Chapter 64. Is He Alive or.. ?

7.5K 620 215
                                    

"Buat apa kamu nyari aku?"

Suara itu terdengar samar, bersamaan dengan munculnya wajah seseorang perlahan-lahan, mengganti keburaman dalam suatu ruangan yang Karina pandang sekarang.

Karina mengerjap, meyakinkan penglihatannya. Nafasnya terasa tak beraturan, dan dadanya berdebar kencang.

Ruangan ini begitu panas dan pengap, hingga ia kesulitan bernafas.

Seluruh tubuh Karina juga terasa panas. Kedua matanya perih karena asap yang begitu tebal menyelimuti sedari tadi.

Apa yang sesungguhnya terjadi?? dimana dirinya berada sekarang??

Di kejauhan sana, Karina melihatnya, seorang laki-laki yang berdiri dan memandangnya.

Tatapan laki-laki itu dipenuhi ketidakmengertian, serta kekecewaan di senyuman kecil yang tersungging di bibirnya.

"Kamu yang selalu nuduh aku ini itu, kamu yang nyebut aku ini itu, terus kenapa sekarang kamu nyariin aku? buat apa?"

Laki-laki itu berucap lagi, membuat nafas Karina semakin terengah-engah.

"Kamu lebih milih datengin Evan, kamu gak pernah percaya sama aku, kamu bahkan berniat ninggalin anakmu sendiri disana."

Tubuh Karina terasa merinding luar biasa. Ia terus berusaha menarik nafasnya meskipun udara semakin terasa pengap.

Mulut Karina terbuka, namun entah kenapa ia kesulitan untuk bicara. Karina melihat laki-laki di kejauhan sana, yang tatapannya semakin menunjukkan rasa kecewa.

"Aku udah ngorbanin segalanya buat kamu, aku udah ngelewatin rintangan besar demi kamu."

"Tapi yang kamu kasih ke aku cuma rasa sakit, yang kamu lakuin untuk ngebales semua itu cuma bikin aku semakin menderita."

"Apa kamu udah puas sekarang, Karina?"

Kedua mata Karina membulat. Ia akhirnya berhasil menggerakkan tubuhnya, dan mulai berlari kencang.

Namun tepat setelah dirinya mulai berlari, laki-laki itu berbalik, dan berjalan pergi meninggalkannya.

"T-tunggu!! Julian!!"

Karina berteriak dengan kencang, namun entah kenapa suaranya tidak keluar. Ia terus memanggil nama laki-laki itu, dan memintanya untuk berhenti, namun laki-laki itu tidak mendengarnya.

Kedua kaki Karina semakin berlari kencang, meskipun ia sadar bahwa dirinya tak kunjung berpindah dari tempatnya. Karina hanya berlari di tempatnya hingga ia ngos-ngosan. Ia mengejar tanpa bisa menggapai.

"Julian!! tunggu!!"

Karina kembali berteriak. Ia yakin sudah berteriak kencang memanggil nama laki-laki itu, lalu kenapa suaranya tidak terdengar??

Kini perasaan hancur diberengi rasa takut muncul, ketika Karina melihat Julian yang perlahan-lahan menghilang dari pandangannya. Laki-laki itu lenyap tanpa ia ketahui arah perginya. Ia hilang dan tak lagi terlihat olehnya.

"JULIAN!!"

"Bu Karina?!"

"HAH!!"

Seorang perempuan yang sedari berteriak dalam tidurnya, seketika membuka kedua matanya dan melihat langit-langit sebuah kamar.

Perempuan itu langsung menarik nafas panjang-panjang. Ia menyadari bahwa ruangan berAC ini memiliki udara yang sangat kaya akan oksigen. Tak ada asap yang menyelimuti seperti tadi.

Itu artinya, ia kesulitan bernafas bukan karena suasana yang pengap. Itu artinya, apa yang tadi ia lihat bukanlah kenyataan, sebab kenyataan yang sesungguhnya adalah ia sedang berbaring di atas kasur yang empuk, dan dipandangi dengan wajah penuh kekhawatiran oleh seorang laki-laki dan perempuan.

myloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang