Happy Reading❤️
.
.
"Dam? Udah selesai belom?" Tanyamu yang udah mulai bosan.
"Ck, bentar lagi."
Sepanjang hari ini kamu habiskan waktumu sama anak paling pinter di keluarga mu, siapa lagi kalau bukan Yedam. Kamu lagi nemenin Yedam ceritanya.
Yedam ngajak kamu buat nganterin dia ke bangunan yang penuh banget sama buku-buku. Kamu yang liat aja sampe pengen muntah.
Awalnya Yedam ngajak yang lain, tapi mereka semua ogahan. Tau sendiri lah kenapa nggak mau ikut. Pasti mulutnya ngomong mager lah, capek lah, dan lain sebagainya. Ada aja alasan.
Untung kamu masih punya hati nurani, jadi kamu mau nemenin Yedam, walau kamu bosen setengah mati."Beberapa menit yang lalu Lo juga ngomong gitu, bangsul."
"Makanya jangan nanya Mulu,"
Jawab Yedam masih asyik milih-milih buku yang mau dia bawa pulang nanti."Gue tunggu di kantin perpustakaan aja ya?"
Yedam langsung melotot, "nggak! Tungguin sampe gue selesai milih bukunya."
"Kenapa sih? Lo kan bisa sendiri Dam.."
Pada akhirnya Yedam berdecak, "kakak ku sayang... Masa tega ninggalin adeknya sendirian sih? Nanti kalo gue di godain cewek gimana?"
Kamu mendelik, "PD banget Lo. Yang ada Lo kali yang godain. Lo kan temen seperjuangan Doyoung."
"Udah deh, nurut aja sih. Gue traktir deh.."
Denger kata traktir matamu langsung ijo. Alhasil kamu nungguin Yedam sambil sumringah. Sesekali kamu juga nyari buku novel yang pengen kamu baca.
"Nih, pesenan Lo." Yedam nyodorin makanan ke kamu.
Kamu senyum, "mmmhh, makin cinta dehhhhh" kamu narik kedua pipi Yedam, Yedam sampe mengaduh kesakitan.
"Giliran yang gratisan aja maju paling depan." Celetuk Yedam.
Kamu mendengus, "menolak rejeki kan ga baek."
Yedam cuma muterin bola matanya, terus nyambung makan.
"Kak?" Beberapa menit setelahnya Yedam manggil kamu. "Gue mau ngomong sesuatu." Lanjutnya.
Kamu yang lagi makan mendongak, "ngomong apa?" Tanyamu penasaran.
Yedam masih diam nggak bergeming, kayak mau ngomong sesuatu tapi susah buat di keluarin.
"Kenapa sih Dam? Kamu ada masalah?" Kini wajahmu jadi berubah khawatir.
Bibir Yedam terangkat nunjukin senyumnya yang khas, terus dia hembusin nafasnya buat ngendaliin dirinya. "Kalo gue mutusin pindah ke Bandung, kalian semua bakalan setuju apa nggak?"
Sedetik kemudian kamu menatap Yedam dengan ekspresi terkejut. "P-pindah?"
Yedam ngangguk, "gue di tawarin Bu Yanti buat ke Bandung, katanya disana ada sekolah yang memfasilitasi buat menunjang bakat gue. Kata Bu Yanti kalo gue mau, sekolah bakal ngasih beasiswa buat ke sana."
"Gue bisa gapai cita-cita gue jadi penyanyi," lanjut Yedam terkekeh sambil nunduk.
Kamu masih menatap adik mu satu ini, di satu sisi kamu senang kalau Yedam bertekad buat gapai cita-cita dia, tapi di satu sisi kamu nggak tega buat ngelepas Yedam sendirian di luar sana. Apalagi di Bandung tidak ada saudara atau kerabat yang tinggal di sana. Dan jarak Bandung-Jakarta itu lumayan jauh.
"Kamu bakal tinggal dimana?" Lihatlah, yang tadinya lo-gue jadi aku-kamuan.
Yedam senyum, "kos, mungkin?"
"Terus sekolah kamu disini?"
"Aku bisa ikut kelas online, jadi aku nggak bakal ketinggalan materi dan lulus cepet."
Kamu mencoba mengatur nafasmu, mencoba tenang, "ayah sama bunda udah tau?" Tanyamu.
Yedam ngangguk, "kata bunda, nggak papa yang penting aku serius."
Kamu menghela nafas, mejamin mata bentar terus Senyuman tipis kamu perlihatkan, "kakak maunya egois. Tapi ini tentang cita-cita dan mimpi kamu. Jadi kakak harus rela dan terus dukung kamu."
"Soal yang lain, kamu tanya aja sama mereka sendiri"
Yedam ngangguk paham. Dia juga sedih sebenarnya, harus tinggal jauh sama keluarganya. Yedam bakal tetep berusaha gapai cita-cita nya, biar dia bisa buktiin kalo dia itu bisa dan nggak bakal ngecewain orang terdekatnya.
Setelah makanan kalian berdua habis, kamu sama Yedam menuju kasir dan bayar. Habis ini kalian pulang dan diskusiin hal tadi sama semua saudaramu.
"Hari ini kakak aja yang traktir, kamu kapan-kapan aja."
TO BE CONTINUE
.
.
'Dah gede aja Lo, Dam. Perasaan baru kemarin gue gendong lo.' -hati mungiel y/n menjerit
Kamis/24/11/2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Treasure Family
Fanfiction"Bener apa kata spanduk iklan KB. Ternyata, dua anak cukup!" ••• Ini adalah cerita random tentang kehidupan kamu sebagai anak perempuan satu-satunya dengan keluarga absurdmu, yang kadang membuat mu frustrasi. "Apa setelah ini kita tambah personil l...