"Bener apa kata spanduk iklan KB. Ternyata, dua anak cukup!"
•••
Ini adalah cerita random tentang kehidupan kamu sebagai anak perempuan satu-satunya dengan keluarga absurdmu, yang kadang membuat mu frustrasi.
"Apa setelah ini kita tambah personil l...
Junkyu mendengus sebal. Junkyu udah muterin seluruh rumah, tapi nggak ketemu-ketemu juga. Dia pusing tujuh keliling. Sebenarnya dimanasih?
Kamu yang baru aja turun dari lantai atas bingung, lihat Junkyu yang mondar-mandir kesana-kemari.
"Kok bingung, bang? Cari apaan?" Tanyamu.
Junkyu noleh, terus manyunin bibirnya. "Ya bingung lah, ntar nggak bingung lagi pas di sorga. Kata Aldi Taher."
"Malah ngelawak Lo, bang."
Junkyu cuma merenges, nampakin barisan gigi rapinya. "Ini lho, kesayangan gue menghilang. Bantu cari dong,"
Dahimu mengerut, "kesayangan? Bukanya ini ya kesayangan Lo?" Kamu menunjuk dirimu sendiri.
Junkyu cuma menatap mu malas. Lalu kembali mencari hal yang sedang ia cari.
Kamu menghela nafas, kasian juga kalau dibiarin nyari sendiri. Kamu sebagai adik pun punya inisiatif buat bantuin Junkyu.
Junghwan lagi main sepak bola di taman komplek, di temenin sama Doyoung, Haruto, sama Jeongwoo, ya walaupun mereka lebih milih push rank dari pada ngajak main di bontot.
Tapi nggak papa, Junghwan bisa main sendiri kok. Jadi striker iya, jadi penjaga gawang juga iya.
"Waduh!" Junghwan terlalu keras menendang bola, bukannya masuk gawang, bolanya malah terbang.
Junghwan segera berlari buat nyari itu bola. Namun hal lain muncul pas dia nyari bola di semak-semak.
"Hahhh" kamu menjatuhkan badanmu di sofa, di susul dengan Junkyu yang langsung bersender di pundakmu.
"Kemanasiiiii!" Gerutu Junkyu yang udah frustasi.
Mashiho datang dengan membawa sepiring pisang goreng. Terus ikut duduk bareng kalian berdua.
"Makan nih, biar gak stres."
Kamu langsung ngambil, dan Junkyu juga.
"Kayaknya lagi spaneng, nyari apaan?" Tanya Mashiho.
Junkyu memperlambat kunyahan nya, sorot matanya memandang kosong ke depan. Napasnya berhembus lemas, "anak kesayangan gue, dari pagi kagak pulang-pulang.. udah gue cari, tapi kagak nemu.. ntar kalo dia di culik gimana....?"
"Anak?" Nggak lama kemudian, ada Jaehyuk nongol, dengan kilat ia mengambil pisang goreng, dan duduk di sebelah Mashiho. "Anak siapa yang ilang?" Tanya nya.
Sontak kamu, Junkyu, sama Mashiho terdiam bingung, apasih maksud Jaehyuk?
"Hebat kenapa anjir?"
"Ya Lo, hebat banget hamilin anak orang sampe punya anak."
"Mana ada gue hamilin anak orang, peak!" Junkyu menggeplak kepala Jaehyuk. Emang suka ngadi-ngadi si Jaehyuk.
"Lah buktinya sekarang Lo punya anak,"
"Bukan anak itu yang gue maksud?!"
"Udah deh, bang. Ngaku aja. Sekarang anak Lo umur berapa gue tanya?"
Tangan Junkyu menyangga dagunya, berpose layaknya orang yang sedang berpikir. "2 tahun.. kayaknya?"
Jaehyuk langsung pasang muka terkejut, "ASTAGHFIRULLAH! Udah berapa lama Lo ada hubungan gelap?! Gila Lo bang!"
Junkyu makin bingung sama arah pembicaraan Jaehyuk. Makin ngawur aja.
"Woilah, tai! Gue kagak ada hubungan gelap Ama sape-sape ya!" Junkyu yang nggak terima pun jadi kesulut esmosi.
Kamu sama Mashiho hanya memasang wajah bingung, sambil menikmati huru-hara.
Namun suara ke empat bocil yang baru aja pulang main mengalihkan perdebatan Junkyu dan Jaehyuk.
Junkyu melihat sesuatu yang di gendong sama Junghwan, lekas dia berlari dan mengambilnya.
"Utututu, sayangnya papa... Dari mana aja kamu, sayang.." Junkyu menciumi hewan berbulu itu.
"Kucing Abang ya? Tadi aku nemuin di semak-semak taman."
Junkyu mengangguk, "iya.. udah Abang cariin dari pagi tadi.."
"Duhh, anak gueee. Habis dari mana sih? Cari duda Lo ya?" Si Junkyu ngajak ngobrol kucingnya. Setelahnya dia melenggang pergi meninggalkan kerumunan orang yang ada di ruang keluarga.
"Akhirnya misi selesai," helaan napas lega keluar dari mulutmu.