Chapter 66. Reaching For Help

6.8K 619 55
                                    

"Maafin aku, Julian.. aku harusnya percaya sama kamu.."

Saat ini di dalam sebuah lift yang entah kenapa tak kunjung sampai di tujuan, Karina memeluk erat seorang laki-laki yang sangat ingin ia temui.

Karina menaikkan pandangannya, dan menyentuh pipi laki-laki itu, kemudian mengusapnya pelan. Dengan kedua mata yang berlinang, ia memandang wajah Julian yang sedari tadi hanya diam. Ia melihat kelelehan di kedua matanya, serta rasa kecewa yang tak kunjung hilang.

"I'm sorry.. please come back to me.." ucap Karina.

Karina meraih tangan Julian, kemudian mengecupnya pelan.

"Please.." ucap Karina, memohon sambil membiarkan tangisannya pecah.

"I promise I'll do better.. please.."

Karena Julian tak kunjung menjawabnya, keheningan jadi menyelimuti. Karina kembali memeluk laki-laki di hadapannya, seperti takut bahwa ia akan pergi.

Karina begitu khawatir, melihat Julian yang sedari tadi tak memberikannya jawaban.

Kenapa? apakah Julian tidak mau memaafkannya?

Pandangan Karina kembali naik. Ia kembali melihat wajah laki-laki yang juga memandangnya.

"Aku bakal lakuin apapun untuk nebus kesalahan aku sama kamu, aku bakal nyerahin diri aku buat kamu, semuanya, hidup aku buat kamu, Julian."

"Jadi aku mohon.. aku mohon balik lagi.. ya?"

Karina berucap dengan bibir yang bergetar, serta airmata yang mengalir begitu deras. Ia melihat laki-laki yang sedari tadi ia peluk dengan erat, akhirnya bergerak, dan menyunggingkan senyuman di bibirnya.

Julian mengusap airmata yang mengalir di pipi Karina. Pandangannya terlihat lelah, namun juga menunjukkan kelembutan yang membuat seluruh tubuh Karina terasa bergetar.

Julian mendekatkan wajahnya perlahan, terlihat hendak menempelkan bibirnya di bibir Karina.

Karina yang melihat itu langsung memejamkan mata, menunggu ciuman itu diberikan Julian di bibirnya.

"Kamu terlambat, Karina."

Ting!

Namun tiba-tiba, suara Julian terdengar, bersamaan dengan suara lift yang pintunya akhirnya terbuka.

Karina seketika menengok ke arah sana. Kedua matanya langsung membulat lebar. Dibalik pintu yang akhirnya terbuka, ia melihat api yang berkobar.

Udara sejuk yang tadi sempat memenuhi mereka, langsung digantikan dengan panas yang membuat dada terasa sesak.

Karina semakin melotot dan panik, ketika Julian melepaskan pelukannya.

"J-jangan!" ucap Karina berteriak, namun tubuhnya tidak bisa bergerak.

"Tunggu! Julian!! jangan!!"

Karina terus berteriak dengan kencang, ketika laki-laki yang sedari tadi bersamanya, kini berjalan pergi meninggalkannya, dan hendak keluar dari lift yang mereka naiki.

"Julian!! jangan!!"

Tak peduli seberapa keraspun Karina berteriak, Julian tetap berjalan keluar dari lift ini, dan memasuki ruangan dimana api berkobar begitu besar.

"Julian!!"

"Hah!!"

Suara tangisan bayi seketika terdengar di telinga, membuat Karina yang baru saja membuka kedua matanya, kini seketika bangkit dari posisi tidurnya.

Karina mengatur nafas dengan susah payah, sambil menyadari bahwa tubuhnya sudah berkeringat. Ia juga mengusap matanya yang ternyata basah dan berlinang. Karina menangis dalam tidurnya.

myloverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang