25. Date? , February 2019

119 12 0
                                    

Revisi narasi dilakukan tiap hari, jadi maapin kalo ada narasi yang basic/cringe/boring

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Revisi narasi dilakukan tiap hari, jadi maapin kalo ada narasi yang basic/cringe/boring.

• • e n j o y • •

Di jam istirahat aku berjalan bersama ekal menuju kelas para dayang dayang nya. dimana lagi kalau bukan di kelas C. Ketika sampai di kelas nya, ekal langsung masuk dan riweh dengan trio nya sementara aku diam di pintu mengedarkan pandangan ku mencari seseorang.

Itu dia! Tapi dia seperti sedang tidur? menidurkan kepala nya di atas meja. apa sopan aku mengganggu waktu istirahat seorang ketua osis? tapi kalau tidak sekarang akan mengulur waktu lagi, aku mematung di depan pintu dan terus berfikir.

"Tumben kafka bobo?" tanya ekal, menoleh pada kafka yang kepalanya setia ditidurkan diatas  meja.

"Bobo bobo monyet. banyak pikiran tuh si bapak, iya gak tan?" ujar paras.

"Pikirin apaaan coba? pasti osis." tebak ekal.

"Gatau tuh, galau kali."

"Galauin proposal yang gak di acc acc pasti nih." ucap ekal yang akhirnya menoleh sepenuhnya pada kafka. "Ka, ada yang cariin lo tuh."

"Nanti. ngantuk."

"Buset ka, dia nungguin lo di depan tau."

"Suruh balik apa susahnya?" geram kafka tanpa mendongak.

"Yakin nih?" tawar paras.

Kafka hanya berdehem sebagai jawaban, "Oh yauda. ESHA! NANTI AJA LO BALIK KAFKA MASIH NGANTU—"  ucapan paras terhenti sebab kafka membungkam mulutnya.

"Diem. gausah teriak."

"Lah tadi katanya ngantuk?" gumam johan, melihat kafka berjalan keluar kelas.

"Eh kal gimana rapat soal studoor? udah seminggu lewat nih. minggu depan kita udah ujian loh, bilangin kafka lah adain rapat secepatnya biar kita bisa belajar dengan chill." ucap atan.

Johan menatapnya sinis, "Emang lo belajar?" sinis nya.

"Jelas dong."

"Tapi kemarin lo dominan remedi?"

"Itu khilaf. sengaja gue jawabnya salah biar lo gak remedi sendirian tau jo,"

"Cih, dusta kau wahai manusia."

"Kenapa?"

"Ayo katanya mau menghadap?" ajak ku.

"Gue kira pulang sekolah?"

"Sekarang aja, soalnya nanti gue harus pulang cepet."

Ku lihat kafka diam untuk beberapa saat lalu akhirnya mengangguk, "Yaudah ayo."

Kita berjalan beriringan menuju ruang kepala sekolah tapi satu suara menghentikan langkah ku bahkan langkah kafka. "Kafka!" teriak nya.

Kafka menoleh, "Kenapa?"

CAN I (721) ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang