Chapter 21. A Loving Mom

11.3K 636 29
                                    

"Kiara Joy nama lengkapnya."

Saat ini di dalam ruang rawat, seorang ibu yang kemarin sore baru melahirkan anaknya, sedang mengobrol dengan seorang laki-laki yang duduk di samping kasur pasien, memperhatikannya menggendong sang puteri.

"Kenapa?"

Julian bertanya, pada Karina yang mengatakan bahwa ia menamai puteri kecilnya Kiara Joy.

"Because she brings me joy," jawab Karina, dengan binaran di kedua matanya.

Julian tak kuasa tersenyum mendengarnya. Ia juga bisa merasakan, betapa besarnya kebahagiaan yang dibawa oleh Kiara dalam hidup Karina, tepat setelah ia lahir di dunia ini.

Julian melihat bayi kecil itu, yang tertidur begitu pulas di gendongan sang ibu.

"Nama yang bagus," ucap Julian, sambil menatap Karina dengan tatapan yang lembut.

"Tapi lo gak berniat nambahin nama belakang buat dia?" tanya Julian.

"Kiara Joy Sanders, gitu?" ucap Julian, dengan senyuman miring di bibirnya.

Karina refleks mendekatkan kakinya ke arah Julian, seolah ingin menendang laki-laki itu yang kini tertawa geli.

"Jul, anak gua baru lahir, jangan bikin gua ngeluarin kebun binatang dari mulut," ucap Karina, yang berusaha keras tidak mengumpat pada Julian.

"Hahaha.." Julian masih tertawa geli. Ia begitu senang meledeki Karina.

"Ah, gua tau," ucap Julian, kembali mendapatkan ide.

"Apa??" tanya Karina, curiga Julian akan kembali mengerjainya.

"Kiara Joy Carter, hahaha.."

Julian langsung tertawa setelah mengucapkan itu, sementara Karina berusaha keras menutup mulutnya agar tidak mengumpat. Ia juga berjuang keras untuk tidak menghantam laki-laki ini.

"Diem lo Jul, sumpah, gua tendang lo dari sini," ucap Karina, semakin emosi dan berusaha menahan dirinya.

Namun Julian masih tetap tertawa geli, membuat Karina juga ikut tertawa.

"Kan biar kakeknya yang di Jakarta seneng kalo tau punya cucu yang nerusin nama belakang dia," tutur Julian setelah berhenti tertawa.

"Gua jambak lo Jul," ucap Karina, berusaha sabar. "Gak sudi gua," lanjutnya, sangat anti mendengar nama belakang ayahnya yang sesungguhnya juga merupakan nama belakangnya.

Julian tersenyum geli, sementara Karina kini menatap puterinya, kemudian mengecup pipinya lagi yang masih sangat tipis dn rapuh.

"Gak perlu nama belakang, Kiara Joy aja udah cukup, " ucap Karina, sambil memperhatikan wajah puteri kecilnya yang baru lahir kemarin.

Julian yang sudah berhenti tertawa kini mengangguk-angguk. Ia juga merasa nama itu sudah sempurna bagi Kiara.

"Kemaren, Evan nikah ya?"

Disela keheningan yang menyelimuti, Karina tiba-tiba bertanya, membuat Julian sedikit tersentak.

"Lo tau dari mana?" tanya Julian, mengingat Vanessa dan Mery yang mengatakan padanya, bahwa Karina tidak tahu apapun soal itu.

"Gua gak sengaja denger obrolan lo sama Mery waktu itu," ucapnya.

Julian seketika menelan ludah, menyadari dirinya kurang hati-hati dalam menjaga rahasia tersebut.

"Sorry," ucap Julian, membuat Karina tersenyum.

"Ngapa minta maaf?" ucap Karina.

Namun Julian tetap merasa bersalah. Ia jadi menyadari bahwa depresi yang Karina alami di hari-hari menuju kelahiran puterinya, mungkin disebabkan karena ia mengetahui bahwa mantan suaminya, Evan akan menikah di hari yang sama.

myloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang