Chapter 24. Fresh Milk (18+)

27.2K 720 44
                                    

"Mulut lo gak bisa dikontrol banget!"

Karina yang masih duduk di atas meja, kini mendorong mulut Julian menggunakan jari telunjuknya, berusaha menjauhkan laki-laki itu.

Namun Julian malah membuka mulutnya dan menghisap jari Karina, membuat Karina membelalak tak percaya. Ia baru sadar bahwa Julian ternyata sungguh-sungguh dengan ucapannya barusan.

"J-Jul..?"

Karina bergumam pelan, ketika Julian menghisap jarinya.

Julianpun melepaskan hisapannya, kemudian ia semakin mendekatkan tubuhnya ke arah Karina, dan memegang kedua pipi Karina.

Keduanya kini saling memandang. Karina masih harus mendongak sedikit menatap Julian, meskipun dirinya sudah duduk di atas meja sekarang.

"Gua harus nyium bibir lo malem ini, kalo enggak gua bisa gila."

Kedua mata Karina membulat kaget. Jantung yang sedari tadi berdebar, kini semakin kencang setelah mendengar ucapan Julian.

"K-kenapa..?" tanya Karina, sambil menahan dada Julian, dan menatap laki-laki itu yang menatapnya begitu dekat sekarang.

Nafas mereka saling menerpa, mulai terengah meskipun ciuman itu bahkan belum dimulai.

Julian tersenyum, menyadari Karina yang tidak menolak ajakannya untuk berciuman, dan malah bertanya apa alasannya.

"Karena gua kangen banget sama lo, gua gak bisa berhenti mikirin lo setiap malem."

Deg.

Jantung Karina lagi-lagi berdebar kencang. Laki-laki ini terus memyebutkan kalimat yang membuatnya kesulitan berucap.

Julian tidak tahan lagi dan tidak mau berbasa basi. Ia mendekatkan bibirnya ke arah bibir Karina, dan menempelkannya dengan lembut, menciptakan sensasi hangat yang langsung bisa mereka berdua rasakan.

Karina memejamkan mata, dan masih berusaha menenangkan dirinya. Ia baru saja mengatakan pada Julian bahwa ia tidak bisa menikah dengannya. Karina baru saja menolak laki-laki dengan tegas.

Namun kini Karina malah berciuman dengannya, bukankah itu aneh dan tidak masuk akal?

Sayangnya, akal sehat memang sudah bukan lagi sesuatu yang Karina miliki, ketika laki-laki ini mulai melumat bibirnya dan membuat seluruh tubuh Karina terasa bergetar.

Julian memberikan penekanan di bibirnya seperti memaksanya membuka mulut, dan disitulah Karina menyadari betapa lemah ia dibuat oleh Julian hingga tak mau melakukan hal lain selain menurut.

Karina membiarkan lidah Julian masuk ke dalam mulutnya, dan iapun mulai melingkarkan kedua tangannya di leher Julian, dan membalas ciumannya.

Hisapan dan lumatan kini sama-sama mereka berikan, menciptakan sensasi ciuman yang luar biasa menggairahkan, dan membuat keduanya mabuk kepayang.

Karina selalu kehilangan pertahanannya setiap berhadapan dengan laki-laki ini, dan kini, ia bahkan membairkan Julian menurunkan ciumannya dari mulut ke rahang, hingga sampai di lehernya.

Julian mengecupi dan sesekali menghisap kulit leher Karina yang begitu wangi dan halus. Bibirnya tak bisa berhenti menyusuri, bergerak ke arah depan leher Karina, kemudian berpindah lagi ke samping.

Karina yang merasakan semua itu tak kuasa. Ia menggigit bibirnya kencang dan menahan desahan yang sangat ingin keluar dari mulutnya.

Pandangan Karina yang sempat terpejam menikmati kecupan dan hisapan bibir Julian di lehernya, kini kembali membuka mata dan melihat keranjang bayi yang berada di dekat kasur.

myloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang