Chapter 59. One Month Back Home

8.7K 651 131
                                    

Saat ini di dalam sebuah rumah, seorang perempuan paruh baya sedang duduk di depan TV yang menyala. Ia sendirian, sebab puetri bungsunya Kayla sudah berada di kamar.

Seberapa menarikpun acara yang ia tonton, pikirannya tetap saja tertuju pada satu hal.

Isvara menghela nafasnya kasar. Ia tidak bisa berhenti memikirkan puterinya, dan juga cucunya Kiara.

Malam ini Karina akan meninggalkan Kiara di rumah mantan suaminya, dan hal tersebut membuat Isvara merasa sangat khawatir.

Bagaimana dengan Kiara? dan bagaimana dengan Karina? apakah mereka berdua bisa bertahan tanpa satu sama lain?

"Kiara butuh perlindungannya Evan, cuma Evan orang yang bisa ngelindungin dia."

Isvara juga mengingat ucapan Karina. Ia kembali menarik nafas panjang dan membuangnya.

Tak bisakah mereka semua berkumpul saja di rumah ini? seperti dulu lagi. Isvara janji akan berjuang keras melindungi puteri-puterinya, serta cucunya yang juga begitu berharga baginya.

Tiba-tiba, Isvara mendengar suara samar dari luar rumahnya. Itu adalah suara mobil yang berhenti di depan.

Isvara awalnya mengernyit, namun seketika ia melotot kaget, sebab suara amobil itu diikuti dengan suara tangisan seorang anak.

Isvara langsung berdiri dari sofa yang ia duduki. Jantungnya berdebar kencang, masih sangat familiar dengan suara tangisan ini.

Dengan tergesa, Isvara berjalan menuju ke pintu depan rumahnya. Ia membukanya segera, dan melihat pemandangan yang berhasil membuat kedua matanya membulat lebar.

Isvara melihat seorang ibu muda, yang berjalan memasuki pagar sambil menggendong puterinya yang menangis.

Isvara melotot melihat Karina yang kini berdiri di hadapannya, dengan wajah yang sembab dan juga basah.

Mereka berdua sama-sama menangis, entah Karina maupun Kiara yang digendongnya.

"Ma.."

Karina berucap, sambil berusaha menenangkan dirinya. Ia terlihat mengatur nafasnya yang terengah-engah.

"I couldn't do it.." ucap Karina, dengan airmata yang kembali menetes dari kedua matanya.

Sementara Isvara masih tersentak. Perasaannya begitu tak karuan. Ia refleks mendekat ke arah puterinya, dan memeluk Karina serta Kiara yang masih menangis karena tidurnya terganggu.

Karina juga meluapkan tangisan di pelukan ibunya. Ia telah gagal melakukan sesuatu yang semestinya ia lakukan.

Karina membiarkan egonya menang, dan membawa Kiara pergi bersamanya. Ia tidak berhasil meninggalkan Kiara, meskipun ia tahu bahwa rumah itu bisa jadi tempat teraman bagi bayi ini.

"I can't leave her.." ucap Karina lagi disela tangisannya, menyadari betapa lemahnya ia tak sanggup meninggalkan Kiara di rumah itu.

Sementara Isvara mengusap kepala Karina, dan tangannya yang satu lagi mengusap kepala Kiara yang masih menangis di gendongan ibunya.

Isvara tersenyum. Ia melepaskan pelukannya, dan menatap Karina yang juga menatapnya dengan berlinang airmata.

"Aku.. mau tinggal disini aja, aku gak mau pindah-pindah lagi, aku capek pergi terus, aku mau disini aja ma," ucap Karina disela tangisannya.

Hal tersebut membuat Isvara semakin tak kuasa. Ia mengangguk, dengan airmata yang juga mengalir di kedua pipinya.

"Mama juga, mama maunya kalian disini aja, mama yakin kita semua bakal aman disini," ucap Isvara.

myloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang