan. Memandang papan tulis berisi coretan misi Aldi.

"Bukan masalah delta gagal. Masih ada tiga misi. Misi ketiga, gamma. Ini tujuan gue bawa lo ke sini." Aldi bersedekap. Menatap serius ke arah Sofia.

"Maksud lo?" Sofia menatap serius.

"Lo pegang gamma."

Sofia menatap terperangah. Dia tau misi gamma berarti dia harus berhadapan dengan si penakut dan culun bernama Denis itu, kan? Sofia meringis jijik. "Ih, kenapa sama Denis? Kenapa gue nggak pegang alpha aja?"

"Tenang dulu, Sof," sela Aldi untuk menenangkan Sofia. "Lo nggak yakin lo berhasil pegang beta sama alpha karena mereka sama-sama nggak bisa dihadapi oleh perempuan."

Sofia menatap kesal. "Terus, gue harus apa sama Denis?"

"Gampang aja. Lo pura-pura suka dia. Lo lakuin apapun sampai dia gila sama lo, sampai dia lupa sama temen-temennya." Senyum Aldi melebar. "Kenapa gue bilang tadi kalau delta gagal bukan masalah? Karena kalau gamma gagal, berarti delta juga akan gagal. Lo tau maksud gue?"

Sofia menautkan kening.

"Denis sama Seli saling suka satu sama lain. Kalau lo rebut Denis dari Seli, otomatis Seli akan marah. Persahabatan mereka pecah." Aldi menaikkan sebelah alisnya.

"Jadi lo mau gue pura-pura suka sama cowok kayak Denis? I have a boyfriend." Sofia teringat akan pacarnya dan dia tidak ingin menduakan pacarnya meskipun cuma pura-pura.

"Terserah. Kalau lo nggak mau masuk ke misi ini, gue nggak akan bantuin lo–"

"Okey!" bentak Sofia kehilangan kesabaran. "Gue harus lakuin apa?"

Aldi tersenyum puas melihat Sofia menurut seperti anjing. Inilah yang dia tunggu-tunggu. "Lo deketin Denis, pada intinya kayak gitu. Tapi kalau ternyata deketin Denis belum cukup, lo bisa tambahin cara lain. Lo racunin pikiran dia sampai dia lupa sama pelajaran. Itu berlaku kalau dia udah cinta banget sama lo. Lo minta ke dia, kasih alasan kalau lo perlu nilai lebih tinggi dari dia demi orang tua lo. Denis akan senang hati nurunin nilai dia demi orang yang dia cinta. Tau kan? Cowok labil yang belum pernah pacaran?"

Sofia menatap datar. "Dan kalau masih nggak berhasil, lo mau gue tidur sama dia?"

Aldi mengedikkan bahu. "Why not?"

Sofia terperangah. Itu sudah keterlaluan.

"Denis akan jadi orang berbeda setelah dia gila karena cinta. Para guru, teman-temannya, satu Triptha akan benci sama dia. Itu yang gue mau." Aldi duduk di ujung meja. Masih membawa spidol.

Sofia menghela napas kasar. Dia ngeri mendekati cowok labil seperti Denis yang bahkan berciuman saja belum pernah.

"Terus, beta sama alpha gimana?" Sofia melirik kolom misi beta dan alpha yang masih kosong. Aldi belum menyebutkan rencana apa yang akan dia lakukan kepada Raka dan Dera.

"Tenang, lo cuma perlu pegang gamma. Beta sama alpha biar gue yang urus."

"Tapi gue berhak tau," sela Sofia.

Aldi menarik napas. "Gue akan pancing Raka untuk buat keributan sampai dia nunjukin sisi jahatnya. Dera? Gue bisa buat dia jatuh cinta ke gua. Mudah, kan?"

Sofia menatap takjub. Aldi benar-benar jahat. Hati pun dia permainkan. Bagi Sofia, mempermainkan hati adalah level paling tinggi seorang penjahat.

The Golden StudentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang