Chapter 69. Let's Find Papa

7.5K 629 152
                                    

"Aku sadar kalo Kiara bakal jauh lebih bahagia sama kamu, Karina, jadi aku percayain dia sama kamu."

Saat ini di area balkon taman sebuah penthouse yang begitu megah, Karina sedang berdiri dengan wajah tersentak. Ia memperhatikan mantan suaminya di hadapannya, yang berucap padanya.

"Tapi jangan salah paham, aku bakal tetep sering ngunjungin dia, aku bakal jadi sosok ayah nomor satu dalam hidup dia," tutur Evan lagi, membuat Karina mengerjap, memahami maksud ucapan laki-laki ini.

Evan yang sedang menggendong puterinya, kini memberikan Kiara pada Karina. Karinapun langsung menerima bayi itu.

"T-terus..? orangtua kamu gimana?" tanya Karina, mengingat semalam, dua mantan mertuanya juga datang ke rumah. Mereka pasti juga menginginkan hak asuh Kiara, mengingat Kiara adalah cucu pertama keluarga Sanders.

"Gak usah mikirin itu, biar aku yang urus, kita bisa ngobrol lagi kapan-kapan, sekarang aku mau pergi dulu, ada urusan," ucap Evan pada Karina.

Karina mengangguk mendengarnya, sementara Evan menatap ke arah Kiara.

"Papa pergi dulu ya, sayang, nanti kita ketemu lagi," ucap Evan pada Kiara, sambil mengusap kepala bayi itu.

Kiara memperhatikan ayahnya dengan seksama, sementara Evan tersenyum kemudian berbalik dan berjalan pergi.

Karina yang menggendong puterinya, masih mengernyit bingung, merasa ada yang aneh dari semua ini.

Padahal Evanlah yang kemarin mengatakan padanya dengan yakin bahwa ia akan membawa Kiara ke rumahnya, dan membesarkan Kiara bersama keluarganya disana.

Lalu kenapa sekarang ia berubah pikiran? hanya karena alasan itu? entah kenapa, tidak masuk akal.

Namun kemudian Karina mengingat surat yang diberikan Evan tadi padanya, dan menyadari bahwa hak asuh Kiara benar-benar sudah berada di tangannya sekarang.

Karina tidak perlu lagi frustasi memikirkan cara melawan Evan, apalagi kedua orangtuanya yang berkuasa.

"Mama.."

Pandangan Karina langsung teralih, ke arah puterinya yang barusan berucap pelan.

Karina tak kuasa tersenyum. Airmata juga langsung membendung di kedua matanya. Ia menangis, dan memeluk puterinya dengan erat.

"Kiara.." ucap Karina, begitu terharu.

"Haaaa..."

Karina melepaskan tangisannya, membiarkan rasa takut di dalam dirinya meluap, dan digantikan dengan kebahagiaan yang luar biasa.

Airmata tak bisa berhenti mengalir di pipinya. Ia kesulitan meluapkan apa yang ia rasakan sekarang, hingga dirnya pecah dalam tangisan.

Tak jauh dari Karina, seorang gadis muda berjalan mendekat sambil tersenyum senang.

Syerin tidak benar-benar memahami apa yang terjadi, namun sepertinya, Karina sudah berhasil menemukan solusi dari masalanya saat ini. Syerin jadi ikut senang melihatnya.

Sementara itu, Evan baru saja memasuki ruangan yang menghubungkan ke balkon utama kediaman adiknya.

Evan masuk, dan langsung berhadapan dengan seorang laki-laki yang sedari tadi mengawasi, dan memperhatikan dari balik kaca jendela.

Kedua tangan Evan seketika mengepal kencang. Emosi seperti ingin meluap lagi dari dalam dirinya.

Evan sama sekali tak memahami bagaimana semua ini bisa terjadi. Ia tak memahami bagaimana cara Julian, membuatnya berada ddalm posisi seperti ini.

Lagi-lagi Evan kalah dari adiknya sendiri. Lagi-lagi ia dibuat tak berkutik, dan terpaksa menuruti apa yang diinginkannya.

Julian bahkan tidak berada disini sekarang, namun ia tetap berhasil mengalahkan Evan.

myloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang