Extra 2. I Can't Wait to Marry You

6.2K 536 80
                                    

"Kiara ternyata ramah sama semua orang, gak takutan anaknya."

Saat ini di balik jendela yang menghubungkan ruang bersantai dengan balkon yang begitu luas, Julian dan Karina sama-sama memandang ke arah luar.

Julian berdiri memperhatikan ke arah Kiara, yang saat ini sedang menaiki perosotan dipegangi oleh Silvia dan Syerin.

Gede juga berada disana, menjaga agar Kiara aman bermain bersama mereka.

Kiara sedari tadi terlihat begitu senang. Ia terus tertawa bahagia, diajak bermain menaiki wahana yang sudah cukup lama Julian miliki di rumahnya, namun baru kali ini dimainkan oleh Kiara.

Senyuman tak kuasa tersungging di bibir Julian. Memperhatikan Kiara yang terlihat begitu bahgaia, langsung berhasil membuat kebahagiaan tercipta juga di dalam hatinya.

Sementara di belakang Julian, tepatnya di arah sofa yang empuk. Karina sedari tadi memperhatikan dengan seksama.

Bukan. Karina bukan memperhatikan Kiara, melainkan Julian yang berdiri membelakanginya.

Salah satu alasan kenapa satu bulan yang lalu, Karina mengira Julian sebagai Gede ketika bertemu di rumah sakit, adalah karena tubuhnya yang begitu besar, berbeda dengan Julian yang dulu ia ingat.

Karina tahu sejak dulu Julian sudah memiliki tubuh yang atletis, namun ia tak pernah terlihat sekekar ini, layaknya Gede.

"Kenapa kamu gede banget sekarang, kaya Gede?"

Tiba-tiba pertanyaan itu Karina lontarkan dari mulutnya, membuat Julian menengok padanya.

Julian mengerjap, kemudian ia melihat lagi ke arah pantulan dirinya di kaca. Syerin juga mengatakan hal yang sama padanya, batinnya.

"Aku ngabisin waktu luang buat olahraga, sambil ngeluapin stress sama beban, jadi nya gede kaya Gede," sahut Julian, kemudian meminum kopi yang ia pegang.

"Hmm.." Karina bergumam, tanpa melepaskan pandangannya dari Julian.

Bahkan dari belakang saja, laki-laki ini terlihat besar dan berotot. Karina jadi menelan ludah, membayangkan betapa kewalahannya ia akan dibuat oleh laki-laki ini, ketika mereka bermain di atas kasur.

Apakah tubuh Karina tidak akan kembali remuk, jika ditindih olehnya?

"Cuma karena itu?" tanya Karina lagi.

Julian terdiam sesaat. Ia masih memperhatikan Kiara, namun pikirannya teralihkan ke hal lain karena pertanyaan Karina.

"Enggak," jawab Julian.

"Aku olahraga setiap hari juga biar kuat," tutur Julian, membuat Karina membulatkan kedua matanya.

"Kuat?? kuat ngapain??" tanya Karina, yang kini begitu bersemangat.

"Kuat ngehajar orang sampe mati."

Ups, dalam hati Karina.

Jawaban Julian langsung berhasil membuat Karina malu pada pemikirannya sendiri. Ia hampir lupa bahwa calon suaminya adalah seorang pembunuh kejam dengan pikiran dan jalan hidup yang begitu gelap.

Kenapa Karina malah berpikiran kesana?? batinnya.

"Kenapa?"

Julian yang melihat ekspresi kecewa Karina kini mengernyit. Ia bertanya sambil menengok, membuat Karina menghela nafas dan menggeleng.

"Enggak," jawab Karina, tak mau mengakui bahwa ia berharap Julian memiliki jawaban lain atas pertanyaannya tadi.

Sementara Julian mengerjap bingung, namun kemudian ia tersenyum, melihat Karina yang bukannya takut karena mendengar jawabannya tadi, malah terlihat jengkel.

myloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang