Chapter 1. My Secret Pregnancy

34K 1.4K 59
                                    

Saat ini di sebuah Rumah Sakit Ibu dan Anak, seorang perempuan sedang menjalani konsultasi dengan dokter, soal kehamilannya.

Perempuan itu mengusap perutnya pelan, sembari mendengarkan penuturan dokter padanya. Kehamilannya masih berada di trimester pertama, namun ia cukup rajin datang kesini karena memiliki banyak kekhawatiran.

"Ibu Karina pernah bilang ke saya, kalo belum ada keluarga yang tahu soal kehamilan ibu."

"Apa sampai sekarang masih belum juga?"

Karina seketika menelan ludah, mendengar pertanyaan tersebut. Ia menggeleng pelan.

"Saya sangat menyarankan supaya ada paling enggak satu saudara atau kerabat yang tau soal kehamilan ini bu, demi keamanan bu Karina dan janin di dalam perut, kalau suatu saat ada apa-apa, bu Karina jadi tau siapa yang bisa dihubungin selain Rumah Sakit."

Karina kini terdiam. Itu benar, meskipun sudah membulatkan keputusan untuk menjalani masa kehamilannya sendirian hingga dirinya melahirkan nanti, namun Karina tidak mungkin sanggup melakukannya.

Karina harus memberitahu seseorang, tapi siapa?

Siapa orang yang tidak akan membocorkan rahasia soal kehamilannya pada orang lain, secara sengaja ataupun tidak sengaja?

Mery dan Vanessa. Hanya mereka berdua yang bisa Karina pikirkan sekarang.

Akhirnya Karinapun berterima kasih pada dokter yang sedari tadi sudah menjawab pertanyaan dan mendengarkan keluh kesahnya menyangkut kehamilan yang baru memasuki usia dua bulan.

Karinapun berdiri dan akhirnya keluar dari ruang konsultasi. Ia memegang dua buku di tangannya, yang satu adalah map berisi data kehamilan serta hasil USG nya, dan yang satu adalah buku tipis yang merupakan diary ibu hamil miliknya.

Sambil berjalan melewati lorong rumah sakit yang sepi, Karina berpikir keras. Bagaimana cara memberitahu Mery dan Vanessa soal kehamilannya? dan bukankah mereka akan sangat tersentak??

Jangankan mereka, Karina saja sangat tersentak ketika tahu dirinya hamil.

Hari ketika Karina sadar bahwa dirinya hamil, adalah hari dimana ia resmi bercerai dari mantan suaminya yang bernama Evan Sanders.

Proses perceraian itu berjalan lancar dan juga cepat. Hanya membutuhkan sekitar dua minggu. Sepertinya hal itu terjadi karena Evan tidak pernah datang di setiap sidang, dan juga karena ia adalah orang yang memiliki kekuasaan cukup besar.

Ayah Evan yang bernama Rian Sanders, masih memegang posisi sebagai orang paling kaya sepulau Bali. Rian tak hanya memiliki harta, namun juga kekuasaan besar, hingga pengadilan mendahului urusan puteranya tersebut dibanding orang lain.

Karina sedikit tersentak ketika menyadari betapa cepatnya proses ia bercerai dengan Evan, namun disaat yang sama ia bersyukur, karena jika lebih lama lagi, ia bisa ketahuan hamil sebelum resmi bercerai.

Kini Karina menghentikan langkah dan menghela nafas pelan.

Kandungannya sudah memasuki usia dua bulan. Karina takut. Ada banyak sekali kekhawatiran yang ia rasakan, namun disaat yang sama, ia bahagia.

Karina sempat berpikir bahwa setelah bercerai dari Evan, ia akan merasa sangat kesepian. Ia akan merasa hampa di dalam dirinya, karena harus berpisah dengan mantan suaminya.

Namun siapa sangka, setelah bercerai dari Evan, Karina justru diberikan kejutan yang begitu membahagiakan, seorang anak yang akan menemaninya melanjutkan kehidupan di masa depan.

Senyuman tak kuasa terseungging di bibir Karina. Ia akhirnya melanjutkan jalannya. Sebentar lagi ia akan sampai di pintu samping Rumah Sakit.

Karina mengusap dan melihat ke arah perutnya sendiri. Kalau dipikir-pikir, kehamilannya memang terasa seperti keajaiban, bahkan dokterpun mengatakan hal yang sama.

myloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang