28. Mengaku , Agustus 2019

60 9 1
                                    

Revisi narasi dilakukan tiap hari, jadi maapin kalo ada narasi yang basic/cringe/boring

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Revisi narasi dilakukan tiap hari, jadi maapin kalo ada narasi yang basic/cringe/boring.

KALIAN PERHATIIN TANGGAL SAMA TAHUN NYA NGGA? DIPERHATIIN YAA SENGGKUU HIHIHI!

• • e n j o y • •

-Esha's POV
"Yaah jadi lo mau resign?" tanya kei, mukanya sedih banget.

Aku terkekeh dan mengangguk, "Gue belum bilang ke bonyok sih tapi bentar malem deh." ucap ku.

Tatapan sendu kei jatuh sejatuh jatuh nya ke aku, hampir nangis kayanya. huhu kasian. "udah ngga usah sedih sedih deh kei. lo gue ajak kesini buat main bukan buat nangis." ucap ku menenangkan sambil mengelus sayang punggung nya.

Ah! air mataku hampir jatuh ketika kei menarik tubuhku untuk dipeluk erat olehnya, kei menangis dan aku? aku terkekeh dan membalas pelukannya, ku elus lembut punggung nya. Ini cuman tameng saja karena aku tidak ingin menangis konyol di tempat umum, seketika aku dejavu ketika kelas sepuluh semester dua aku mulai bekerja di cafe yang sama dengan kei. Kei? dia seorang pelajar yang dua bulan lebih dulu bekerja di cafe bibi ku, aku menghargainya sebagai seorang kakak walaupun umur kita sama tapi dia melarangku dan mengajak ku berteman layaknya teman sebaya. Dan semenjak saat itu kami berteman hingga sekarang dan ngga kerasa sudah hampir dua tahun aku bekerja disana.

"Kita masih bisa ketemu kan, sha?"

Mataku terbelalak, "Iyalah anjing, lo kira gue mau keluar negeri." protes ku.

"Tapi iya kan?"

"Iya gue keluar negeri nya kalo udah lulus itu pun belum tentu, kei."

Kei pout, "udah jangan alay, kafka udah mau kesini? lo mau bareng gue apa gimana?" tawar ku.

"Gue udah pesen ojol sih,"

"Oh yaudah, ojol nya udah otw?"

"Udah di depan dari tadi, tuh." ujar kei santai sambil melirik keluar cafe, aku terkejut setengah mati, "woy! cepetan samper sana. ngga enak tau buat orang nunggu." ucap ku panik.

Kei terkekeh lalu berlari kecil keluar sambil melambai padaku, aku membalas lambaian nya hingga ia hilang dari pandangan ku. Aku membaca pesan kafka dari notifikasi layar kunci, gue udah deket.

Aku bangun dari duduk ku lalu berjalan menuju kasir, "mba, saya pesen lagi matcha matches nya satu ya?"

Barista itu tersenyum dan terlihat menekan nekan tombol di monitor, "Boleh kak, mau panas apa dingin?" tanya nya.

"Dingin."

"Baik, atas nama siapa kak?"

"Esha."

"Okey kak, silahkan ditunggu."

CAN I (721) ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang