22. Kelepasan , February 2019

155 13 1
                                    

Revisi narasi dilakukan tiap hari, jadi maapin kalo ada narasi yang basic/cringe/boring

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Revisi narasi dilakukan tiap hari, jadi maapin kalo ada narasi yang basic/cringe/boring.

Disc : Aku fokus nya dominan ke keseharian sekolahnya dulu ya XD

• • e n j o y • •

—Esha's POV
Gue sedikit menjauhkan diri dengan mendorong diri agar kursi beroda gue ini terdorong menjauh. dia sempat melirik sekilas lalu kembali menatap komputer.

"Jadi gimana? kursi cuman satu. panik banget di apa apain." ujar nya, masih fokus ke komputer.

Gak berhenti gue mengumpat dalam hati denger dia ngomong begitu, maksud lo apaan anjing?! ya bagaimana pun perkataan gue ini hanya sebatas dalam hati saja. Tidak pernah gue utarakan karena memang tidak ada keberanian.

Gue menarik salah satu kursi terdekat disana ke sebelah ku. agar dia bisa duduk, "Itu ada lagi," ujar nya, lalu beralih duduk ke samping ku.

Mouse masih dibawah kendali nya, dan gue menyimak apa apa saja yang ia tandai untuk gue benerin. "Ini,"

"Ini,"

"Ini lagi, tinggal di pindahin ke bawah aja."

"Terus ini," gumaman nya terjeda karena masih mencari cari halaman yang terdapat kesalahan. Karena bosan menunggu, gue malah salah fokus dan mengedarkan pandangan gue ke segala sisi ruangan.

dan berhentilah pandangan gue tepat di telapak tangan kafka, yang jari jarinya ia hantukkan di atas meja.

"Telapak lo mungil juga ternyata," kata gue, sambil menaruh tangan gue persis di samping telapak tangan dia, membanding kan.

Tangan kita gak saling bersentuhan! jangan mikir gue mau caper ya?! emang lagi salah fokus aja. kalau mau dibandingkan badan dia lumayan tinggi dari teman-teman nya yang lain tapi telapak tangan nya ternyata sekecil itu, walaupun telapak gue masih lebih mungil awok.

Tanpa menoleh ke gue, dia menjawab. "Kenapa? mau digenggam sama gue?"

"GAK! apaan, orang cuman ngomong doang."

Kafka ber-oh ria, "oh kirain."

Gue menatap sinis kafka sebentar lalu kembali mengarahkan netra ku ke komputer, "Udah belum?"

Kafka mengangguk lalu berdiri dari duduknya. kembali melanjutkan aktivitas nya di papan, "Beresin. nanti gue periksa,"

Tanpa menjawab, gue mulai memperbaiki yang sudah ia tandai barusan. Keheningan menyelimuti ruangan sekarang, tapi gue gak terlalu pusing sebab fokus dengan laporan laporan menumpuk ini.

CAN I (721) ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang