Chapter 22. Choose Your Woman

10.1K 674 57
                                    

Saat ini di dalam ruang kerja yang begitu luas dan mewah, seorang laki-laki sedang duduk di kursinya, dan mengobrol dengan asistennya yang berdiri di dekatnya.

"Dua hari lagi jadwal pak Julian mimpin rapat besar, ini semua materi yang harus bapak sampein, soft copy yang isinya lebih detail udah saya kirim lewat email."

Saskia asisten Julian, sedang memberikan sebuah berkas pada laki-laki itu. Ia akhirnya bekerja lagi dengan atasannya, setelah beberapa hari Julian tidak berada di kantor karena urusan 'pekerjaan' di Jakarta.

"Oke, makasih," ucap Julian, sambil menerima berkas itu dan langsung membacanya.

Jika ia harus memimpin rapat besar dua hari dari sekarang, itu artinya ia belum bisa datang lagi ke Jakarta sampai rapat itu selesai, batin Julian.

Tok tok!

Tiba-tiba suara pintu terdengar. Julian memberi kode pada Gede yang berdiri di dekat pintunya, untuk membukakan pintu tersebut.

Julian dan Saskia sama-sama melihat seorang gadis yang berjalan masuk, dengan pakaian yang terlihat berbeda dari biasanya.

Julian menyadari itu, begitupula Saskia.

Gadis bernama Neyra yang memegang jabatan sebagai sekretaris Julian, mengenakan pakaian kerja yang begitu ketat. Roknya juga begitu pendek hingga kedua pahanya terekspos dengan jelas.

"Kak Julian, aku bawa berkas yang dibutuhin."

Neyra tersenyum manis sambil mengucapkan kalimat tersebut. Ia berdiri di sebelah kiri Julian, membuat Julian menatapnya.

"Udah berapa kali aku bilang, Neyra? pake bahasa yang bener," ucap Julian.

"Kurang bener apa??" ucap Neyra, mengerjap dan menunjukkan rasa tidak bersalah.

"Ah, maksudnya karena aku manggil kak Julian? kan katanya gakpapa kalo gak ada orang lain," ucap Neyra.

Julian menatap gadis itu dengan wajah jengkel, sementara Neyra menatap ke arah Saskia yang juga berada disini sekarang.

"Ck, dia doang, gak penting," ucap Neyra.

Saskia sudah tidak tersentak mendengarnya. Sudah cukup lama waktu berlalu semenjak Neyra bekerja disini, dan Saskia sudah memahami sifat rekan kerjanya tersebut.

Neyra seperti sadar bahwa posisinya disini sebagai sekretaris Julian hanyalah alibi baginya agar bisa selalu dekat dengan Julian, yang sudah dijodohkan dengannya. Ia tahu betul dirinya adalah seorang anak konglomerat yang tidak perlu bekerja menjadi bawahan Julian.

Neyra juga tidak pernah memperlakukan Saskia seperti rekan kerjanya. Ia selalu merasa dirinya lebih tinggi dari siapapun.

"Ngapain lo masih disini? sana keluar, kak Julian udah lama gak ketemu gua, dia pasti kangen berduaan sama gua."

"Neyra," ucap Julian, menegur asistennya.

Neyra hanya cemberut. Ia tidak menyesal berucap kasar pada Saskia yang terdiam.

Sementara Saskia menghela nafas pelan. Baginya, gadis ini terlalu percaya diri. Ia tidak tahu kalau Saskia jauh lebih mengenal Julian dibanding dirinya.

Saskia sebagai seorang asisten yang mengetahui dan mengatur jadwal Julian, menyadari bahwa atasannya tidak pergi ke Jakarta selama beberapa hari terakhir karena urusan pekerjaan. Ia tahu Julian menyembunyikan sesuatu dari banyak orang, termasuk dari calon istrinya sendiri.

Akan tetapi Saskia sadar bahwa itu bukan urusannya. Bahkan jika Julian memiliki seorang kekasih gelap di Jakarta sebagaimana dugaannya, Saskia hanya akan diam, bekerja secara profesional dan tidak mencampuri urusan pribadi atasannya.

myloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang