Chapter 11. Don't Marry Her

11.7K 713 47
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Saat ini di dalam penthouse yang sudah ia tempati hampir satu bulan lamanya, Julian sedang kehadiran seorang tamu perempuan, atau lebih tepatnya, perempuan ini sudah berada disini bahkan sebelum dirinya sampai.

"So.. whats going on? you're in a bad mood again."

Perempuan itu duduk di pangkuan Julian, dan berucap sambil menyentuh wajahnya. Ia mengenakan gaun ketat berwarna merah, lengkap dengan sepatu high heels berwarna sama.

Julian menghela nafas panjang. Ia melepaskan tangan perempuan itu dari wajahnya, dan menatapnya dengan jengkel.

"Gua mau istirahat, sana balik."

Perempuan bernama Bianca yang cukup sering datang ke penthouse ini, kini manyun dan terlihat murung.

"Tiap gua dateng lo selalu gak ada, pas lo ada malah nyuruh gua pulang, terus kita kapan quality time nya?" tanya Bianca, menunjukkan wajah sedih pada Julian.

Julian masih selalu heran pada perempuan ini. Bagaimana mungkin ia adalah seorang Dekan yang dihormati di kampus ternama, namun bersikap seperti ini tiap berhadapan dengan Julian?

Bianca juga selalu bersikap seolah ia tidak pernah melecehkan Julian dan menyiksanya malam itu.

Kini Julian yang jengkel mendorong paksa Bianca agar turun dari pangkuannya. Bianca yang terdorong kini terduduk di sofa di sampingnya. Ia berdecak kesal.

"Yaudah deh, kelonin gua bentar aja di kasur, nanti gua pulang," ucap Bianca, kemudian mendekat lagi pada Julian dan menyandarkan kepalanya di dada laki-laki itu.

Bianca memeluk Julian, kemudian ia menempatkan tangan Julian di area pantatnya yang besar, seolah menawarkan dirinya pada laki-laki itu.

Julian menggeram kasar dan berusaha sabar. Ia tidak tahu sampai kapan harus menghadapi perempuan gila ini.

Cklek.

Tiba-tiba pintu kamar Julian terbuka, membuatnya tersentak.

Kedua mata Julian membulat lebar, melihat seorang laki-laki yang masuk ke dalam kamarnya tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Evan?"

Laki-laki itu adalah Evan, kakaknya. Julianpun segera melepaskan tangannya dari pantat Bianca, kemudian ia mendorong Bianca agar tidak lagi memeluknya.

Julian segera berdiri, sementara Bianca kini manyun dan melipat satu kakinya ke atas.

"Ngapain lo disini?" tanya Julian, yang masih tersentak.

"Sorry ganggu," ucap Evan, melihat adiknya, kemudian melihat perempuan bergaun ketat yang terlihat duduk dengan posisi menggoda di sofa, sambil memainkan rambutnya sendiri.

Evan tidak tahu siapa perempuan itu. Namun ini bukan pertama kalinya ia melihat perempuan itu di penthouse yang ditinggali Julian sekarang.

"Ck, ngapain lo disini?" tanya Julian, membuat Evan kembali fokus menatapnya.

Julian merasakan emosinya yang ingin meluap. Suasana hatinya sedang buruk, dan orang-orang ini malah datang menghampiri.

Julian baru saja diusir oleh Karina dari apartemen, setelah itu ia pulang ke rumah dan malah melihat Bianca yang sudah siap menganggunya.

Dan sekarang, Julian harus berhadapan dengan Evan yang entah bagaimana bisa masuk ke rumahnya. Apakah Gede yang mengizinkannya masuk?

"Gua mau ngobrol sebentar, cewek lo boleh lo suruh keluar dulu?" tanya Evan, menatap ke arah Bianca.

myloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang