Happy Reading ❤️
.
.
.
"Sahi... Ayo siniiii, satu jepretan lagi!"
Kamu menggeret Asahi yang udah mulai muak kamu suruh-suruh.
Dengan pasrah Asahi menurut.Ruang tv jadi rame gara-gara kamu.
Mentang-mentang deh, punya handphone baru, jadi maniac jepret-jepret pake kamera handphone baru.
"Liat deh! Lebih bagus ini, kayaknya kamera Lo kalah deh, Sa." Cibiran mu membuat Asahi melengos. Apa? Kamera super canggihnya itu diremehkan?
"Bagusan kamera gue kemana-mana, jadi lebih aesthetic!"
"Udah jelas bagus ini,"
"Lo ngehina kamera gue, gue banting juga tu handphone Lo." Ucap Asahi dengan kesal.
Kamu cemberut, kan kamu niatnya bercanda, kok di seriusin sih?
"Haish! Apasih ni gelud Mulu?" Hyunsuk menghampiri kamu dan Asahi, terus mengusak kepala adik kembarnya itu.
"Eh, Abang Hyunsuk, sini yukkk! Selfi bareng!"
Hyunsuk tersenyum tipis mendengar ajakan mu. Akhirnya dia ikut bergabung. "Happy banget yang punya handphone baru? Bilang apa?"
Kamu menyengir, sebenarnya kamu cukup terharu, karena handphone baru kamu ini yang beliin Hyunsuk. Agak kasian juga, padahal itu uang tabungannya.
"Makasih Abang!" Kamu mencium singkat pipi Hyunsuk. "Nanti gue traktir ngopi di cafe nya bang Mashi!"
"Duh baik banget, sihhh!" Hyunsuk balik mencium pipimu. (IRI KAN LO PADA!)
Dengusan Asahi keluar, dia melirik kamu dan Hyunsuk bergantian. Agaknya dia cemburu karena nggak di cium pipinya:v (Siapapun yang mau cium pipi Asahi? Silakan angkat kaki!)
"Jijik gue," ujarnya singkat lalu berjalan pergi meninggalkan kamu dan Hyunsuk yang lagi ngetawain tingkah Asahi.
"Cemburu bilang, sayang!"
"Psst, psst! Y/n?"
Kamu menghiraukan suara Somi yang sedari tadi mengajak mu bicara. Mana dia dari tadi nyenggol-nyenggol lenganmu.
Kebiasaan Somi kalo lagi ada guru di depan, yaitu mengajak ghibah unfaedah dan berujung di suruh keluar dari kelas kalau ketahuan.
Kamu juga heran, kemarin aja ambisius banget, dan hari ini bukannya serius belajar malah gangguin kamu yang lagi males banget buat ngobrol.
"Kayaknya Somi ada obrolan baru. coba ceritain di depan, Som? Ibu juga pengen denger,"
Mampus.
Kamu cuma senyum miring ngelihat Somi kelabakan sendiri. Rasain, salah sendiri nggak dengerin guru di depan.
"Eh, itu, enggak, itu.. saya cuma tanya soal penjelasan ibu tadi, kurang faham, jadi saya tanya y/n. Tapi dianya ga mau jawab.."
Kamu mendengus, pinter banget gitu ngarangnya ya?
Guru bahasa mu itu berganti menatapmu, "beneran y/n?"
Kamu mau menjawab tidak, tapi pas kamu noleh ke Somi, dan ngeliat dia melotot-melotot seakan menyuruhmu mengiyakan pertanyaan guru itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Treasure Family
Fiksi Penggemar"Bener apa kata spanduk iklan KB. Ternyata, dua anak cukup!" ••• Ini adalah cerita random tentang kehidupan kamu sebagai anak perempuan satu-satunya dengan keluarga absurdmu, yang kadang membuat mu frustrasi. "Apa setelah ini kita tambah personil l...