AUTHOR POV
Keheningan sangat terasa diruangan kerja Prilly, entah apa yang membuat Alisya tiba-tiba bungkam seribu bahasa setelah dia membuka iPad itu. Prilly yang sebelumnya duduk santai disofa melihat perubahan wajah dari Alisya berdiri menghampirinya.
PRILLY POV
"Kamu kenapa Al?"aku berdiri tepat disebelahnya, tanganku memegang bahunya tapi ditepis oleh Alisya. Shit. Dia kenapa jadi gini.
"kamu habis chek-in hotel?" deg.. deg. jantungku berdetak kencang seperti mau lompat dari tempatnya. Kenapa aku bisa seceroboh ini... mati ini aku mati..
Dia bertanya tanpa menatapku, wajahnya datar tapi kelihatan sekali kalau dia menahan amarahnya. Aku sekarang bingung harus jujur atau berbohong. ohh Tuhan... bantu aku kali ini.
"kenapa diem?gak bisa omong?" ucapnya.
"haahh??" cuman itu yang bisa keluar dari mulutku, sungguh aku bingung harus omong apa ke Alisya.
"a...aku.. hmm.. itu" omonganku terpotong karena ada notif panggilan dari handphone Alisya. Aku bisa tebak kalau ada panggilan urgent dari perawat yang mengharuskannya kembali mengechek pasien yang dia handle.
"kita lanjutin nanti, aku harus kebawah chek pasien dulu"ucapnya langsung berdiri pergi meninggalkanku sendiri diruangan.
Pintu tertutup kembali menandakan kalau Alisya sudah pergi, aku langsung duduk dikursi kebanggaanku membuka iPad yang berada diatas meja. Aku membuka history yang ada didalam, ternyata Alisya sempat membuka email masuk yang tersambung di iPad. kenapa aku lupa logout emailku sih, kalau sudah aku logout pasti Alisya tidak sempat membuka email yang masuk. hmm.... ini bisa aku tebak kenapa Alisya bisa membuka emailku, dia mau login tapi karena emailku yang tersambung jadi dia tidak sengaja membaca emailku.
Bodoh...Prilly.. Bodohh..
Aku mengacak-acak rambutku, merutuki kebodohanku. Biasanya aku selalu hapus history email masuk yang tidak penting kenapa ini lupa sih. Alisya pasti curiga tentang email yang masuk ada pembayaran hotel, karena transaksinya terakhir pakai kartu pribadiku.
Tepat sekali pada saat aku bingung harus gimana ada panggilan telfon dari Kristin.
"Kristiiiinnnn.....bantuin gue"
"[woee gila Lo, gue yang telfon aja belum ngomong.. ngapain sih triak-triak gitu. gue gak budek kalik Prill]"ucapnya diseberang sana
"gue tau Lo telfon gak penting, makanya gue mau ngomong.. Kris bantuin gue.. tolongin gue. Lo tau gak.."ucapanku terpotong karena Kristin
"[bodoh amat... emang Lo pikir, Elo doang yang punya masalah, gue mau omong tentang gue sama Sisil kalau kita tuh sebenernya..]"
"gue tau kalian pacaran.. kan Lo udah cerita bego. bantuin gue dong Kris, Alisya tau nih kalau gue habis chek-in sama orang lain, gue harus gimana dong"ucapku bingung..
"[haahhh?????kok bisa sih]"
"gue harus gimana dong, bingung nih. gue yakin pasti Alisya ngamuk nih, kalau sampe orangtua gue tau bisa habis nih.. Kris tolongin sahabat Lo ini"
"[bego banget sih Lo, kok bisa.. makanya yang pinter dikit kek kalau mau bohong, lagian sih salah Lo sendiri udah jelas-jelas punya tunangan udah perfect gitu masih aja main dibelakang, udah sering gue kasih tau Lo tapi apa??.. Elo sendiri yang gak mau berubah, masih aja otak Lo itu cuman Sherly, imbasnya kan Lo main sana-sini. Rasain tuh sendiri,siapa yang menanam dia yang akan menuai.]"
"banyak bacot Lo ahhh... berisik. bantuan gue Kris..please"
"[ogah.. jangan ngajak gue. Sorry Prill kali ini gue gak bisa bantuin Lo, Elo harus bisa bertanggungjawab atas perbuatan Lo. selesaikan semuaya. Bye]" setelah ucapan terakhirnya, Kristin langsung mematikan sambungan telfon. tapi omongan Kristin memang benar, aku harus bisa bertanggungjawab tentang apa yang sudah aku lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I will meet you
Romance⚠️⚠️🔞🔞 Prilly seorang yang tidak percaya tentang "CINTA" yang dia tahu hanya sebuah kenyamanan yang diberikan dari orang yang selama ini dekat dengan dia. Banyak yang menaruh hati dengan dia karena sikap peduli dan penyayang membuat beberapa orang...